Inflasi AS Melonjak: Awas! Indonesia Bisa Ikut Tanggung Derita
- Pasar keuangan Indonesia akhirnya kompak menguat, IHSG dan rupiah mengakhiri periode negatif
- Wall Street berakhir beragam setelah rilis data inflasi AS
- Data inflasi AS, pernyataan The Fed dan perkembangan ekonomi dalam negeri akan menjadi penggerak pasar hari ini
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Investor akhirnya berpesta atas keberhasilan pasar keuangan Tanah Air yang kompak menguat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mematahkan kejatuhan selama lima hari beruntun usai reboundnya saham-saham blue chip. Begitu juga rupiah yang mematahkan pelemahan selama dua hari beruntun jelang data inflasi Amerika Serikat (AS).
Kini optimisme mulai menyelimuti pasar keuangan tanah air. Pergerakan IHSG dan rupiah diperkirakan kembali volatile pada perdagangan esok mengingat banyaknya sentimen dan data-data ekonomi yang akan rilis. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman empat.
IHSG pada akhir perdagangan Rabu (12/2/2025) ditutup melejit 1,74% di level di 6.645,78 dengan total transaksi mencapai sekitar Rp 10,92 triliun dan volume transaksi mencapai 16,68 miliar lembar saham dengan ditransaksikan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 367 saham ditutup menguat, 212 saham melemah dan 217 lainnya berakhir stagnan.
Penguatan IHSG pada perdagangan kemarin ditopang oleh rebound saham-saham emiten blue chip yang sempat tertekan dalam pada beberapa hari perdagangan terakhir.
Saham Telkom Indonesia (TLKM) menjadi penopang utama kinerja IHSG setelah mampu menguat 6,90% dan menyumbang kenaikan 18,51 indeks poin.
ejumlah saham konglomerasi juga kembali diperdagangkan di zona hijau setelah beberapa hari babak belur, saham-saham tersebut termasuk Chandra Asri Pacific (TPIA) yang naik 11,28% (17,13 indeks poin), Amman Mineral Internasional (AMMN) yang naik 5,90% (12,81 indesk poin) dan Barito Renewables Energy (BREN) yang naik 4,15% (9,64 indeks poin).
Selain itu empat bank terbesar RI (BBCA, BBRI, BBNI dan BMRI) juga ikut menjadi penopang kinerja IHSG hari ini, dengan Bank Negara Indonesia (BBNI) mencatatkan penguatan terbesar atau naik hingga 5,65%.
Kemudian melengkapi 10 besar penopang penguatan IHSG hari ini adalah GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) dan Pantai Indah Kapul Dua (PANI).
Beralih ke rupiah yang akhirnya menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang dirilis pada dini hari ini.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,06% di angka Rp16.360/US$ pada perdagangan Rabu (12/02/2025). Posisi ini berbeda dengan penutupan perdagangan Selasa sebelumnya (11/2/2025) yang melemah sebesar 0,18%. Penguatan ini berhasil mematahkan pelemahan selama dua hari beruntun.
Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Rabu (12/2/2025) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun tercatat menguat 0,35% di level 6.841 dari perdagangan sebelumnya.
Imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN). Begitu pula sebaliknya, imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).
(saw/saw)