
Harga Batu Bara Nanjak Pelan-pelan, China-India Pembawa Berkah

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga batu bara mengalami kenaikan tipis seiring dengan meningkatnya permintaan India dan menurunnya pasokan China.
Berdasarkan data dari Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle untuk kontrak Juli pada perdagangan Senin (17/6) ditutup di posisi US$ 135,5 per troy ons, naik 0,25% dari harga sebelumnya. Penutupan perdagangan sebelumnya pada Jumat (14/6) mencatat harga batu bara turun 0,91% menjadi US$ 135,15 per troy ons.
Kenaikan harga ini terjadi di tengah situasi pasar global yang dinamis. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga batu bara adalah perubahan permintaan dan pasokan di beberapa negara besar seperti India dan China.
Peningkatan Impor Batu Bara India
India, sebagai salah satu importir batu bara terbesar di dunia, menunjukkan peningkatan signifikan dalam impor batu bara pada April 2024. Berdasarkan laporan dari Construction World, impor batu bara India meningkat 13,2% menjadi 26,10 juta metrik ton (MT) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 23,05 MT. Peningkatan ini disebabkan oleh persiapan menghadapi musim panas yang lebih awal dari biasanya.
Menteri Batu Bara dan Tambang India, G. Kishan Reddy, menyarankan agar India lebih banyak memproduksi batu bara secara domestik dan mengurangi impor. Namun, data dari Mjunction Services Ltd menunjukkan bahwa impor batu bara dan kokas pada April 2024 melalui pelabuhan utama dan non-utama meningkat 13,2% dibandingkan April 2023. Impor batu bara non-kokas mencapai 17,40 MT, naik dari 15,15 MT tahun lalu, sementara impor batu bara kokas mencapai 4,97 MT, meningkat dari 4,77 MT pada periode yang sama.
Vinaya Varma, MD dan CEO Mjunction, mencatat bahwa ada peningkatan volume impor. Menurutnya, permintaan yang terus berlanjut dari sektor tenaga listrik dan sektor non-regulasi kemungkinan akan bertahan karena restocking sebelum musim hujan. Data juga menunjukkan bahwa impor batu bara pada April meningkat 8,93% dibandingkan Maret, di mana impor tercatat sebesar 23,96 MT. Pada tahun fiskal 2024, impor batu bara India naik 7,7% menjadi 268,24 MT, didorong oleh harga yang lebih rendah dan ekspektasi permintaan listrik yang lebih tinggi selama musim panas. Volume impor batu bara negara tersebut adalah 249,06 MT pada tahun fiskal 2023.
Melansir The Hindu Business Line, impor batu bara termal India terus meningkat selama enam bulan berturut-turut hingga Mei 2024. Pengiriman batu bara mencapai titik tertinggi dalam enam bulan terakhir saat pembangkit listrik termal (TPP) menambah stok mereka untuk mengantisipasi peningkatan permintaan listrik akibat suhu musim panas yang tinggi.
Penurunan Produksi Batu Bara di China
Di sisi lain, China, sebagai produsen batu bara terbesar di dunia, mengalami penurunan produksi sebesar 0,8% year-on-year pada Mei 2024. Berdasarkan data dari biro statistik nasional China yang dilansir oleh Reuters, produksi batu bara China mencapai 383,85 juta ton pada Mei, naik dari 371,67 juta ton pada April, namun tetap menjadi level terendah sejak Oktober 2022.
Produksi harian batu bara di China turun menjadi 12,38 juta ton per hari pada Mei, dari 12,39 juta ton per hari pada bulan sebelumnya. Dari Januari hingga Mei, produksi batu bara China mencapai 1,86 miliar ton, turun 3% dari periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh inspeksi keselamatan yang berkelanjutan yang menyebabkan beberapa produksi terhenti.
Diharapkan bahwa produksi batu bara China akan tetap rendah selama paruh pertama tahun ini setelah penguatan standar keselamatan yang menyebabkan penurunan produksi di Shanxi, salah satu wilayah penghasil batu bara utama di China. Akibatnya, sebuah kelompok industri mengatakan bulan lalu bahwa pertumbuhan produksi tahunan China akan berada dalam kisaran -1% hingga 1% tahun ini, setelah sebelumnya memperkirakan ekspansi 1%. Bulan lalu, China mengimpor 11% lebih banyak batu bara dibandingkan tahun sebelumnya untuk menutupi kekurangan produksi. Impor meningkat 12,6% selama lima bulan pertama tahun ini.
Dampak Global dan Prospek Masa Depan
Peningkatan impor batu bara India dan penurunan produksi di China menunjukkan adanya dinamika permintaan dan pasokan yang signifikan di pasar batu bara global. Kondisi ini menciptakanÌýturut mendorong kenaikan tipis harga batu bara.
Permintaan batu bara dari India diperkirakan akan tetap tinggi, terutama karena negara tersebut sedang berusaha untuk mengatasi kekurangan energi dan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik. Sementara itu, China, dengan kebijakan ketat terhadap keselamatan pertambangan, kemungkinan akan mempertahankan produksi yang moderat, yang dapat terus mendorong impor batu bara dari negara lain.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
Ìý
(mza/mza)