²©²ÊÍøÕ¾

IHSG Surut 5 Poin di Closing Sesi 1 Akibat Aksi Ambil Untung

Arif Gunawan, ²©²ÊÍøÕ¾
10 February 2021 11:48
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di teritori negatif pada penutupan sesi pertama perdagangan Rabu (10/2/2021), di tengah aksi ambil untung saham-saham unggulan.

Indeks acuan bursa nasional tersebut melemah tipis, sebesar 5,8 poin atau -0,09% ke 6.175,832. Sebanyak 181 saham menguat, 268 tertekan dan 268 lainnya flat. Transaksi bursa kian menipis dengan 7 miliar lebih saham diperdagangkan, sebanyak lebih dari 745 ribu kali.

Nilai transaksi surut menjadi Rp 8,3 triliun, di mana investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) hingga Rp 149,8 miliar di pasar reguler, yang menunjukkan mereka cenderung memburu aset-aset yang harganya tertekan.

Saham yang mereka buru di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai bersih masing-masing sebesar Rp 575 miliar dan Rp 143 miliar. Kedua saham BUMN perbankan tersebut bergerak berlawanan arah, di mana saham BBRI surut 10 poin atau -0,2% ke Rp 4.610 per saham, sedangkan BMRI menguat 0,4% atau 25 poin ke Rp 6.525 per unit.

Pada pembukaan pagi, IHSG dibuka menguat 0,26% ke 6.198,03. Meski demikian, reli bursa agak terhambat karena aksi ambil untung yang menimpa saham-saham unggulan dari berbagai sektor. Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih merajai dari sisi nilai transaksi dengan nilai perdagangan Rp 2,3 triliun. Saham BUMN tambang ini melompat 5,1% atau 140 poin ke Rp 2.870 per unit.

Kabar baik muncul dari Kementerian Kesehatan yang mencatat jumlah pasien positif corona per 9 Februari mencapai 1.174.779 orang. Artinya, ada penambahan 8.700 orang (0,75%) dari hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata penambahan pasien baru adalah 11.602 orang per hari, atau turun dibandingkan dengan rata-rata 14 hari sebelumnya yakni sebanyak 11.828 orang/hari. Penurunan ini mengindikasikan bahwa pandemi untuk sesaat cenderung terkendali.

Namun, pelaku pasar masih menunggu sepak terjang yang lebih agresif untuk memastikan bahwa pandemi segera berakhir, dengan melakukan vaksinasi dalam skala luas dan secepatnya. Bloomberg baru-baru ini memperkirakan Indonesia perlu 10 tahun untuk memvaksinasi seluruh warganya.

Di tengah kondisi demikian, aksi ambil untung pun tak terhindarkan, mengikuti tren di Wall Street yang juga melemah 0,1% fajar tadi. Di sisi lain, China merilis data kurang sedap yakni inflasi Januari yang melemah 0,3% secara tahunan, mengindikasikan daya beli masyarakat yang tertekan.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA


(ags/ags) Next Article Sempat Celup Zona Merah, IHSG Tutup Sesi 1 dengan Reli 0,23%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular