²©²ÊÍøÕ¾

Newsletter

Rupiah Dihantui Kabar AS, IHSG "Serahkan Nasib" ke Prajogo Pangestu?

Tasya Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
11 June 2024 06:00
Infografis, Grafik Pergerakan Nilai Rupiah Sepekan
Foto: Infografis/ Pergerakan Rupiah Sepekan/ Edward Ricardo Sianturi
  • Pasar keuangan RI kemarin bergerak sangat volatil, rupiah ambruk, obligasi dijual investor, tetapi IHSG berhasil rebound.
  • Bursa Wall Street kompak menguat di tengahÌýwait and seeÌýinvestor menunggu data inflasi dan keputusan the Fed pekan ini.
  • Penantian terhadap inflasi AS, kenaikan indeks dollarÌý sampai lelang surat utang negara (SUN) akan menjadi sentimen penggerak market hari ini.

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ indonesia - Pasar keuangan RI bergerak sangat volatile pada perdagangan kemarin, Senin (10/6/2024). Rupiah anjlok dalam, obligasi kembali dilego investor, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound berkat manuver saham Prajogo Pangestu, padahal pada sesi I sempat ambruk.

Sentimen selengkapnya yang potensi mempengaruhi pasar pada hari ini, Selasa (11/6/2024) silahkan dibaca pada halaman tiga artikel ini.

Membahas pasar saham terlebih dahulu, pada perdagangan kemarin IHSG berakhir di posisi 6.921,54. Dalam sehari berhasil menguat 0,34% atau 23,59 poin. Apresiasi ini berbanding terbalik dengan pergerakan sehari sebelumnya yang terkoreksi 1,10%.

Pergerakan IHSG kemarin terbilang sangat volatile. Pada awal perdagangan hingga pukul 10.00 WIB, indeks keseluruhan saham di bursa ini terperosok menyentuh level terendah 6/846,31.

Kemudian beberapa menit setelahnya, IHSG dengan cepat rebound berkat manuver saham-saham yang terafiliasi konglomerat Prajogo Pangestu.

Paling menarik, ada dari pergerakan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang sempat Auto Reject Bawah (ARB) ke posisi Rp5.500 per lembar, pada pukul 09.55 WIB.

Namun, hanya dalam hitungan setengah jam harga saham naik signifikan dan berakhir Auto Reject Atas (ARA) ke posisi Rp6.650 per lembar. Jika ada investor yang menampung di harga ARB, maka hanya dalam sehari saja keuntungannya sudah mencapai 20%.

Berkat kenaikan signifikan tersebut, BREN menjadi saham pendongkrak IHSG paling banyak mencapai 23,29 poin. Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) juga ikut mendukung kekuatan IHSG, dengan menopang 5,58 poin.

Sementara saham lainnya yang ikut mendorong IHSG hijau ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 13,74 poin, PT Amman Mineral International Tbk (AMMN) 10,94 poin, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 5,85 poin.

Sayangnya, dari sisi aliran dana asing masih mencatatkan net sell, di regional market mencapai Rp446,59 miliar, sementara di pasar nego dan tunai sudah ada net buy sebesar Rp150,54 miliar. Namun, jika ditotal secara keseluruhan masih net sell sebesar Rp296,05 miliar.

Saham BREN yang naik banyak, malah menempati posisi dibuang asing paling banyak, mencapai Rp251,7 miliar. Nampaknya, investor memanfaatkan momentum scalping karena kenaikan signifikan yang terjadi kemarin.

Masih dari satu grup, saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga dibuang asing sebanyak Rp44 miliar.

Saham lainnya yang banyak di lego asing ada dari saham teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebanyak Rp146,1 miliar. Lalu ada saham perbankan, BBRI dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), yang masing-masing dijual Rp61,3 miliar dan Rp50 miliar.

Flow asing yang masih keluar dari pasar saham ini kemudian berimplikasi pada nilai tukar rupiah yang kemarin jeblok cukup dalam.

Melansir data Refinitiv, rupiah kembali ambruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke posisi Rp16.275/US$. Dalam sehari terdepresi 0,53% yang kemudian menghapus penguatan rupiah sepanjang pekan lalu sebesar 0,34%.

Selain karena flow asing yang masih keluar dari pasar Tanah Air, mata uang Garuda tertekan dalam karena indeks dolar AS (DXY) kembali melambung. ²©²ÊÍøÕ¾ memantau pada Senin malam pukul 19.09 WIB, DXY naik 0,31% ke posisi 105,20.

Selama dolar AS masih menguat, maka mata uang RI masih mendapat tekanan cukup besar. Ditambah sentimen pasar yang fokus menanti dua kabar genting dari negeri Paman Sam terkait inflasi dan pengumuman suku bunga the Fed.

Lebih lanjut, investor asing juga tampak keluar dari SBN pada transaksi 3-6 Juni 2024 sebesar Rp0,66 triliun. Sejak awal tahun, berdasarkan data setelmen sampai dengan 6 Juni 2024 tercatat investor asing tercatat jual neto Rp36,02 triliun di pasar SBN.

Asing yang keluar dari pasar obligasi ini membuat yield obligasi acuan RI kembali naik. Melansir data Refintiiv, yield ID10Y bertengger di 6,98%, naik 8 basis poin (bps) pada perdagangan kemarin.

Bursa Wall Street berakhir hijau pada perdagangan Senin malam (10/6/2024) atau Selasa dini hari (11/4/2024) kompak mengakhiri perdagangan di zona hijau.Ìý Kenaikan ditopang penguatan beberapa saham mega cap, meskipun di tengah penantian pengumuman kebijakan suku bunga the Fed.

Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 69,05 poin, atau 0,18%, menjadi 38.868,03, S&P 500 (SPX) naik 13,79 poin, atau 0,29%, menuju 5.360,79 dan Nasdaq Composite (IXIC) bertambah 59,39 poin, atau 0,35%, ke posisi 17.192,52.

Saham-saham yang menjadi penopang Wall Street, ada Nvidia (NVDA) menguat 0,7% setelah stock split 10 : 1, ini memicu perbincangan tentang kemungkinan masuknya perusahaan tersebut ke dalam blue-chip DJIA.

Adapun yang naik tinggi, saham Southwest Airlines (LUV.N) berhasil melonjak 7,6 % setelah aktivis investor Elliott Investment Management mengungkapkan pihaknya telah membangun posisi US$1,9 miliar di perusahaan tersebut.

Saham mega cap lain yang naik ada Microsoft 0,9%, Meta 2%, Alphabet 0,5%, dan Amazon 1,5%.

Sementara itu, saham Apple malah turun 1,9% menjelang konferensi pengembang tahunan pembuat iPhone. Investor sangat menantikan informasi terbaru tentang cara perusahaan mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam penawarannya.

Pelaku pasar sejauh ini masih menanti kebijakan bank sentral AS, yang akan merilis proyeksi ekonomi dan kebijakan terkini. Meskipun, sejauh ini pasar memperkirakan suku bunga akan dipertahankan tetap stabil.

Investor juga akan mencari petunjuk kapan bank sentral AS akan mulai menurunkan suku bunganya. Quincy Krosby, kepala strategi global, LPL Financial di Charlotte, North Carolina. mengungkap ini merupakan pekan yang penting bagi pasar.

"Ini adalah minggu yang penting bagi pasar dalam hal komentar dan pesan dari Federal Reserve," kata Quincy.

Quincy melanjutkan, "Selain itu, Anda akan melihat laporan CPI pada Rabu pagi (waktu AS). Apapun yang terkait dengan perekonomian dan apapun yang terkait dengan inflasi dilihat oleh pasar melalui kacamata Federal Reserve."

Sentimen pasar baik dari global maupun nasional pada hari ini, Selasa (11/6/2024) tidak terlalu banyak. Meski begitu ada beberapa hal yang bakal mempengaruhi pergerakan pasar keuangan secara keseluruhan pada hari ini :

Tekanan Rupiah Belum Reda, Indeks Dolar AS (DXY) Masih Melambung

Indeks dolar AS (DXY) masih melambung lagi. Pada Selasa pukul 05.21 WIB, indeks dolarÌýterpantau menguat 0,25% menuju posisi 105.16, melanjutkan apresiasi sehari sebelumnya yang menguat signifikan 0,75%. Dalam dua hari, DXY sudah menguat nyaris 1%. Posisi indeks dolar hari ini adalah yang tertinggi sejak 10 Mei 2024.

Ìý

Tekanan dolar AS tampaknya masih akan menjadi pemberat mata uang Garuda. Melansir google finance, di pasar NDF rupiah terpantau sudah ambruk lagi ke posisi Rp16.305,90/US$. ²©²ÊÍøÕ¾ memantau posisi ini pada Selasa dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.

Sebagaimana diketahui, dolar AS yang kuat ini terjadi setelah laporan data tenaga AS lebih kuat dari perkiraan. Departemen Ketenagakerjaan AS pada Jumat malam (7/6/2024) mengumumkan data pekerjaan tercatat di luar pertanian melonjak ke 272.000 pekerjaan pada Mei 2024.

Angka tersebut lebih tinggi dari konsensus yang hanya proyeksi naik ke 185.000 dari 175.000 pekerjaan pada April. Sementara untuk tingkat pengangguran naik tipis menjadi 4%.

Selain itu, penantian investor masih terfokus pada rilis data inflasi negeri Paman Sam yang akan rilis besok, Rabu malam (12/6/2024) yang akan menjadi gambaran lebih luas terhadap kebijakan moneter bank sentral AS atau the Fed.

Pengumuman terkait suku bunga tersebut juga akan diumumkan tak lama setelah rilis inflasi, tepatnya pada Kamis dini hari waktu Indonesia (13/6/2024) setelah melaksanakan rapat selama dua hari.

Rapat FOMC The Fed Hari Pertama dimulai

Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) the Fed sendiri akan dimulai pada hari ini, kemudian akan berlangsung selama dua hari. Chairman The Fed Jerome Powell akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada Kamis dini hari waktu Indonesia (13/6/2024).

Sejauh ini, nada hawkish masih mendominasi pelaku pasar terhadap ekspektasi kebijakan moneter the Fed. Pasar memperkirakan kemungkinan besar suku bunga pada pertemuan pekan ini masih dipertahankan di level 5,25% - 5,50%.

Sementara penurunan suku bunga pertama kali kemungkinan akan terjadi mulai September mendatang. Perhitungan CME Fedwatch Tool, kini menunjukkan probabilitas pemangkasan suku bunga AS di September mencapai 45%.

Sebagai informasi, sebelumnya pada dot plot Maret silam, 9 dari 19 pejabat The Fed melihat ada peluang pemangkasan suku bunga sebanyak 0,75% hingga akhir tahun ini. Proyeksi ini dengan melihat median proyeksi suku bunga oleh pejabat The Fed dalam dokumen dalam dokumen "dot plot" menjadi 4,5-4,75% atau median 4,6% hingga akhir tahun ini.

Median ini mengindikasikan jika The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 0,75% atau sebanyak tiga kali masing-masing sebesar 0,25% hingga akhir tahun.

Sementara hanya dua pejabat yang memperkirakan The Fed akan tahan suku bunganya di level 5,25-5,5% hingga akhir 2024.

perhitungan peluang pemangkasan suku bunga oleh CME Fedwatch ToolFoto: CME FedWatch Tool
perhitungan peluang pemangkasan suku bunga oleh CME Fedwatch Tool

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) RI Masih di Zona Ekspansif

Beralih ke domestik, pada kemarin Bank Indonesia (BI) diketahui merilis data Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK).

IKK Indonesia pada April 2024 terpantau cukup baik dengan kenaikan sebesar 3,9 indeks poin ke angka 127,7. Sementara data terbaru, pada Mei 2024 IKK turun menjadi 125.2.

Meski keyakinan konsumen ada penyusutan, nilai tersebut masih dipertahankan di atas 100 yang menunjukkan konsumen masih di zona ekspansi.

Lelang SUN Pemerintah RI target indikatif Rp22 triliun

Masih dari domestik, untuk sentimen pasar obligasi, pemerintah RI diketahui akan memulai masa pemesanan SBN ritel seri Saving Bond Ritel SBR013 pekan ini, disambung lelang rutin SUN dengan target indikatif mencapai Rp22 triliun.

Sebagai informasi, lelang kali cukup menjadi perhatian lantaran yield obligasi acuan RI bertenor 10 tahun ikut melambung terkatrol sentimen genting dari AS dan indeks dolar yang melambung.

Kemarin yield obligasi 10 tahun bahkan sempat naik ke atas 7%. Ketika yield semakin naik, biasanya beban pemerintah untuk ongkos bayar bunga juga ikut terkerek. Diperlukan pengambilan keputusan yang konservatif untuk memenangkan lelang dari sejumlah minat yang masuk, terutama dari asing.

Ramai RUPS - Musim Dividen Masih Berlanjut

Hari ini ada banyak emiten akan melaksanakan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), tercatat ada 23 emiten yang melangsungkan di hari yang sama.

Musim dividen juga masih berlanjut pada hari ini, setidaknya ada 6 emiten yang tercatat mengalami periode cumulative date-nya.

Sebagai catatan, cumulative date merupakan masa terakhir di mana investor masih bisa mendapatkan hak dividen. Meski demikian, perlu diantisipasi adanya risiko dividen trap lantaran harga saham biasanya koreksi dalam sehari setelah cum date, atau ketika ex date.

IHSGÌýKembali Bergantung ke PrajogoÌýPangestu?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (10/6/2024), setelah sempat bergerak cenderung volatil di sepanjang perdagangan.

IHSG ditutup menguat 0,34% ke posisi 6.921,55. IHSG akhirnya berhasil kembali ke level psikologis 6.900. IHSG sempat melemah hingga kemudian rebound karena lonjakan saham-saham milik Prajogo Pangestu.

Empat saham milik konglomerat tersebut melonjak kemarin dan menjadi salah satu faktor yang mengubah arah IHSG.

Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terbang 9,92% ke Rp 6.650 per saham. Saudara sekandung BREN, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) melesat 2,06% ke Rp 8.675 sementara saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) terbang 7,25% ke Rp 1.035. Saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) melesat 10,26% ke Rp 8.600 dan dan saham PT Petrosea Tbk (PTRO) melesat 16,6% ke Rp 9.300.

Pergerakan IHSG yang didominasi saham Prajogo Pangestu memang bukan kali ini terjadi. Contoh paling nyata adalah Rabu pekan lalu (6/6/2024). IHSG sebenarnya diselimuti oleh berbagai sentimen positif, hanya saja bobot saham Prajogo Pangestu yang besar mampu menutupi segala optimisme pasar.

Dua saham Prajogo Pangestu menjadi penekan IHSG di akhir perdagangan Rabu pekan lalu dengan saham BRENÌýmenjadi yang paling besar yakni mencapai 31,6 indeks poin. Selain BREN, ada saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang juga membebani IHSG hingga 29,9 indeks poin.

Saham BREN kembali membebani IHSG, seperti yang terjadi pada akhir Mei lalu. Diketahui dalam beberapa hari terakhir, BREN sudah mencetak auto rejectbawah (ARB) sebanyak empat kali. Padahal sebelumnya, BREN sempat melesat dan mencetakauto rejectatas (ARA).

Selasa, 11 Juli 2024

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • ²©²ÊÍøÕ¾ menggelar BPD Forum dengan narasumber Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK , Dewan Pakar Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia, Direktur Utama Bank Sumsel Babel, dan Direktur Bank Kalteng.
  • FOMC Meeting hari pertama di mulai

  • Lelang SUN Pemerintah RI

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Cum date dividen WINE

  • Cum date dividen TOTO

  • Cum date dividen NTBK

  • Cum date dividen MTDL

  • Cum date dividen FWCT

  • Cum date dividen BPII

  • RUPST & RUPSLB AGRS

  • RUPST ASLI

  • RUPST AXIO

  • RUPST BABY

  • RUPST BRAM

  • RUPST BULL

  • RUPST DVLA

  • RUPST & RUPSLB GOTO

  • RUPST IGAR

  • RUPST IPAC

  • RUPST JTPE

  • RUPST MGLV

  • RUPST & RUPSLB NPGF

  • RUPST PRIM

  • RUPST SRGK

  • RUPST SAME

  • RUPST SCCO

  • RUPST SHIP

  • RUPST SKBM

  • RUPST SKBM

  • RUPST SMGA

  • RUPST SOTS

  • RUPST ZYRX

Berikut untuk indikator ekonomi RI :

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular