
Harga Rata-rata CPO Diestimasi Naik Hingga 2.700 Ringgit/ton
Raditya Hanung, ²©²ÊÍøÕ¾
04 April 2018 13:03

Berdasarkan estimasi lemahnya produksi dan peningkatan ekspor tersebut, CIMB mengestimasi stok minyak sawit Malaysia menurun 12% secara MtM ke 2,18 juta ton pada akhir Maret 2018, dan akan mampu membantu mengerek harga CPO pada awal kuartal II 2018 ini. Sebelumnya, berdasarkan analisis Tim Riset ²©²ÊÍøÕ¾, pada kuartal I 2018 harga CPO tercatat melemah sebesar 3,12%. Kemudian, rata-rata harga CPO selama 3 bulan awal tahun 2018 berada di level MYR 2.491/ton.
Pelemahan harga CPO di kuartal I 2018 utamanya disebabkan oleh India yang menaikkan tarif impor dari semula 30% menjadi 44%. Sebagai tambahan, India juga menaikkan tarif impor produk minyak sawit dari semula 40% menjadi 54%. Kebijakan tersebut berlaku per 1 Maret 2018. Padahal Negeri Bollywood itu merupakan salah satu negara pengimpor CPO terbesar di dunia.
Namun, satu hal yang perlu digarisbawahi adalah pelemahan harga CPO kuartal I 2018 masih lebih lunak daripada koreksi sebesar 14,89% pada kuartal yang sama tahun lalu.Â
CIMB berpendapat bahwa pelemahan harga CPO pada tiga bulan awal 2018 agak terbatas oleh kekeringan panjang yang mempengaruhi hasil panen kedelai di Argentina.
Ekspektasi penurunan stok kedelai tersebut juga diyakini CIMB dapat menjadi bahan bakar penguatan harga CPO ke depan. Seperti diketahui, naiknya harga kedelai yang menjadi rival CPO di sektor vegetable oil, pada umumnya akan diikuti dengan menguatnya harga CPO.Â
Selain dari Argentina, pada 29 Maret lalu US Department of Agriculture (USDA) mengejutkan pasar dengan mengumumkan proyeksi areal tanam kedelai yang lebih rendah dari ekspektasi. USDA melaporkan bahwa petani kedelai di Negeri Paman Sam akan melakukan penanaman di 88,9 juta are pada 2018, atau turun 1% dari rekor tahun lalu sebesar 90,1 juta are. Hal ini diyakini akan mendorong kenaikan harga minyak kedelai di tahun ini. (roy/roy)
![]() |
Pelemahan harga CPO di kuartal I 2018 utamanya disebabkan oleh India yang menaikkan tarif impor dari semula 30% menjadi 44%. Sebagai tambahan, India juga menaikkan tarif impor produk minyak sawit dari semula 40% menjadi 54%. Kebijakan tersebut berlaku per 1 Maret 2018. Padahal Negeri Bollywood itu merupakan salah satu negara pengimpor CPO terbesar di dunia.
Namun, satu hal yang perlu digarisbawahi adalah pelemahan harga CPO kuartal I 2018 masih lebih lunak daripada koreksi sebesar 14,89% pada kuartal yang sama tahun lalu.Â
Ekspektasi penurunan stok kedelai tersebut juga diyakini CIMB dapat menjadi bahan bakar penguatan harga CPO ke depan. Seperti diketahui, naiknya harga kedelai yang menjadi rival CPO di sektor vegetable oil, pada umumnya akan diikuti dengan menguatnya harga CPO.Â
Selain dari Argentina, pada 29 Maret lalu US Department of Agriculture (USDA) mengejutkan pasar dengan mengumumkan proyeksi areal tanam kedelai yang lebih rendah dari ekspektasi. USDA melaporkan bahwa petani kedelai di Negeri Paman Sam akan melakukan penanaman di 88,9 juta are pada 2018, atau turun 1% dari rekor tahun lalu sebesar 90,1 juta are. Hal ini diyakini akan mendorong kenaikan harga minyak kedelai di tahun ini. (roy/roy)
Pages
Most Popular