
Gantungkan Nasib Pada Gelombang Panas, Saham Batu Bara Masih Menarik?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga batu bara acuan dunia kembali menunjukkan tanda-tanda penguatan setelah mengalami penurunan selama empat hari berturut-turut. Volatilitas harga batu bara berpotensi membuat saham batu bara kembali dilirik investor.
Menurut data Refinitiv, harga batu bara acuan ICE Newcastle untuk kontrak Juli berakhir di posisi US$133,70 per ton pada perdagangan Senin (10/6/2024), mengalami penguatan harian sebesar 0,53%. Penguatan ini mengakhiri tren penurunan yang telah mengakibatkan harga batu bara jatuh lebih dari 5% dalam sepekan sebelumnya.
Ahmad Zuhdi, Ekonom Komoditas Batu Bara di Bank Mandiri, memberikan pandangan optimistis mengenai proyeksi harga batu bara sepanjang sisa tahun 2024. "Kami melihat dengan kebutuhan batu bara yang masih cukup tinggi, dan The Fed yang kemungkinan akan menahan atau memotong suku bunga, sepertinya batu bara masih akan tetap di range US$120-140 hingga akhir tahun 2024," ujar Zuhdi, kepada °ä±·µþ°äÌý±õ²Ô»å´Ç²Ô±ð²õ¾±²¹.
Ia menambahkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi outlook positif ini antara lain suku bunga, permintaan dari China dan India, serta produksi dari Indonesia dan Australia.
Faktor-faktor Penggerak Harga Batu Bara
Menurut Chem Analyst, harga batu bara diperkirakan akan terus naik karena meningkatnya permintaan, terutama dari kawasan Asia-Pasifik (APAC) yang sedang mengalami gelombang panas. Kondisi ini mendorong konsumsi energi yang tinggi, terutama untuk alat pendingin. Beberapa negara seperti Thailand, Filipina, dan Vietnam, yang mengalami gelombang panas tinggi, meningkatkan permintaan batu bara.
Jepang juga menunjukkan peningkatan permintaan, dengan Kansai Electric melaporkan bahwa mereka memperkirakan pembangkit listrik akan meningkat pada tahun fiskal berikutnya (April 2024-Maret 2025). Kyushu Electric juga memperkirakan peningkatan impor batu bara karena tingkat pemanfaatan pembangkit listrik tenaga nuklir yang lebih rendah.
Di Afrika Selatan, harga batu bara naik tipis sebesar 1%, didorong oleh rendahnya stok dan stabilnya permintaan dari India dan Asia-Pasifik. Persediaan di Richards Bay Coal Terminal (RBCT) telah pulih dari posisi terendah sebelumnya, didukung oleh tingginya permintaan dari India dan kawasan Asia-Pasifik.
Kinerja Saham Batu Bara
Secara keseluruhan, pergerakan saham perusahaan batubara dalam setahun terakhir menunjukkan hasil yang baik.
Kendati beberapa perusahaan mengalami penurunan laba bersih, ada optimisme di kalangan pelaku pasar mengenai prospek harga batu bara dalam jangka menengah. Peningkatan permintaan selama musim panas, ditambah dengan penurunan produksi, diperkirakan akan menyebabkan kenaikan harga batu bara lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.
Dengan berbagai faktor pendukung seperti permintaan yang tinggi dari China dan India, serta kebijakan suku bunga dari The Fed, prospek harga batu bara masih akan stabil hingga akhir 2024.
Meskipun beberapa perusahaan batu bara mengalami penurunan laba bersih, optimisme terhadap kuotasi harga dalam jangka menengah tetap tinggi. Meski demikian, kondisi harga batu bara tidak dapat sepenuhnya ter refleksi pada laba bersih, mengingat terdapat berbagai faktor seperti perbedaan cost, kualitas batu bara, tingkat beban bunga utang, dan berbagai faktor lainnya.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
Ìý
(mza/mza)