
Fintech Menjamur, Tapi Uang Tunai Tetap Juaranya
Rehia Sebayang, ²©²ÊÍøÕ¾
24 May 2018 16:21

Menurut Shivananda ada tiga hal yang harus dilakukan oleh perusahaan pembayaran untuk meyakinkan orang agar beralih dari menggunakan uang tunai ke pembayaran digital.
"Keamanan pasti nomor satu," katanya. "Privasi adalah nomor dua dan keandalan adalah nomor tiga."
Dengan uang tunai, sebagian besar transaksi terjadi langsung antara pembeli dan penjual dan, oleh karena itu, biasanya aman dan pribadi. Tetapi dengan pembayaran digital, pengguna ingin memastikan bahwa bukan hanya uang mereka yang aman, tetapi cara mereka membelanjakan juga dijaga tetap pribadi, jelas Shivananda.
Hal itu menjadi garis batas penting yang harus dijalani oleh perusahaan pembayaran digital, karena salah satu manfaat pembayaran digital mencakup kemampuan bagi bisnis untuk mengumpulkan data yang dapat memberi mereka wawasan tentang perilaku pelanggan.
Menjadi layanan pembayaran yang dapat diandalkan adalah keunggulan kompetitif bagi perusahaan, kata para ahli.
"Seringkali sulit bagi konsumen dan pedagang untuk membedakan siapa yang memiliki teknologi yang lebih baik," kata Ng dari B Capital. "Tetapi mereka akan membuat penilaian mereka berdasarkan kemudahan bagi penggunaan, kinerja, dan jaringan."
Melindungi Kepercayaan Pengguna
Transaksi online yang memiliki masalah kecurangan, pelanggaran data, dan masalah privasi kemungkinan akan mengikis kepercayaan pengguna dalam penggunaan pembayaran digital dan layanan teknologi keuangan lainnya (fintech).
Scott Galit, CEO Payoneer, perusahaan pemrosesan pembayaran yang berbasis di New York, menambahkan bahwa beberapa perusahaan fintech saat ini meremehkan masalah seputar peraturan, risiko, dan kepatuhan.
Itu berpotensi meningkatkan risiko yang tidak diinginkan, seperti serangan cyber, di mana kepercayaan konsumen dihancurkan karena start-up tidak mengikuti prosedur anti-pencucian uang, menurut Galit.
"Secara keseluruhan, saya pikir ada terlalu banyak teknologi, dan tidak cukup tangan," katanya dan menambahkan, "Sebagian besar orang yang masuk ke sistem ini tidak berasal dari sisi jasa keuangan. Ada juga yang bermaksud memanfaatkannya untuk kepentingan lain." (prm)
"Keamanan pasti nomor satu," katanya. "Privasi adalah nomor dua dan keandalan adalah nomor tiga."
Dengan uang tunai, sebagian besar transaksi terjadi langsung antara pembeli dan penjual dan, oleh karena itu, biasanya aman dan pribadi. Tetapi dengan pembayaran digital, pengguna ingin memastikan bahwa bukan hanya uang mereka yang aman, tetapi cara mereka membelanjakan juga dijaga tetap pribadi, jelas Shivananda.
Menjadi layanan pembayaran yang dapat diandalkan adalah keunggulan kompetitif bagi perusahaan, kata para ahli.
"Seringkali sulit bagi konsumen dan pedagang untuk membedakan siapa yang memiliki teknologi yang lebih baik," kata Ng dari B Capital. "Tetapi mereka akan membuat penilaian mereka berdasarkan kemudahan bagi penggunaan, kinerja, dan jaringan."
Melindungi Kepercayaan Pengguna
Transaksi online yang memiliki masalah kecurangan, pelanggaran data, dan masalah privasi kemungkinan akan mengikis kepercayaan pengguna dalam penggunaan pembayaran digital dan layanan teknologi keuangan lainnya (fintech).
Scott Galit, CEO Payoneer, perusahaan pemrosesan pembayaran yang berbasis di New York, menambahkan bahwa beberapa perusahaan fintech saat ini meremehkan masalah seputar peraturan, risiko, dan kepatuhan.
Itu berpotensi meningkatkan risiko yang tidak diinginkan, seperti serangan cyber, di mana kepercayaan konsumen dihancurkan karena start-up tidak mengikuti prosedur anti-pencucian uang, menurut Galit.
"Secara keseluruhan, saya pikir ada terlalu banyak teknologi, dan tidak cukup tangan," katanya dan menambahkan, "Sebagian besar orang yang masuk ke sistem ini tidak berasal dari sisi jasa keuangan. Ada juga yang bermaksud memanfaatkannya untuk kepentingan lain." (prm)
Pages
Most Popular