
Malaysia Setop Kereta Cepat Karena Utang, RI Jalan Terus
Arys Aditya, ²©²ÊÍøÕ¾
06 June 2018 14:02

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Proyek kereta cepat Malaysia - Singapura dibatalkan oleh PM Mahathir Mohamad, meski hingga saat ini belum ada tindakan resmi dari Singapura.
Mahathir mengatakan utang Malaysia sudah terlalu banyak mencapai sekitar 1 triliun ringgit, sehingga proyek kereta cepat sepanjang 350 km dengan nilai sekitar 60-100 miliar ringgit (Rp 250 - Rp 350 triliun) akan semakin membebani keuangan negara.
Proyek kereta cepat pertama di ASEAN ini pun terancam batal.
Hal ini berbeda dengan di Indonesia, di mana proyek kereta cepat Jakarta - Bandung terus berjalan.
Direktur PT Kereta Cepat Indonesia - China Chandra Dwiputra mengatakan pencairan utang tahap 2 dari China Development Bank untuk proyek KA cepat Jakarta - Bandung dapat dilakukan tahun ini.
"Sekarang sedang kita proses ke China, tahun ini bisa dua kali lagi [cair]. Saya gak ingat angkanya," kata Chandra di kantor Kemenko Kemaritiman, Rabu (6/6/2018).
Pada tahap 1, jumlah utang yang dicairkan pada akhir April 2018 mencapai US$ 170 juta atau setara dengan Rp 2,28 triliun.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengatakan perseroan bisa menarik pinjaman sebesar US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun lagi setelah pencairan tahap pertama.
Adapun Chandra mengungkapkan pada akhir tahun ini progress pembangunan proyek memasuki tahap 100% pembebasan lahan di sepanjang area lintasan 142,3 km itu.
Dia juga menuturkan saat ini sudah 45 dari 215 area proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang telah dikerjakan oleh kontraktor.
"Saat ini konstruksi masih 5%, akhir tahun bisa 25%. Kalau lahan harus beres dong akhir tahun, kan sekarang sudah sekitar 69%-70%," ungkapnya.
(ray/ray) Next Article KA Cepat JKT-SMRG Rp 58 T, APBN Tak Kuat Biayai!
Mahathir mengatakan utang Malaysia sudah terlalu banyak mencapai sekitar 1 triliun ringgit, sehingga proyek kereta cepat sepanjang 350 km dengan nilai sekitar 60-100 miliar ringgit (Rp 250 - Rp 350 triliun) akan semakin membebani keuangan negara.
Proyek kereta cepat pertama di ASEAN ini pun terancam batal.
Hal ini berbeda dengan di Indonesia, di mana proyek kereta cepat Jakarta - Bandung terus berjalan.
Direktur PT Kereta Cepat Indonesia - China Chandra Dwiputra mengatakan pencairan utang tahap 2 dari China Development Bank untuk proyek KA cepat Jakarta - Bandung dapat dilakukan tahun ini.
"Sekarang sedang kita proses ke China, tahun ini bisa dua kali lagi [cair]. Saya gak ingat angkanya," kata Chandra di kantor Kemenko Kemaritiman, Rabu (6/6/2018).
Pada tahap 1, jumlah utang yang dicairkan pada akhir April 2018 mencapai US$ 170 juta atau setara dengan Rp 2,28 triliun.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengatakan perseroan bisa menarik pinjaman sebesar US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun lagi setelah pencairan tahap pertama.
Adapun Chandra mengungkapkan pada akhir tahun ini progress pembangunan proyek memasuki tahap 100% pembebasan lahan di sepanjang area lintasan 142,3 km itu.
Dia juga menuturkan saat ini sudah 45 dari 215 area proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang telah dikerjakan oleh kontraktor.
"Saat ini konstruksi masih 5%, akhir tahun bisa 25%. Kalau lahan harus beres dong akhir tahun, kan sekarang sudah sekitar 69%-70%," ungkapnya.
(ray/ray) Next Article KA Cepat JKT-SMRG Rp 58 T, APBN Tak Kuat Biayai!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular