²©²ÊÍøÕ¾

Newsletter

The Fed & BI Kompak Tahan Suku Bunga, Badai Bakal Reda Atau Menggila?

Tasya Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
20 March 2025 06:15
Infografis, Pergerakan Grafik Rupiah Sepekan
Foto: Foto Dokumentasi BI, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bertemu dengan Gubernur Bank Sentral AS (The Federal Reserve) Jerome Powell
  • Pasar keuangan bergerak variatif, IHSG sudah berahsil rebound, tetapi rupiah dan obligasi masih kontraksi.

  • Wall Street kompak menguat usai pengumuman The Fed

  • Hari ini pasar masih akan kena efek keputusan suku bunga dan menanti sejumlah data pasar tenaga kerja AS sampai uang beredar M2 Indonesia.

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pasar keuangan Tanah Air bergerak beragam pada kemarin Rabu (18/3/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound, tetapi rupiah dan obligasi masih di zona merah.

Pasar keuangan hari ini diharapkan kompak menguat setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan suku bunga. Selengkapnya mengenai sentimen pasarÌý hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

IHSG pada kemarin berakhir di posisi 6.311,66, berhasil rebound 1,42%, mengakhiri zona merah yang terjadi empat hari beruntun.

Nilai transaksi yang terjadi sepanjang perdagangan kemarin mencapai Rp14,10 triliun dengan saham terlibat sebanyak 18,33 miliar lembar saham dan ditransaksikan sebanyak 1,10 juta kali. Adapun 352 saham yang menguat, 209 saham melemah, dan sisanya 241 saham stagnan.

Seluruh sektor kompak menguat. Utilitas memimpin dengan penguatan 5% dan diikuti oleh teknologi 4,73% serta bahan baku 4,28%.

ÌýPada perdagangan kemarin, saham konglomerat berada di zona hijau, setelah sehari sebelumnya terpuruk dan menyebabkan IHSG ambruk. Saham DCI Indonesia (DCII) kembali menyentuh auto reject atas (ARA) atau naik 20% ke level 138.950. Emiten Toto Sugiri menjadi penggerak utama IHSG dengan kontribusi 30,56 indeks poin.

Begitu pula dengan saham Prajogo Pangestu, yakni PT Chandra Asri Pacific PT Tbk (TPIA), PT Barito Renewables Energy (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), danÌýPetrosea (PTRO).ÌýÌýBila digabung keempat saham tersebut menyumbang 31,49 indeks poin terhadap kenaikan IHSGi.

Selain saham konglomerat, emiten perbankan juga membantu IHSG pulih. Saham Bank MandiriÌýBMRI menyumbang 14,3 indeks poin, Bank Rakyat Indonesia /BBRI 7,68 indeks poin, dan Bank Central Asia//BBCA 4,88 indeks poin.

Kontras dengan IHSG, pergerakan pasar nilai tukar RI malah terjerembab di zona merah.

Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu ditutup pada posisi Rp16.520/US, melemah 0,61%.

Rupiah melemah usai Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) mengumumkan bahwa BI menahan suku bunganya di bulan ini dan kembali tertekan the greenback yang yang menguat 0,42% menjadi 103,24 pada perdagangan Rabu kemarin sampai pukul 14.57 WIB.

Sebagai catatan, BI rate pada Maret 2025 tetap 5,75%. Ini sejalan dengan perkiraan inflasi ke depan dan stabilitas nilai tukar rupiah.

ÌýHal ini disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (19/3/2025).

"Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga perkiraan inflasi 2025-2026 dalam sasaran 2,5 plus minus 1%, stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," terang Perry.

BI juga mempertahankan suku bunga Deposit Facility juga tetap menjadi sebesar 5% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

Beralih ke pasar obligasi yang juga terpantau kembali kontraksi.

Melansir data Refinitiv, pada perdagangan kemarin,Ìý yield obligasi acuan dengan tenor 10 tahun naik ke posisi 7,09%. Posisi tersebut adlah yang tetringgi sejak 25 Januari 2025.

Kenaikan yield itu menandai sudah terjadi selama delapan hari beruntun.

Sebagai catatan, pergerakan yield dengan harga pada obligasi itu bergerak berlawanan arah. Jadi, ketika yield itu naik maka harga surat utang itu tengah mengalami penurunan alias banyak dijual investor.

Ìý

Dari pasar saham Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street kompak menguat di perdagangan Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Bursa saham menyambut positif keputusan bank sentral AS The Fed yang menahan suku bunga di level 4,25-4,50%.

Indeks Dow Jones menguat 383,32 poin atau 0,92% dan ditutup di 41.964,63. Indeks S&P 500 melonjak 1,08% dan berakhir di 5.675,29, sementara Nasdaq Composite naik 1,41% menjadi 17.750,79.

Bank sentral mempertahankan suku bunga dana federal dalam kisaran 4,25% hingga 4,5%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Meskipun demikian, The Fed tetap memproyeksikan dua kali pemangkasan suku bunga dalam sisa tahun ini, seraya mencatat bahwa "ketidakpastian terhadap prospek ekonomi telah meningkat."

"Ekonomi secara keseluruhan kuat dan telah membuat kemajuan signifikan menuju tujuan kami dalam dua tahun terakhir," kata Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dalam konferensi pers setelah pengumuman keputusan tersebut, dikutip dari ²©²ÊÍøÕ¾ International.

"Kondisi pasar tenaga kerja tetap solid, dan inflasi telah bergerak lebih dekat ke target jangka panjang kami sebesar 2%, meskipun masih sedikit tinggi." Imbuhnya.

Pada akhirnya, para pelaku pasar menyambut baik keputusan The Fed yang mempertahankan proyeksi dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini, serta pernyataan Powell bahwa ekonomi tetap kuat. Dia juga menyebutkan bahwa dampak tarif terhadap inflasi kemungkinan hanya bersifat sementara.

Ìý

"Hal paling penting yang harus diakui adalah bahwa informasi yang disampaikan hampir sesuai dengan ekspektasi," ujar Michael Green, kepala strategi di Simplify Asset Management, kepada CNBC International.

"Dua musim panas berturut-turut menunjukkan inflasi melemah dari perkiraan, sementara dua musim dingin dan musim semi berturut-turut menunjukkan inflasi lebih tinggi. Ini mengindikasikan ada pola musiman yang belum sepenuhnya tercermin dalam data."imbuhnya.

Keputusan The Fed ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan mitra dagang utamanya. Presiden Donald Trump awal bulan ini memberlakukan tarif pada barang dari Kanada, Meksiko, dan China. Kanada dan China kemudian membalas dengan tarif mereka sendiri.

Sementara itu, pengecualian sementara Trump terhadap beberapa barang impor dari Kanada dan Meksiko akan berakhir pada 2 April.

Investor baru saja mengalami hari yang sulit pada Selasa, ketika aksi jual besar-besaran di pasar kembali terjadi setelah dua sesi kemenangan berturut-turut. Dow dan S&P 500 kini masing-masing turun lebih dari 6% dan 7% dari level tertinggi penutupan terbaru mereka. Sementara itu, Nasdaq berada sekitar 12% di bawah rekor penutupan tertingginya.

Pasar keuangan Tanah Air pada perdagangan Kamis hari ini (20/3/2025) masih akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen, mulai dari efek suku bunga Bank Indonesia (BI) dan The Fed, sampai penantian suku bunga China, uang beredar M1 Indonesia, dan update pasar tenaga kerja AS.

Kejelasan kebijakan BI dan The Fed diharapkan menjadi kabar baik pekan ini dan mampu menghentikan badai demi badai yang mengguncangÌýpasar keuangan Indonesia. Dengan keputusan tersebut maka setidaknya faktor ketidakpastian mulai melandai. Namun, investor bisa melihat hal ini juga sebagai sebuah ancaman.

Berikut rincian sentimen yang akan mempengaruhi perdagangan pasar hari ini :

BI Rate Ditahan Lagi

Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 5,75%, seusai menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI periode Maret 2025.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga tekanan inflasi sesuai target pada tahun ini dan tahun depan sebesar 2,5% plus minus 1%, mempertahankan stabilitas kurs, serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai perkiraan di kisaran 4,7%-5,5% pada 2025.

"Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi dalam memanfaatkan ruang penurunan BI-Rate dengan mempertimbangkan pergerakan nilai tukar Rupiah," kata Perry saat konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (19/3/2025).

Hasil BI Rate yang ditahan ini juga sesuai dengan konsensus ²©²ÊÍøÕ¾, dikumpulkan dari 17 institusi/lembaga yang mayoritas memprediksi suku bunga ditahan, sementara yang memproyeksi suku bunga turun hanya tiga lembaga.

Perry menjelaskan, pertimbangan untuk mempertahankan BI Rate, dari sisi global ialah ketidakpastianÌýekonomi global masih sangat tinggi, akibat kebijakan perang tarif antara Amerika Serikat dengan negara-negara mitra dagangnya. Bahkan kebijakan tarif impor itu kata Perry kini makin meluas.

Menurutnya, di AS kebijakan tarif impor berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di tengah meningkatnya pemberian insentif fiskal, sementara laju penurunan inflasi tidak secepat yang diprakirakan.

Ìý

Ekonomi Eropa, Jepang, dan India juga terkena dampak rambatan kebijakan tarif impor AS tersebut di tengah permintaan domestik yang belum meningkat akibat keyakinan usaha yang rendah dan ekspor yang melambat.

Sementara itu, pelemahan pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebagai akibat kebijakan tarif impor AS tertahan dengan kebijakan pelebaran defisit fiskal 2025 dari yang ditargetkan.

"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi dunia pada 2025 diprakirakan sebesar 3,2%," tutur Perry.

Sementara itu dari dalam negeri, pertimbangan terhadap keputusan terkait kebijakan BI Rate ini di antaranya terkait dengan masih terjaga baiknya aktivitas ekonomi meski dari level global banyak ketidakpastian.

Konsumsi rumah tangga ia akui perlu terus didorong guna memanfaatkan keyakinan konsumen yang terjaga, namun ada dukungan belanja Pemerintah terkait pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan belanja sosial, serta peningkatan musiman permintaan menjelang perayaan Idulfitri 1446 H.

"Bank Indonesia juga terus mendukung penuh implementasi program Asta Cita Pemerintah, termasuk untuk pembiayaan ekonomi, digitalisasi, serta hilirisasi dan ketahanan pangan," tutur Perry.

Kami menilai dengan suku bunga ditahan ini setidaknya akan bisa menjadi rupiah tetap stabil, tetapi bagi pasar saham ini akan menjadi tantangan karena era suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama, sehingga beban untuk ongkos pinjaman masih akan mahal.

Suku Bunga The Fed Ditahan,ÌýRevisi Pertumbuhan Ekonomi

The Fed kembali menahan suku bunganya di level 4,25-4,50% bulan ini. The Fed juga mengingatkan akan ancaman potensi resesi di AS.
The Fed mengumumkan suku bunga pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (20/3/2025). Ini merupakan kali kedua The Fed menahan suku bunganya setelah terakhir kali menurunkan suku bunganya pada pertemuan Desember 2024.

Seperti diketahui, The Fed telah mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September 2023-Agustus 2024 atau lebih dari setahun sebelum memangkasnya pada September 2024 dan dilanjutkan pada November serta Desember 2024 dengan total 100 basis poin (bps) di tahun kemarin.

Dampak tarif Presiden AS, Donald Trump dan kebijakan fiskal yang agresif berupa pemotongan pajak serta deregulasi masih belum pasti, namun The Fed tetap memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar setengah poin persentase hingga 2025. Mengingat The Fed biasanya melakukan perubahan dalam kenaikan atau penurunan sebesar 0,25 poin persentase, ini berarti ada kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini.

"Jika ekonomi tetap kuat dan inflasi tidak bergerak secara berkelanjutan menuju 2%, kami dapat mempertahankan kebijakan yang ketat lebih lama. Sebaliknya, jika pasar tenaga kerja melemah secara tak terduga atau inflasi turun lebih cepat dari yang diperkirakan, kami siap melonggarkan kebijakan sesuai kebutuhan." tutur Powell usai menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC).alam pernyataan pasca-pertemuan, FOMC menyoroti meningkatnya ketidakpastian dalam kondisi ekonomi saat ini.

Pada konferensi pers, Powell mencatat adanya moderasi dalam belanja konsumen serta mengantisipasi bahwa tarif impor dapat memberikan tekanan kenaikan harga. Faktor-faktor ini kemungkinan berkontribusi pada prospek ekonomi yang lebih hati-hati dari FOMC.

Sebagai dampaknya, proyeksi pertumbuhan ekonomi diturunkan, sementara perkiraan inflasi meningkat. The Fed kini memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya 1,7% tahun ini, turun 0,4 poin persentase dari proyeksi Desember. Sementara itu, inflasi inti diprediksi tumbuh 2,8% secara tahunan, naik 0,3 poin persentase dari perkiraan sebelumnya.

Menurut "dot plot" atau proyeksi suku bunga para pejabat The Fed, sikap kebijakan moneter menjadi sedikit lebih hawkish dibandingkan Desember. Pada pertemuan sebelumnya, hanya satu anggota yang memperkirakan tidak ada perubahan suku bunga di 2025, sedangkan sekarang jumlahnya meningkat menjadi empat.

Proyeksi suku bunga untuk tahun-tahun mendatang tetap tidak berubah dari Desember, dengan dua kali pemotongan suku bunga di 2026 dan satu kali lagi di 2027, sebelum akhirnya stabil di level jangka panjang sekitar 3%.

Update Pasar Tenaga Kerja AS : Klaim Pengangguran Mingguan

Masih dari negeri Paman Sam, besok kita menanti rilis data klaim pengangguran mingguan untuk periode sampai 15 Maret 2025.

Merujuk data yang dihimpun laman penyedia data, Trading Economics, klaim pengangguran mingguan AS diprediksi bisa bertambah 224.000. Meningkat dari penambahan periode minggu sebelumnya sebanyak 220.000.

Kami menilai jika klaim pengangguran ini bertambah lebih banyak dari perkiraan akan menjadi sinyal bahwa kondisi pasar tenaga kerja AS bisa lebih mendingin.

Meskipun, akan meningkatkan tingkat pengangguran, tetapi pasar melihat pendinginan pasar tenaga kerja dibutuhkan untuk prospek suku bunga bisa turun pada tahun ini.

Wait and See Suku Bunga Kredit China

Pada besok kita juga akan mencermati rilis data dari China terkait dengan suku bunga acuan kredit.

Mengutip Trading Economics, suku bunga acuan kredit dari negeri sang Naga Asia itu untuk tenor 1 tahun masih akan dipertahankan di level 3,1%, sementara untuk tenor 5 tahun diprediksi bertahan di level 3,6%.

China potensi menahan suku bunga seiring dengan tanda-tanda pemulihan ekonomi mulai mendapatkan momentum dan margin laba yang terus mulai menyempit di kreditur, hal ini kemudian mengurangi urgensi untuk pelonggaran kebijakan.

Meski begitu, Tiongkok masih memberikan stimulus guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

Pemulihan ekonomi juga sudah mulai tercermin dari sejumlah data, seperti penjualan ritel China naik sebesar 4% pada periode Januari-Februari dari periode yang sama tahun lalu, dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan sebesar 3,7% pada Desember.

Produksi industri jga naik 5,9% dalam 2 bulan pertama tahun ini dari tahun lalu, lebih lambat dari pertumbuhan 6,2% pada Desember, tetapi lebih cepat dari perkiraan ekspansi 5,3% oleh analis dalam jajak pendapat Reuters

Investasi aset tetap, yang dilaporkan secara year-on-year (YoY), naik sebesar 4,1%, mengalahkan pertumbuhan 3,6% yang diperkirakan oleh para ekonom, lonjakan yang signifikan dari peningkatan 3,2% tahun lalu.

Data tersebut muncul tak lama setelah para pembuat kebijakan China meluncurkan rencana luas untuk merangsang konsumsi domestik, menegaskan kembali janji Beijing untuk meningkatkan pendapatan penduduk dan pengeluaran rumah tangga.

Uang Beredar M2

Sentimen berikutnya dari internal, kita masih akan menanti data terkait peredaran uang dalam arti luas (M2) periode Februari 2025.

Peredaran uang diperkirakan akan meningkat lantaran ada persiapan untuk bulan Ramadhan.

Sebagai catatan, pada Januari 2025, Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar M2 tumbuh lebih tinggi.

Posisi M2 pada Januari 2025 tercatat sebesar Rp9.232,8 triliun atau tumbuh sebesar 5,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,8% (yoy).

"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,2% (yoy) dan uang kuasi sebesar 2,2% (yoy)," kata Direktur Eksekutif - Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso, Senin (24/2/2025).

Denny menegaskan perkembangan M2 pada Januari 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih.

OJK Putuskan Buyback Tanpa RUPSÌý

Seiring dengan IHSG yang kemarin berhasil rebound, kita mendapatkan obat kuat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bagi pasar saham dengan memperbolehkan emiten untuk buyback tanpa harus RUPSÌýlebih dulu.Ìý

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan, penetapan kondisi pasar yang fluktuatif signifikan berlaku selama enam bulan sejak tanggal dikeluarkan, yaitu 18 Maret 2025.

"Kami umumkan kebijakan bahwa perusahaan terbuka dapat melakukan pembelian kembali (buyback) tanpa RUPS sesuai POJK 13/2023," ungkap Inarno di Main Hall BEI, Jakarta.

Lebih jauh, Inarno mengatakan, pelaksanaan buyback tanpa RUPS harus memenuhi ketentuan POJK 9/2023.

"Dengan kebijakan relaksasi buyback tanpa RUPS, kami berharap dapat memberi sinyal positif bahwa perusahaan memiliki fundamental yang baik dan memberikan market confidence kepada investor," kata dia.

InarnoÌý juga mengatakan, opsi kebijakan ini merupakan salah satu kebijakan yang sering dikeluarkan di sektor pasar modal dan dapat meningkatkan fleksibilitas harga saham.

Dari keputusan itu, kami merekap dalam waktu dekat ini sudah ada sembilan emiten yang menyiapkan dana untuk buyback, diantara sebagai berikut :Ìý

Dari sembilan emiten di atas juga tercatat jadwal RUPSÌýdalam waktu dekat ini, selain buyback menarik dicermati biasanya dalam aksi koporasi itu akan dibahas juga terkait dividen.Ìý

Dividen yang merupakan sebagian keuntungan dari laba tahunan untuk dibagi ke pemegang saham akan turut menjadi sentimen positif yang menggerak-kan harga saham.Ìý

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Pengumuman suku bunga acuan kredit China

  • Pengumuman suku bunga the Fed

  • Uang Beredar M2 oleh Bank Indonesia (BI)

  • Update penambahan klaim pengangguran AS secara mingguan

  • Konferensi pers Menteri Komunikasi dan Digital terkait Posko Bersama Arus Mudik Idul Fitri 1446H Tahun 2025 yang akan dilaksanakan di Ruang Media Center Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat (08.30 WIB)

  • Konferensi pers dukungan dan kesiapan BUMN untuk sektor energi, minyak dan gas dalam rangka Ramadan & Idulfitri 1446 H di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta Pusat. Turut hadir Direktur Utama PLN dan Direktur Utama Pertamina (09.30 WIB)

  • Audiensi KSPI dan Partai Buruh dengan Menteri Ketenagakerjaan di halaman kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Selatan (11.00 WIB)

  • Public Expose Tahunan PT Temas Tbk. secara daring via aplikasi zoom meeting (10.45 WIB)

  • Silaturahmi Ramadan & Buka Puasa PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) di The Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta Selatan. Turut hadir Direktur Utama WIFI dan Ketua APJII (17.00 WIB)

  • Paparan Publik Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) 2025 di OCBC Tower, Jakarta Selatan. Turut hadir jajaran direksi OCBC NISP (11.00 WIB)

  • Press conference Jenius Peluncuran Fitur Terbaru: Cash Cow dan Bayar & Nabung di Pullman Jakarta - Thamrin, Gallery Room, Jakarta Pusat. Narasumber: Digital Banking Product & Innovation Head SMBC Indonesia (16.00 WIB)

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • RUPS BSMT dan NISP

  • Cum date dividen BBCA

  • Pubiic Expose NISP

Berikut untuk indikator ekonomi RI :

Ìý

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular