²©²ÊÍøÕ¾

SVB Bangkrut, Nasib 8.000 Karyawan Menyedihkan

Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
14 March 2023 18:21
Customers wait in line outside a branch of the Silicon Valley Bank in Wellesley, Massachusetts, U.S., March 13, 2023.     REUTERS/Brian Snyder
Foto: REUTERS/BRIAN SNYDER

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kasus Silicon Valley Bank (SVB) yang bangkrut dalam 48 jam karena krisis modal pada Jumat (10/3) pekan kemarin masih terombang-ambing. Update terbaru, bank itu kini dikontrol penuh oleh FDIC dan semua uang nasabah dipastikan aman.

Nasabah mulai bisa mengakses akun mereka pada Senin (13/3) kemarin. Selain itu, Tim Mayopoulos ditunjuk sebagai CEO baru.

Kondisi SVB sudah terbilang stabil bagi para konsumen, namun bagaimana dengan nasib karyawan? Sebelumnya, FDIC sempat mengirim email ke beberapa karyawan yang mengatakan mereka masih bisa bekerja hingga 45 hari ke depan.

Namun, nasib selanjutnya masih tak diketahui. Kejatuhan SVB menjadi yang terbesar kedua dalam sejarah bank AS dan yang pertama sejak 15 tahun lalu

Bank tersebut beroperasi dengan 17 cabang yang tersebar di California dan Massachusetts. Per Desember 2022, jumlah karyawan SVB ada 8.528 orang. Sejauh ini mereka masih bekerja untuk melanjutkan operasional perusahaan.

Di saat yang bersamaan, FDIC masih mencari pembeli baru bank tersebut. Mekanismenya bisa melalui likuidasi atau lelang.

Tetap saja, nasib karyawan masih tak pasti. Apakah mereka harus mulai mencari kerjaan baru atau menunggu kepastian SVB pindah tangan.

Berkaca dari Kebangkrutan Washington Mutual

Kejadian ini pernah menimpa para pekerja di Washington Mutual (WaMu) yang terhempas karena krisis 2008. Tom McIntire, mantan karyawan WaMu, yang kini sudah pensiun dan menjadi seniman menceritakan perjalanannya kehilangan pekerjaan kala itu.

Ia dan rekan sejawat lainnya terombang-ambing karena kantor mereka bangkrut dan harus di-PHK.

"Setelah saya meninggalkan WaMu, saya jadi pengangguran selama setahun. Susah sekali mencari kerja di tengah krisis," ia bercerita, dikutip dari FastCompany, Selasa (4/3/2023).

Terlebih, kala itu dia sudah berusia 50-an tahun. Jarang ada yang mau menerima pegawai baru di usia yang sudah mau pensiun.

Jika ada, bayarannya bisa setengah dari gaji di perusahaan sebelumnya. Setidaknya begitu menurut pengakuan McIntire.

"Secara finansial, keadaan saya tak pernah pulih sejak WaMu kolaps," ujarnya.

"Lebih sulit bagi orang yang sudah berusia tua, 40-an atau 50-an, untuk mencari kerja baru. Kecuali posisi kalian sudah sangat tinggi, mungkin lebih gampang," ia melanjutkan.

Untuk yang berusia muda, 20-an hingga 30-an, tetap saja sulit untuk beradaptasi di tempat baru pasca diterpa insiden PHK tiba-tiba.

Kejadian Persis SVB pada Almena State Bank

Selain SVB, pada 2020 lalu ada juga kejadian bank kolaps yang menimpa Almena State Bank. Setelah diambil alih FDIC, bank itu kemudian diakuisisi oleh Equity Bank.

Menurut CEO Equity Bank, Brad Elliott, mayoritas karyawan dari Almena masih dipertahankan hingga sekarang.

"Kami meminta semua karyawan untuk tetap bekerja setelah akuisisi. Memang ada periode waktu di mana mereka seperti bekerja untuk FDIC," kata Eliott.

Menurut Eliott, keadaan yang sama kemungkinan besar akan dialami para karyawan SVB. Sebelum ada pembeli SVB, nasib para karyawan agaknya masih harus terombang-ambil ketidakjelasan.


(tib/fab) Next Article Kasus SVB Ancam Startup, Bos Raksasa Teknologi Turun Gunung

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular