
Google Tersudut, Janji Tak Semena-Mena di Negara Ini

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Google sedang menghadapi kasus antimonopoli di Amerika Serikat (AS). Bersamaan dengan itu, raksasa mesin pencari tersebut juga menghadapi gugatan di Eropa.
Pada Januari lalu, otoritas Jerman menuduh Google melakukan pelanggaran dalam pemrosesan data pengguna. Pengguna tak diberikan kebebasan untuk mengontrol data mana saja yang boleh dibagikan oleh perusahaan.
Setelah diselidiki selama berbulan-bulan, kini Google sepakat untuk mengubah kebijakan dalam pengelolaan data pengguna, dikutip dari Reuters, Jumat (6/10/2023).
Sebagai informasi, Google meraup pendapatan dari penjualan iklan digital. Nah, untuk menargetkan iklan yang efektif bagi brand, Google memanfaatkan data yang dikumpulkan dari kebiasaan pengguna.
Menurut regulator Jerman, mekanisme yang dilakukan Google membuat pengguna tak berdaya atas data mereka sendiri. Alhasil, Google pun diminta melakukan perombakan kebijakan.
Ke depannya, Google berjanji akan memberikan pengguna kebebasan untuk memilih bagaimana data mereka digunakan oleh raksasa asal Mountain View.
"Pengguna layanan Google akan diberikan pilihan untuk menentukan nasib data mereka. Pengguna bisa mengetahui bagaimana Google menggunakan data mereka dan apakah data tersebut boleh digunakan lintas layanan," kata pimpinan tim pengawas Andreas Mundt, dalam keterangan resminya.
"Mekanisme ini bukan cuma untuk melindungi data pengguna, tetapi juga meredam kekuasaan Google dalam menyetir pasar," ia menambahkan.
Kebijakan baru Google akan berlaku pada 25 layanannya, termasuk Gmail, Google News, Assistant, Contacts, dan Google TV.
(fab/fab) Next Article Terungkap, Google Bayar Rp 153 T Singkirkan Bing-Yahoo Cs
