
Internasional
Kereta Cepat Ditunda, Mahathir Akan Bicara dengan Singapura
Rehia Sebayang, ²©²ÊÍøÕ¾
19 July 2018 13:49

Kuala Lumpur, ²©²ÊÍøÕ¾ - Malaysia akan berupaya untuk menegosiasikan penundaan proyek kereta api berkecepatan tinggi dengan Singapura, kata Perdana Menteri Mahathir Mohamad pada hari Kamis (19/7/2018).
Mahathir sebelumnya mengatakan ia akan membatalkan pembangunan kereta api antara Kuala Lumpur dan Singapura, dan akan berbicara dengan tetangga selatan Malaysia tentang kompensasi apa pun yang harus dibayar.
"Masalahnya adalah jika kita secara sepihak membatalkan perjanjian, kita harus membayar kompensasi yang sangat tinggi," kata Mahathir kepada wartawan di parlemen pada hari Kamis, melansir Reuters.
Ia menambahkan bahwa mengingat situasi keuangan Malaysia, proyek berbiaya mahal itu harus ditunda.
Kesepakatan pembangunan kereta cepat tersebut ditandatangani oleh Malaysia dan Singapura pada bulan Desember tahun 2016. Jalur kereta sepanjang 350 km itu dijadwalkan beroperasi pada bulan Desember 2026.
Bila sudah beroperasi, jalur kereta ini akan memotong waktu perjalanan antara Singapura dan Kuala Lumpur menjadi 90 menit, dari empat jam dengan mengendarai mobil saat ini.
(prm) Next Article Masyarakat Ingin Kereta Cepat Malaysia-Singapura Dilanjutkan
Mahathir sebelumnya mengatakan ia akan membatalkan pembangunan kereta api antara Kuala Lumpur dan Singapura, dan akan berbicara dengan tetangga selatan Malaysia tentang kompensasi apa pun yang harus dibayar.
"Masalahnya adalah jika kita secara sepihak membatalkan perjanjian, kita harus membayar kompensasi yang sangat tinggi," kata Mahathir kepada wartawan di parlemen pada hari Kamis, melansir Reuters.
Kesepakatan pembangunan kereta cepat tersebut ditandatangani oleh Malaysia dan Singapura pada bulan Desember tahun 2016. Jalur kereta sepanjang 350 km itu dijadwalkan beroperasi pada bulan Desember 2026.
Bila sudah beroperasi, jalur kereta ini akan memotong waktu perjalanan antara Singapura dan Kuala Lumpur menjadi 90 menit, dari empat jam dengan mengendarai mobil saat ini.
(prm) Next Article Masyarakat Ingin Kereta Cepat Malaysia-Singapura Dilanjutkan
Most Popular