Sri Mulyani-Airlangga-Tim Prabowo Bawa IHSG-Rupiah Hijau, Asing Masuk?
- Pasar keuangan Indonesia kompak mengakhiri perdagangan di zona, IHSG dan rupiah sama-sama menguat
- Wall Street ditutup beragam, hanya Dow Jones yang menguat sementara Nasdaq dan S&P 500 melemah
- Hasil konferensi pers pemerintah dan tim Prabowo serta pernyataan pejabat The Fed diperkirakan akan menjadi sentimen pasar hari ini
Jakarta, վ - Pasar keuangan Indonesia kompak ditutup menguat pada Senin (24/6/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik diikuti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami apresiasi begitu pula Surat Berharga Negara (SBN) kembali diborong investor.
Pasar keuangan diperkirakan masih bergerak cukup volatil pada hari ini, Selasa (25/6/2024) dengan terdapat beberapa sentimen yang telah rilis kemarin dan agenda hari ini. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar pekan ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat. Penguatan ini sekaligus melanjutkan penutupan di zona hijau selama tiga hari beruntun. Pada perdagangan kemarin, IHSG berakhir di 6.889,16 atau naik 0,13% dalam sehari. Penguatan ini melanjutkan tren positif selama tiga hari beruntun atau sejak Kamis pekan lalu.
Ada sebanyak 19,33 juta lembar saham yang berpindah tangan hingga 863.698 kali, sehingga total transaksi perdagangan kemarin mencapai Rp9,63 triliun. Adapun 312 saham menguat, 247 saham turun, sementara sisanya 224 saham cenderung stagnan.
Kenaikan IHSG kemarin masih dipimpin emiten EBT terbesar RI, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sebanyak 10,72 poin. Kemudian diikuti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 4,88 poin, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) 4,83 poin, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) 4,47 poin, dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) 3,41 poin.
Sementara dari pasar mata uang, rupiah menguat terhadap dolar AS pada penutupan kemarin 0,33% ke angka Rp16.390/US$. Posisi ini mematahkan tren pelemahan rupiah yang terjadi dua hari beruntun.
Apresiasi rupiah ini tercermin setelah Konferensi Pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta yang menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Thomas Djiwandono digelar.
Airlangga, Sri Mulyani, dan Thomas memberikan pernyataan yang menenangkan pasar hingga akhirnya rupiah dapat lebih stabil kemarin.
Sementara sebelumnya, pada Jumat (21/6/2024), Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) imbas rupiah yang terus melemah hingga menembus level Rp16.400 per dolar Amerika Serikat (AS).
Hadir Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar. Dalam rapat itu juga terlihat dihadiri Menko Perekonomian Airlangga Hartanto.
Selanjutnya, beralih pada imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang bertenor 10 tahun terpantau mengalami penurunan dari 7,115% menjadi 7,097%.
Penurunan imbal hasil ini merupakan yang terendah sejak 19 Juni 2024.
Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield turun berarti harga obligasi naik, hal ini menunjukkan minat investor mulai kembali lagi ke SBN.
(rev/rev)