
WFH Ternyata Biang Kerok SVB Bangkrut, Ini Penjelasannya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB) pada Jumat (10/3) lalu masih menjadi obrolan hangat di industri teknologi dan keuangan. Pasalnya, SVB merupakan bank terbesar kedua di AS yang menjadi tumpuan ekosistem startup global.
Banyak yang memperdebatkan alasan SVB kolaps. Baru-baru ini, mantan karyawan dan beberapa karyawan yang masih bekerja di SVB mengungkap salah satu faktor pendorong kehancuran bank tersebut.
Dikutip dari FinancialTimes, Senin (20/3/2023), karyawan menyebut kebijakan kerja dari rumah (WFH) menjadi salah satu pemicu.
"Jika lebih banyak para eksekutif yang bekerja saling berdekatan, banyak kesalahan langkah perusahaan yang bisa dihindari," kata salah satu karyawan.
Seperti raksasa teknologi kebanyakan, SVB memang mempromosikan budaya kerja fleksibel. Artinya, karyawan bisa kerja dari mana saja asalkan tugasnya kelar dan sesuai ekspektasi perusahaan. Hal ini tercantum di situs resmi SVB.
"Periode WFH mengajarkan kami satu hal, bahwa kami bisa mengandalkan karyawan untuk tetap produktif dari manapun mereka bekerja," kata situs tersebut.
Alhasil, kendati kebijakan pandemi sudah longgar, karyawan SVB tetap bekerja dari rumah atau dari mana saja. Menurut karyawan, WFH dalam jangka panjang membuat proses koordinasi berantakan.
Hal ini juga tertuang dalam laporan tahunan perusahaan 2022. Laporan itu menyebutkan bahwa ada banyak isu IT yang sifatnya teknikal jadi terhambat karena karyawan WFH.
Selain itu, tingkat produktivitas juga disebut menurun. Pasalnya, kerja di luar kantor membuat karyawan terdistraksi dengan hal lain sehingga susah fokus bekerja.
Saat ini, SVB sudah diambil alih Lembaga Penjamin Simpanan (FDIC) AS. Menurut laporan Reuters, karyawan tetap bisa meneruskan WFH, kecuali untuk beberapa karyawan kunci yang berperan penting untuk koordinasi bersifat krusial.
(fab/fab) Next Article Kasus SVB Ancam Startup, Bos Raksasa Teknologi Turun Gunung