²©²ÊÍøÕ¾

Insurance Forum

Bos IFG Beberkan Warning Buat Industri Asuransi di RI

Khoirul Anam, ²©²ÊÍøÕ¾
16 July 2024 15:35
Direktur Bisnis IFG, Pantro Pander Silitonga, dalam Insurance Forum pada Selasa (16/7/2024). (²©²ÊÍøÕ¾ TV)
Foto: Direktur Bisnis IFG, Pantro Pander Silitonga, dalam Insurance Forum pada Selasa (16/7/2024). (²©²ÊÍøÕ¾ TV)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Industri asuransi di Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Saat penetrasi belum maksimal, kini muncul peringatan karena pertumbuhan klaim lebih tinggi dibandingkan dengan premi. 

Direktur Bisnis Indonesia Financial Group (IFG) Pantro Pander Silitonga mengatakan bahwa penetrasi industri asuransi di Indonesia masih relatif rendah, bahkan dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand.

Banyak yang memperkirakan industri asuransi di Indonesia memiliki potensi pertumbuhan pesat, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif sehat. "Cuma kalau lihat spesifik di asuransi jiwa, trennya belum menunjukkan ke sana," katanya dalam acara Insurance Forum 2024, Selasa (16/7/2024).

Premi asuransi jiwa turun 7,7% secara tahunan (yoy) per Desember 2023. Pada periode yang sama, asuransi kesehatan tumbuh lebih dari 14% yoy.

Akan tetapi, asuransi kesehatan saat ini berhadapan dengan pertumbuhan klaim yang lebih tinggi dibandingkan dengan premi. Saat pandemi atau 2020-2023, asuransi kesehatan mencatat klaim naik 22%, sedangkan premi hanya 3,01%. 

"Klaim naik lebih tinggi dibandingkan premi, artinya kalau tren ini berkelanjutan tentunya menjadi tidak sustainable bagi perusahaan asuransi yang bergerak di bidang asuransi kesehatan," kata Pantro.

Selain itu, industri asuransi kesehatan juga tengah berhadapan dengan inflasi medis yang naik lebih kencang dibandingkan dengan inflasi inti.  "Jadi kalau kita lihat di beberapa tahun terakhir, inflasi medis sekitar 10%-14%, sementara ³¦´Ç°ù±ðÌý¾±²Ô´Ú±ô²¹³Ù¾±´Ç²Ô sekitar angka 3%," jelas Pantro.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat aset industri asuransi di Indonesia per Mei 2024 mencapai Rp1.120,57 triliun atau naik 1,30% yoy. Jumlah aset asuransi meningkat dari tahun sebelumnya yaitu Rp1.106,23 triliun.

Akumulasi pendapatan premi mencapai Rp137,40 triliun, atau naik 8,59% yoy. Angka tersebut terdiri dari premi asuransi jiwa yang tumbuh sebesar 2,23% yoy dengan nilai sebesar Rp73,51 triliun, serta premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 16,94% yoy dengan nilai sebesar Rp63,89 triliun.


(mkh/mkh) Next Article Kolaborasi Perusahaan Asuransi-BPJS Kesehatan, Peluang & Tantangannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular