²©²ÊÍøÕ¾

Newsletter

Inflasi AS Melonjak: Awas! Indonesia Bisa Ikut Tanggung Derita

Susi Setiawati, ²©²ÊÍøÕ¾
13 February 2025 06:15
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia
Foto: Pixabay/gerd Altmann
  • Pasar keuangan Indonesia akhirnya kompak menguat, IHSG dan rupiah mengakhiri periode negatif
  • Wall Street berakhir beragam setelah rilis data inflasi AS
  • Data inflasi AS, pernyataan The Fed dan perkembangan ekonomi dalam negeri akan menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Investor akhirnya berpesta atas keberhasilan pasar keuangan Tanah Air yang kompak menguat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mematahkan kejatuhan selama lima hari beruntun usai reboundnya saham-saham blue chip. Begitu juga rupiah yang mematahkan pelemahan selama dua hari beruntun jelang data inflasi Amerika Serikat (AS).

Kini optimisme mulai menyelimuti pasar keuangan tanah air. Pergerakan IHSG dan rupiah diperkirakan kembali volatile pada perdagangan esok mengingat banyaknya sentimen dan data-data ekonomi yang akan rilis. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman empat.

IHSG pada akhir perdagangan Rabu (12/2/2025) ditutup melejit 1,74% di level di 6.645,78 dengan total transaksi mencapai sekitar Rp 10,92 triliun dan volume transaksi mencapai 16,68 miliar lembar saham dengan ditransaksikan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 367 saham ditutup menguat, 212 saham melemah dan 217 lainnya berakhir stagnan.

Penguatan IHSG pada perdagangan kemarin ditopang oleh rebound saham-saham emiten blue chip yang sempat tertekan dalam pada beberapa hari perdagangan terakhir.

Saham Telkom Indonesia (TLKM) menjadi penopang utama kinerja IHSG setelah mampu menguat 6,90% dan menyumbang kenaikan 18,51 indeks poin.

ejumlah saham konglomerasi juga kembali diperdagangkan di zona hijau setelah beberapa hari babak belur, saham-saham tersebut termasuk Chandra Asri Pacific (TPIA) yang naik 11,28% (17,13 indeks poin), Amman Mineral Internasional (AMMN) yang naik 5,90% (12,81 indesk poin) dan Barito Renewables Energy (BREN) yang naik 4,15% (9,64 indeks poin).

Selain itu empat bank terbesar RI (BBCA, BBRI, BBNI dan BMRI) juga ikut menjadi penopang kinerja IHSG hari ini, dengan Bank Negara Indonesia (BBNI) mencatatkan penguatan terbesar atau naik hingga 5,65%.

Kemudian melengkapi 10 besar penopang penguatan IHSG hari ini adalah GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) dan Pantai Indah Kapul Dua (PANI).

Beralih ke rupiah yang akhirnya menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang dirilis pada dini hari ini.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,06% di angka Rp16.360/US$ pada perdagangan Rabu (12/02/2025). Posisi ini berbeda dengan penutupan perdagangan Selasa sebelumnya (11/2/2025) yang melemah sebesar 0,18%. Penguatan ini berhasil mematahkan pelemahan selama dua hari beruntun.

Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Rabu (12/2/2025) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun tercatat menguat 0,35% di level 6.841 dari perdagangan sebelumnya.

Imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN). Begitu pula sebaliknya, imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).

Dari bursa Amerika Serikat (AS), pasar saham AS Wall Street dominan ditutup melemah, hanya menyisakan penguatan tipis Nasdaq.

Pada penutupan perdagangan Rabu (12/2/2025), Dow Jones melemah 0,50% di level 44.368,68, begitu juga dengan S&P 500 turun 0,27% di level 6.051,92. Sementara Nasdaq berhasil menguat tipis 0,03% di level 19.649,95.

Dow Jones dan S&P 500 merespon negatif usai pembacaan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan, menambah kekhawatiran bahwa The Federal Reserve (The Fed) tidak akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat, sementara CVS Health dan Gilead Sciences menguat setelah laporan triwulanan yang optimis.

Saham Nvidia (NVDA.O) dan Amazon (AMZN.O) turun lebih dari 1%, dimana dua raksasa komputasi AI membebani indeks S&P 500.

Sementara data indeks harga konsumen (IHK) AS, pengukur inflasi, naik 3% pada periode Januari 2025 secara tahunan (yoy). Kenaikan tersebut menjadi kenaikan tertinggi dalam hampir satu setengah tahun, memperkuat pesan bahwa The Fed tidak akan terburu-buru untuk melanjutkan pemotongan suku bunga.

Lonjakan harga memberikan catatan peringatan terhadap dorongan Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif pada barang impor, yang menurut para ekonom dianggap sebagai inflasi.

Suku bunga berjangka sekarang menunjukkan para pelaku pasar melihat peluang sekitar 70% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi pada akhir tahun 2025, turun dari peluang sekitar 80% pada hari Selasa, menurut CME Fedwatch.

"Pasar mencerna bahwa The Fed mungkin tidak akan memangkas sama sekali. Itulah sebabnya pasar saham turun," ujar Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma.

Penguatan yang terjadi pada IHSG dan rupiah pada perdagangan kemarin Rabu (12/2/2025) mendorong optimisme pasar keuangan Tanah Air hari ini kembali sumringah. Mengingat kini sudah emiten-emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mulai ramai merilis kinerja keuangan.

Hari ini pasar keuangan juga di dorong oleh beberapa sentimen positif dari dalam negeri hingga sentimen dari luar negeri. Namun, lonjakan inflasi AS bisa mmbebani rupiah hingga IHSG hari ini.

Inflasi AS

Inflasi AS secara mengejutkan mengalami lonjakan cukup tajam pada Januari 2025. Inflasi menembus 0,5% secara bulanan (month to month/mtm) atau yang tertinggi sejak Agustus 2023 atau hampir 1,5 tahun.

Inflasi juga melesat 3,0% secara tahunan (year on year/yoy) pada Januari 2025 atau tertinggi sejak Juni 2024. Sementara itu, inflasi inti tercatat 3,3% (yoy) pada Januari 2025 atau naik dibandingkan Desember 2024 yang tercatat 3,2%.

Inflasi jauh di atas ekspektasi yakni 0,3 (mtm) dan 2,9% (yoy).

Kenaikan inflasi dipicu oleh meningkatnya harga energi dan pangan, terutama telur. Harga telur melonjak 53% setahun dan 15,2% sebulan karena terjadi kekurangan yang meluas akibat wabah flu burung yang mematikan.

Dengan adanya lonjakan inflasi maka harapan pelaku pasar untuk melihat pelonggaran suku bunga secara signifikan akan sirna. Inflasi merupakan pertimbangan utama bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan kebijakan suku bunga.
"Mimpi buruk mengenai inflasi belum berakhir untuk konsumen, bisnis, dan investor. Mungkin ada faktor musiman yang mendorong harga naik lebih cepat pada Januari. Ini jelas berita untuk pejabat The Federal Reserve,"," kata Chris Rupkey, kepala ekonom di FwdBonds, kepada ²©²ÊÍøÕ¾ International.

Pidato Powell
Chairman bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jeriime Powell menyampaikan testimoni tahunan di depan Komite Layanan Keuangan DPR pada Rabu waktu AS. Powell mengatakan bahwa data CPI terbaru menunjukkan kemajuan tetapi masih di bawah target kisaran 2%.

"Kami ingin menjaga kebijakan yang restriktif untuk saat ini," ujar Powell, dikutip dari CNN Business.

Dia juga kembali menegaskan jika The Fed tidak terburu-buru untuk melakukan pemotongan suku bunga lebih lanjut.

Pernyataan Powell ini mengindikasikan jika pelonggaran The Fed akan terbatas. The Fed memutuskan menahan suku bunga di 4,25-4,50% pada Januari 2025 setelah sebelumnya membabat suku bunganya tiga kali beruntun pada tahun lalu secara berturut-turut yakni pada September (50 bps), November (25 bps), dan Desember (25 bps).

Pelaku pasar kini melihat pemangkasan suku bunga kemungkinan tidak akan terjadi sampai setidaknya September, jika memang ada pemotongan tahun ini. Ekspektasi ini sudah jauh bergeser dari sebelumnya di Juni.

Kemungkinan pemotongan suku bunga kedua adalah sebelum akhir tahun.

Merujuk CME Tool, proyeksi pemotongan di Maret kini hanya 2,5%, sebesar 13,2% di Mei, sebesar 22,8% di Juni dan 41,2% di Juli. Proyeksi meningkat emnjadi 55,9% di September.

Rilis Kinerja Bank BRI

Pergerakan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kini sudah mulai menunjukkan pembalikkan arah positif usai naik selama dua hari beruntun. Pasalnya kenaikan saham BBRI diperpanjang usai perseroan merilis kinerja keuangannya.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) berhasil mencetak laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp60,64 triliun, naik tipis atau 0,36% secara tahunan (yoy).

Mengutip laporan keuangan di media massa, pencapaian tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp142,05 triliun, naik 3,38% yoy dari setahun sebelumnya Rp137,40 triliun.

Bank BRI berhasil membukukan pertumbuhan kredit sebesar 6,97% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1.355 triliun. Portofolio kredit Bank BRI masih didominasi oleh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Kemudian, dari sisi penyaluran kredit BRI dan pinjaman syariah yang tercatat sebesar Rp1.348,21 triliun, tumbuh 7,98% yoy pada tahun 2024, dari setahun sebelumnya Rp1.248,51 triliun. Total kredit UMKM tercatat sebesar Rp1.110,37 triliun.

Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 2,94% dan NPL net sebesar 0,75% per Desember 2024. BRI juga mencatatkan NPL coverage sebesar 215,01%.

Pada penghimpunan dana, BRI berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.365,45 triliun. Dengan porsi dana murah atau current account savings account (CASA) sebesar 67,30%.

Dengan begitu, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) konsolidasi BRI sebesar 89,39% sepanjang tahun lalu.

Aset BRI pun tercatat tumbuh 1,42% yoy menjadi Rp1.992,92 triliun pada akhir tahun 2024.

Penjualan Ritel RI Naik

Bank Indonesia (BI) telah merilis kinerja ritel atau penjualan di Indonesia yang tercatat masih tumbuh pesat pada periode Januari 2025. Hal ini terlihat dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2025 yang diprakirakan mencapai 211,3 atau secara tahunan tumbuh sebesar 0,4%. Namun, secara bulanan, kinerja penjualan eceran pada Januari 2025 diprakirakan mengalami kontraksi 4,8% setelah tumbuh 5,9% pada Desember 2024.

Mayoritas kelompok tercatat mengalami kontraksi, kecuali Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, yang dipengaruhi oleh faktor normalisasi permintaan masyarakat pasca-perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso memaparkan kinerja penjualan eceran bulan Januari ditopang oleh pertumbuhan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi serta Peralatan Informasi dan Komunikasi yang meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

"Sementara itu, Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta Makanan, Minuman dan Tembakau tetap tumbuh, meski melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujar Ramdan dalam keterangannya, Rabu (12/2/2025).

Penjualan Mobil RI

Pada hari ini Kamis (13/2/2025), Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) akan merilis data penjualan mobil RI periode Januari 2025. Sebelumnya, GAIKINDO mencatat data penjualan whole sales(distribusi dari pabrik ke dealer) sepanjang Januari-Desember 2024 mencapai 865.723 ribu unit. Untuk data retail sales (distribusi dealer ke konsumen) sebanyak 889.680 unit.

Penjualan mobil pada periode tersebut turun dibanding secara year to year (YOY). Whole sales penjualan mobil anjlok 13,9% dibandingkan tahun 2023 lalu sebesar 1.005.802 unit. Tren penurunan juga terjadi secara penjualan retail, turun sampai 10,9 persen. Meski begitu, capaian ini melebihi target revisi GAIKNDO (850 ribu unit).

Toyota Kijang Innova masih menjadi mobil paling laris di Indonesia. Gabungan penjualan Tota Kijang Innova Reborn dan Zenix itu mencatatkan angka penjualan whole sales sebanyak 63.676 unit. Posisi kedua ditempat 'adik' Kijang Innova, yaitu Toyota Avanza. Model mobil serbaguna (multipurpose vehicle, MPV) berjuluk mobil sejuta umat itu mencatatkan whole sales sebanyak 55.838 unit.

Di urutan ketiga, model mobil low cost green car (LCGC) berpenumpang tujuah orang (seven seater) Daihatsu Sigra menjadi mobil terlaris di Indonesia setelah Innova dan Avanza. Daihatsu melepas Sigra sebanyak 54.709 unit. Honda Brio RS dan Satya menjadi mobil terlaris keempat dengan penjualan whole sales sebanyak 51.133 unit. Menutup lima besar ada Daihatsu Gran Max Pick-Up dengan catatan whole sales sebanyak 42.122 unit.

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

• Penjualan Mobil Indonesia periode Januari 2025
• Klaim Pengangguran Berkelanjutan dan Awal AS
• Indeks Harga Produsen (IHP) AS periode Januari 2025
* Opening Ceremony IIMS 2025 di Ballroom JIExpo Convention Centre & Theatre, Jakarta (09.30 WIB)

* Paparan kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk. tahun buku 2024 (09.20 WIB)

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

• RUPS PT Darma Henwa Tbk (DEWA)
• PUBEX

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular