Foto: Foto kolase bendera Amerika Serikat dan China. IREUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)
Pasar keuangan RI lagi-lagi bergerak beragam, IHSG berhasil melesat lebih dari 1% dan obligasi diburu investor, tetapi rupiah masih terpuruk terhadap dolar AS.
Wall StreetÌýkembali berpesta
Pasar keuangan hari ini cenderung minim sentimen tetapi masih ada pengaruh dari kebijakan BI rate kemarin dan memonitor perang dagang antara AS dan China lagi
Pasar keuangan hari ini diharapkan bergerak kompak menguat di tengah banyaknya sentimen positif. Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
IHSG pada penutupan perdagangan kemarin Rabu (23/4/2025) berakhir menguat signifikan 1,47% ke posisi 6.634,37. Ini menandai penguatan selama empat hari beruntun.
Adapun nilai transaksi yang terjadi sepanjang perdagangan kemarin mulai ramai sebanyak Rp13,65 triliun, melibatkan 21,94 miliar lembar saham yang ditransaksikan 1,28 juta kali. Namun, investor asing kembali mencatat net sell sebesar Rp 347,3 miliar, setelah hari sebelumnya membukukanÌýnet inflow.
Tercatat ada 412 saham menguat, 193 saham melemah, dan sisanya 201 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar atau market cap mencapai Rp11.541 triliun.
Hampir seluruh sektor dalam tren penguatan, hanya sektor basic materials yang melemah 0,52%.
Sektor yang naik paling kencang ada Real Estate sebesar 6,91%. Sektor Financials berada di posisi kedua dengan kenaikan 2,42%, diikuti oleh sektor Healthcare yang naik 2,11%.
Selanjutnya, sektor Consumer Non-Cyclicals dan Utilities mencatat pertumbuhan masing-masing sebesar 1,73% dan 1,63%. Sektor Consumer Cyclicals mengalami peningkatan sebesar 1,39%, sementara sektor Industrials hanya tumbuh 0,45%. Dua sektor dengan performa paling rendah adalah Energy dan Technology, masing-masing hanya naik sebesar 0,44%
Sementara dari sisi konstituen, dua emiten bank pelat merah RI menopang kenaikan IHSG paling banyak, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebanyak 19,91 poin dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 15,88 poin.
Diikuti saham bank swasta terbesar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) denganÌýkontribusi sampai 15,36 poin, lalu PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebanyak 9,14 poin, dan emiten properti jumbo PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) sebanyak 6,66 poin.
Beralih ke pergerakan mata uang Garuda pada perdagangan kemarin terpantau keok terhadap dolar AS meskipun Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan.
Merujuk data Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada kemarin ditutup di posisi Rp16.860/US$ atau terkoreksi 0,06% dalam sehari.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada kemarin pukul 14:58 WIB, tampak menanjak 0,28% ke angka 99,19 atau lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya (22/4/2025) di posisi 98,92.
Rupiah tertekan terhadap dolar AS meskipun BI pada kemarin memutuskan menahan suku bunga acuannya di level 5,75%. Sikap ini telah dilakukan selama tiga bulan beruntun atau sejak Februari 2025.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 April 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Rabu (23/4/2025).
Beralih ke pasar surat utang, pada perdagangan kemarin terpantau mulai diburu investor setelah berhari-hari di zona merah.
Hal tersebut tercermin dari yield obligasi yang mulai turun setelah tiga hari beruntun naik. Merujuk data Refinitiv,Ìýyield obligasi 10 tahun RI mengalami penurunan sebesar 4 basis poin (bps) dalam sehari dari 6,99% menjadi 6,95%.
Sebagai catatan, pergerakan yield dan harga pada obligasi itu berlawanan arah. Jadi, dengan penurunan imbal hasil menunjukkan harga sedang naik atau obligasi sedang diburu investor.
Dari pasar saham AS, bursa Wall Street kembali kompak menguat pada perdagangan Rabu atau Kamis dini hari. Saham menguat karena market semakin optimis dengan meredanga ketegangan China dan AS serta isyarat Trump tak akan memecat chairman The Fed Jerope Powell.
Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 419,59 poin atau 1,07% dan ditutup di 39.606,57. Indeks S&P 500 naik 1,67% ke 5.375,86, dan Nasdaq Composite melonjak 2,50% ke 16.708,05. Ketiga indeks utama mencatat kenaikan dua hari berturut-turut.
Trump mengatakan pada Selasa bahwa dia siap untuk mengambil pendekatan yang lebih melunak dalam pembicaraan dagang dengan China.
Dia menyebutkan bahwa tarif impor 145% terhadap barang China saat ini "sangat tinggi, dan tidak akan setinggi itu... Tidak, tidak akan mendekati setinggi itu. Akan turun secara substansial. Tapi tidak akan menjadi nol."
Pejabat Gedung Putih sedang mempertimbangkan untuk menurunkan tarif China menjadi antara 50% hingga 65%. Namun, pejabat lain mengingatkan bahwa langkah seperti itu harus bersifat timbal balik, dengan China juga menurunkan hambatan dagang.
Saham-saham yang memiliki eksposur besar terhadap China dan sempat terjual habis dalam beberapa minggu terakhir ikut melonjak. Termasuk di dalamnya adalah raksasa "Magnificent Seven" seperti Apple dan Nvidia, yang masing-masing naik lebih dari 2% dan 3%.
Saham Tesla juga melonjak 5%, didorong oleh meredanya tekanan tarif dan komentar dari CEO Elon Musk yang akan mengurangi waktunya dalam mengelola DOGE.
Investor juga merasa lega setelah Trump menyatakan tidak berniat untuk memecat Powell, yang masa jabatannya sebagai Ketua The Fed akan berakhir pada Mei 2026.
Pernyataan ini merupakan perubahan sikap dari sebelumnya, di mana Trump pada Senin menyebut Powell sebagai "pecundang besar" dan mendesak penurunan suku bunga. Bahkan pekan lalu, Trump menulis di Truth Social bahwa pemecatan Powell tidak bisa datang cukup cepat.
BMO Capital Markets mengingatkan pasar seharusnya tidak terlalu berlebihan menanggapi perkembangan saat ini. Pasalnya, kondisi masih menantang. , pesimisme investor terhadap arah pasar saham AS bisa jadi terlalu berlebihan. Dalam situasi ini, menurutnya, strategi terbaik adalah tetap disiplin dan bertahan di jalur investasi.
"Kami memahami bahwa kondisi pasar dalam beberapa bulan terakhir sangat menantang dan besarnya koreksi harga baru-baru ini memang mengkhawatirkan. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua indikator pasar saat ini menunjukkan akan ada penurunan lebih lanjut," tulis kepala strategi investasi BMO Brian Belski.
Pasar keuangan pada perdagangan hari ini tampaknya minim katalis dan kemungkinan masih akan dipengaruhi efek keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) kemarin dan memonitor efek dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang kian mereda.
Meski sentimen mulai ke arah positif, tetapi perlu diperhatikan bahwa pergerakan IHSG sudah naik dalam beberapa hari dan saat ini secara teknikal sedang menguji resistance.
Secara teknikal IHSG berhasil mulai keluar dari downtrend line MA20 dan MA50 daily, tetapi saat ini posisi-nya sedang di tahan resistance horizontal line yang ditarik dari high 14 Maret 2025.
Jika posisi saat ini tidak mampu ditembus IHSG masih bisa bergerak terkonsolidasi dengan support yang menahan di level 6300. Posisi ini menjadi cukup penting diperhatikan karena untuk keluar dari downtrend, IHSG paling tidak harus membentuk higher low.
Meski begitu, jika penguatan berlanjut, target resistance selanjutnya bisa potensial naik lagi ke level 6800.
Foto: Tradingview Teknikal IHSG
Adapun untuk beberapa sentimen yang akan berpengaruh terhadap pasar keuangan RI hari ini sebagai berikut :
Update Hasil Suku Bunga Bank Indonesia
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 April 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 April 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Rabu (23/4/2025).
Kendati menahan BI Rate, BI tetap mencermati ruang penurunan suku bunga acuan ini ke depannya. Keputusan tentunya akan diambil dengan mencermati ruang penurunan dengan mempertimbangkan stabilitas rupiah.
"BI akan terus mencermati ruang penurunan dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar prospek inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Perry.
Adapun, BI terakhir kali memangkas suku bunga acuannya pada awal tahun, Januari 2025. BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari 6% menjadi 5,75%.
Artinya, sikap mempertahankan suku bunga acuan ini menandai sudah terjadi selama tiga bulan beruntun.
Kredit Melambat Tetapi Stress Test Perbankan Masih Kuat
Selain mengumumkan soal kebijakan moneter, BI juga menyatakan hasil stress test industri perbankan menunjukkan ketahanan yang tetap kuat. Hal ini ditopang oleh kemampuan membayar dan profibilitas korporasi yang terjaga.
"BI memperkuat sinergi kebijakan KSSK dalam memitigasi risiko global dan domestik yang dapat mengganggu ketahanan perbankan dan stabilitas sektor keuangan secara keseluruhan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferesi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Maret 2025, Rabu (23/4/2025).
Sementara itu BI mencatat pertumbuhan kredit per Maret 2025 mencapai 9,16% secara tahunan (yoy), melambat dibandingkan dengan capaian Februari 2025 yang mencapai 10,3% yoy.
Perry mengatakan bahwa realokasi likuiditas perbankan masih berlanjut. Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kinerja korporasi yang masih tumbuh positif.
Berdasarkan kelompok penggunaan, kredit investasi melesat paling tinggi, yakni 13,36% yoy (vs Februari 14,6% yoy). Lalu kredit modal kerja dan konsumsi, masing-masing-masing 9,23% yoy (vs Februari 7,66% yoy) dan 6,51% yoy (vs Februari 10,31% yoy).
Perry melanjutkan bahwa pembiayaan syariah tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan rata-rata industri.
Gubernur BI juga mengatakan bahwa industri perbankan di Indonesia tengah mengalami kendala pendanaan bari dari sisi dana pihak ketiga (DPK) maupun surat berharga.
Dengan demikian BI memperkirakan pertumbuhan kredit bank menuju ke batas bawah dengan kisaran 11%-13% secara tahunan pada 2025.
Ke depan, kata Perry, berbagai risiko dari ketidakpastian global yang berdampak kepada perekonomian nasional perlu menjadi perhatian karena dapat memengaruhi prospek pertumbuhan kredit.
Sehubungan dengan itu BI akan terus memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif atau longgar dengan mengoptimalkan Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan memperkuat implementasi ketentuan rasio pendanaan luar negeri untuk mendorong pendanaan perbankan untuk manajemen likuiditas dan penyaluran kredit ke sektor riil.
"BI juga akan terus mempererat kordinasi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk mendorong pertumbuhan kredit dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.
Sebagai catatan, BI telah menyalurkan kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) sebesar Rp 370,6 triliun hingga minggu kedua April 2025.
Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) adalah insentif yang diberikan Bank Indonesia (BI) berupa pengurangan giro bank di BI untuk pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM), dengan tujuan mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas, termasuk properti.
Jumlah tersebut meningkat Rp 78,3 triliun dibandingkan posisi minggu kedua Maret yang masih berada di angka Rp 292,3 triliun.
Perang Dagang AS - China Kemungkinan Mereda
Presiden AS, Donald Trump tampaknya mulai melunak dalam mengenakan tarif bea impor China yang kabarnya akan turun secara substansial. Pemerintah China pada Rabu (23/4/2025) juga menyatakan kesiapannya untuk kembali duduk di meja perundingan dengan Amerika Serikat (AS).
Dalam pernyataannya pada Selasa, Presiden Trump mengakui bahwa tarif AS terhadap produk China saat ini berada pada tingkat yang "sangat tinggi". Namun, ia menambahkan bahwa beban tarif tersebut "akan turun secara substansial" jika kedua negara berhasil mencapai kesepakatan dagang.
Pernyataan tersebut menjadi sinyal bahwa Gedung Putih masih membuka peluang dialog, meskipun tekanan ekonomi terhadap Tiongkok terus ditingkatkan dalam beberapa bulan terakhir.
Menanggapi pernyataan Trump, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan bahwa negaranya tetap konsisten pada sikap bahwa perang tarif dan konflik dagang tidak akan menghasilkan pemenang.
"Perang tarif dan perang dagang tidak memiliki pemenang," ujar Guo dalam konferensi pers rutin di Beijing, dilansir dari AFP.
Ia menambahkan bahwa pemerintah Tiongkok tetap membuka peluang dialog dengan Amerika Serikat. "Pintu untuk pembicaraan terbuka lebar," ujarnya.
Namun, Guo juga memberi peringatan tegas kepada Washington: "Kami tidak ingin berperang, tapi kami juga tidak takut berperang. Jika perlu, kami akan bertarung hingga akhir."
Pejabat Gedung Putih sedang mempertimbangkan untuk menurunkan tarif China menjadi antara 50% hingga 65%. Namun, pejabat lain mengingatkan bahwa langkah seperti itu harus bersifat timbal balik, dengan China juga menurunkan hambatan dagang.
PreskonÌýKSSK Hari ini Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan menggelar konferensi pers tiga bulanan. Konferensi pers ini menjadi penting karena merupakan yang pertama kali sejak perang dagang mencuat. Hadir dalam konferensi pers yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Sadewa, serta Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. Menarik disimak apa kebijakan pemerintah, pemangku moneter danÌýsektor keuangan dalam menghadapi dampak buruk perang dagang.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
Klaim pengangguran mingguan AS
Pertemuan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Bapak Maruarar Sirait dengan Menteri Hukum dengan agenda Pengumuman Peraturan Batas Penghasilan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
Konferensi Pers KSSK (09.30 WIB)
Paparan Kinerja PT Garuda Food
Peluncuran eksklusif 'The Enterprising Archipelago: Propelling Indonesia's Productivity', laporan terbaru dari McKinsey Global Institute (MGI), yang diselenggarakan oleh McKinsey & Company.
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini: