²©²ÊÍøÕ¾

Waspada! Ada Bad News Buat Saham CPO Nih, Simak

Tirta Widi Gilang Citradi, ²©²ÊÍøÕ¾
23 March 2021 06:50
CPO
Foto: Antara Foto/Akbar Tado/via REUTERS

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten-emiten yang bergerak di minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) bakal mendapatkan sentimen negatif dari pergerakan harga CPO Malaysia yang anjlok signifikan mengikuti kejatuhan harga minyak global.

Dalam sepekan lalu, harga minyak mentah drop lebih dari 6%.

Dari pasar modal, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat beberapa saham emiten CPO juga ditutup melemah pada perdagangan Senin kemarin (22/3).

Beberapa di antaranya PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sahamnya minus 0,46% di posisi Rp 10.800/saham dengan koreksi sebulan 1,14% dan year to date 12,37%. 

Kemudian PT Andira Agro Tbk (ANDI) sebulan minus 1,96% di posisi Rp 50/saham, dengan koreksi year to date 5,65%. Lalu PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) minus 0,29% sebulan dan year to date masih naik 8,05%. Penguatan masih dicatatkan saham-saham CPO Grup Salim yakni PT Salim Ivomas Pramata Tbk (SIMP) dan anak usahanya PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).

Sebulan saham LSIP naik 10,12% dan year to date naik 2,91% di Rp 1.415/saham, sementara induknya SIMP sebulan naik 21,46% dan year to date melesat 23% di posisi Rp 515/saham.

Sementara itu harga kontrak CPO yang berakhir 15 Juni 2021 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange ambles 9,72% dalam seminggu terakhir ke level RM 3.724/ton. Ini merupakan harga terendah dalam 2 pekan terakhir.

Anjloknya harga minyak mentah global karena penghentian sementara penggunaan vaksin AstraZeneca di berbagai negara dan kembali maraknya kebijakan lockdown di Eropa serta prospek peningkatan produksi menjadi sentimen negatif yang memukul harga CPO.

Kendati anjlok, harga CPO berpotensi menguat minggu ini seiring dengan kabar baik yang tercermin dari adanya peningkatan ekspor Malaysia.

Ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-20 Maret naik 6,8% menjadi 745.260 ton dari 697.794 ton pada periode yang sama bulan sebelumnya mengacu pada data perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia.

Perusahaan surveyor kargo lainnya yaitu Intertek Testing Services (ITS) melaporkan ekspor produk minyak sawit Negeri Jiran pada periode yang sama naik 5,2% atau lebih rendah dari yang dilaporkan oleh AmSpec Agri. Ekspor tercatat sebesar 734.463 ton untuk 20 hari bulan Maret.

Harga minyak sawit pada paruh pertama tahun ini akan didukung oleh kurangnya tenaga kerja asing di Malaysia dan harga yang tinggi untuk minyak kedelai sebagai substitusi. Hal ini disampaikan oleh Fitch Ratings dalam laporan risetnya terkait peringkat surat utang PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA).

Namun, Fitch meramal output industri akan meningkat sepanjang tahun dan hal ini akan berdampak pada harga CPO di tahun 2022.

"Kami telah meningkatkan asumsi kami untuk rata-rata harga CPO acuan Malaysia pada 2021 menjadi US$ 700/ton dari US$ 560/ton sebelumnya, dan menurunkan asumsi kami untuk 2022 menjadi US$ 550/ton dari US$ 600/ton. Asumsi jangka panjang kami tetap tidak berubah pada USD600/ton." kata Fitch Ratings.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA


(tas/tas) Next Article Harga CPO Dibuka Melesat 2,5%, ke Depan Masih Bisa Naik Gak?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular