
Whistle-blower 1MDB, Xavier Andre Justo: Saya Tidak Mencuri
Rehia Sebayang, ²©²ÊÍøÕ¾
01 June 2018 20:14

Kuala Lumpur, ²©²ÊÍøÕ¾ - Untuk waktu yang lama, Xavier Andre Justo telah dituduh sebagai orang yang mencuri file dan email dari mantan perusahaan tempatnya bekerja, PetroSaudi, untuk dijual kepada orang lain.
Namun, lelaki berusia 52 tahun yang juga seorang tokoh kunci dalam skandal 1MDB itu menegaskan bahwa bukti itu diberikan kepadanya dan tidak dicuri.
"Yang paling penting adalah file-file itu ... mereka tidak dicuri, mereka diberikan kepada saya. Dan saya memberi mereka tanpa modifikasi, perubahan, penambahan, atau penarikan," kata pria berkebangsaan Swiss itu.
"Itu adalah file asli dari server PetroSaudi, yang cukup banyak bercerita tentang 1MDB dan PetroSaudi."
Ia juga mengatakan operasi untuk menangkapnya di Thailand direncanakan untuk membuatnya berada jauh dari istri, teman, dan pengacaranya.
Justo mengatakan setelah penangkapannya, kesepakatan yang diberikan kepadanya sederhana, yaitu mengaku dan hukumannya akan ringan. Jika tidak, ia akan mendekam selama 10 tahun di salah satu penjara terburuk.
"Saya tidak punya pilihan dan berkata: 'Baiklah. Beri saya kertas dan pena, dan beri tahu saya apa yang Anda ingin saya tulis.' Dan itulah yang saya lakukan. Jadi, saya katakan saya mengunduh data. Mereka membuat saya mengatakan saya mencuri datanya. Tapi saya tidak pernah mencurinya," katanya, sebagaimana dilaporkan Straits Times, 25 Mei lalu.
"Itu bagian dari permainan untuk membuat saya menjadi orang jahatnya dan jurnalis lain (Clare Rewcastle-Brown) sebagai wanita jahatnya. Sisanya, semua perusahaan dan manajemen (PetroSaudi) menjadi orang baik."
"Itu kesepakatannya: 'Lakukan itu dan Anda akan keluar dalam enam bulan, atau jangan lakukan itu dan Anda akan menghabiskan 10 tahun di penjara (di Thailand)'."
Justo, yang menggambarkan dirinya sebagai orang keuangan dan bukan orang teknis, mengatakan pengakuannya didiktekan kepadanya.
Dia berkata: "Bahasa Inggris saya biasa-biasa saja tetapi jika Anda membacanya (pengakuan), itu dalam bahasa Inggris yang sempurna. Itu didiktekan kepada saya oleh warga negara Inggris yang juga merupakan subjek dari laporan kriminal kami di Swiss."
"Saya melakukan apa yang harus saya lakukan. Saya hanya ingin keluar, untuk bergabung kembali dengan keluarga saya, memeluk istri saya, dan bersama dengan putra saya."
"Ini adalah upaya bertahan hidup bagi saya. Saya akan mengakuinya, apa pun yang mereka minta dari saya."
"Tidak ada yang tahu bagaimana rasanya menghabiskan 18 bulan di penjara Thailand kecuali mereka ada di sana. Anda akan melakukan apa saja untuk bebas."
Justo mengatakan penangkapannya bersifat politis dan operasinya tertutup.
Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara di Thailand, yang dia yakini berlebihan untuk 'kejahatan' yang dituduhkan padanya.
Dia berkata: "Saya tidak melakukan kejahatan, upaya pemerasan ini dan mencuri data. Saya tidak melakukannya. Tetapi bahkan jika Anda melakukan semua itu di Thailand, Anda dapat keluar dengan jaminan. Itu disebut pelanggaran kecil."
"Tapi saya menerima hukuman tiga tahun. Secara kebetulan, hari hukuman saya adalah pada bulan Agustus 2015. Jika Anda menambahkan tiga tahun, itu Agustus 2018. Jadi, saya telah diberitahu bahwa mungkin mereka menginginkan saya dipenjara sampai setelah pemilihan."
Justo mengatakan dia dikunjungi oleh pejabat pemerintah Malaysia, dan pemerintah yang saat itu di bawah pimpinan mantan Perdana Menteri Najib Razak ingin dia diekstradisi ke Malaysia.
Dukungan dari diplomat Swiss di Thailand menyelamatkannya dari semua itu dan dia akhirnya diampuni dua kali oleh Raja Thailand.
"Pihak berwenang Swiss luar biasa. Saya mendapat dukungan penuh. Mereka datang mengunjungi saya di akhir pekan, hampir setiap minggu memberi saya berita. Mereka mengatakan kepada saya bahwa saya tidak akan berakhir di Malaysia," katanya.
(prm/prm) Next Article Skandal 1MDB Rp 140 M & Jeruji Besi 12 Tahun Najib Razak
Namun, lelaki berusia 52 tahun yang juga seorang tokoh kunci dalam skandal 1MDB itu menegaskan bahwa bukti itu diberikan kepadanya dan tidak dicuri.
"Yang paling penting adalah file-file itu ... mereka tidak dicuri, mereka diberikan kepada saya. Dan saya memberi mereka tanpa modifikasi, perubahan, penambahan, atau penarikan," kata pria berkebangsaan Swiss itu.
Ia juga mengatakan operasi untuk menangkapnya di Thailand direncanakan untuk membuatnya berada jauh dari istri, teman, dan pengacaranya.
Justo mengatakan setelah penangkapannya, kesepakatan yang diberikan kepadanya sederhana, yaitu mengaku dan hukumannya akan ringan. Jika tidak, ia akan mendekam selama 10 tahun di salah satu penjara terburuk.
"Saya tidak punya pilihan dan berkata: 'Baiklah. Beri saya kertas dan pena, dan beri tahu saya apa yang Anda ingin saya tulis.' Dan itulah yang saya lakukan. Jadi, saya katakan saya mengunduh data. Mereka membuat saya mengatakan saya mencuri datanya. Tapi saya tidak pernah mencurinya," katanya, sebagaimana dilaporkan Straits Times, 25 Mei lalu.
"Itu bagian dari permainan untuk membuat saya menjadi orang jahatnya dan jurnalis lain (Clare Rewcastle-Brown) sebagai wanita jahatnya. Sisanya, semua perusahaan dan manajemen (PetroSaudi) menjadi orang baik."
"Itu kesepakatannya: 'Lakukan itu dan Anda akan keluar dalam enam bulan, atau jangan lakukan itu dan Anda akan menghabiskan 10 tahun di penjara (di Thailand)'."
Justo, yang menggambarkan dirinya sebagai orang keuangan dan bukan orang teknis, mengatakan pengakuannya didiktekan kepadanya.
Dia berkata: "Bahasa Inggris saya biasa-biasa saja tetapi jika Anda membacanya (pengakuan), itu dalam bahasa Inggris yang sempurna. Itu didiktekan kepada saya oleh warga negara Inggris yang juga merupakan subjek dari laporan kriminal kami di Swiss."
"Saya melakukan apa yang harus saya lakukan. Saya hanya ingin keluar, untuk bergabung kembali dengan keluarga saya, memeluk istri saya, dan bersama dengan putra saya."
"Ini adalah upaya bertahan hidup bagi saya. Saya akan mengakuinya, apa pun yang mereka minta dari saya."
"Tidak ada yang tahu bagaimana rasanya menghabiskan 18 bulan di penjara Thailand kecuali mereka ada di sana. Anda akan melakukan apa saja untuk bebas."
Justo mengatakan penangkapannya bersifat politis dan operasinya tertutup.
Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara di Thailand, yang dia yakini berlebihan untuk 'kejahatan' yang dituduhkan padanya.
Dia berkata: "Saya tidak melakukan kejahatan, upaya pemerasan ini dan mencuri data. Saya tidak melakukannya. Tetapi bahkan jika Anda melakukan semua itu di Thailand, Anda dapat keluar dengan jaminan. Itu disebut pelanggaran kecil."
"Tapi saya menerima hukuman tiga tahun. Secara kebetulan, hari hukuman saya adalah pada bulan Agustus 2015. Jika Anda menambahkan tiga tahun, itu Agustus 2018. Jadi, saya telah diberitahu bahwa mungkin mereka menginginkan saya dipenjara sampai setelah pemilihan."
Justo mengatakan dia dikunjungi oleh pejabat pemerintah Malaysia, dan pemerintah yang saat itu di bawah pimpinan mantan Perdana Menteri Najib Razak ingin dia diekstradisi ke Malaysia.
Dukungan dari diplomat Swiss di Thailand menyelamatkannya dari semua itu dan dia akhirnya diampuni dua kali oleh Raja Thailand.
"Pihak berwenang Swiss luar biasa. Saya mendapat dukungan penuh. Mereka datang mengunjungi saya di akhir pekan, hampir setiap minggu memberi saya berita. Mereka mengatakan kepada saya bahwa saya tidak akan berakhir di Malaysia," katanya.
(prm/prm) Next Article Skandal 1MDB Rp 140 M & Jeruji Besi 12 Tahun Najib Razak
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular