²©²ÊÍøÕ¾

Istana Bantah Rapat Jokowi & Konglomerat Junior Bahas Pilpres

Arys Aditya, ²©²ÊÍøÕ¾
28 August 2018 14:25
Presiden Joko Widodo kemarin bertemu dengan konglomerat junior, dan hari ini mengundang ekonom ke Istana Merdeka.
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/Arys Aditya
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Istana Kepresidenan membantah pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan para konglomerat junior yang dikomandoi Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P. Roeslani bermuatan politis.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo mengundang 20 suksesor konglomerat paling top di Indonesia dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam di Istana Merdeka, Senin (27/8/2018).

Pertemuan ini kemudian banyak ditafsirkan menjadi pertemuan yang politis karena berdekatan dengan persiapan kampanye untuk persiapan Pemilihan Presiden 2019.

Istana Bantah Pertemuan Jokowi-Konglomerat Bahas PolitikFoto: ²©²ÊÍøÕ¾/Arys Aditya


Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika mengemukakan pertemuan itu diselenggarakan murni karena Presiden Jokowi ingin mendengarkan masukan dari para calon pemegang konglomerasi bisnis di Indonesia.



"Kalau presiden itu niatnya untuk kepentingan di luar ekonomi, politik, mungkin forumnya nggak akan terbuka seperti kemarin itu. Yang semacam itu tertutup saja, nggak mungkin publik tahu," kata Erani di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (28/8/2018).

Pada hari ini, Presiden juga melakukan pertemuan yang serupa bersama Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) yang diketuai oleh pebisnis dan mantan politisi PAN, Soetrisno Bachir.

Dalam pertemuan kemarin, hadir nama-nama besar Martin Hartono, anak dari bos Grup Djarum Robert Budi Hartono, lalu Michael Widjaja, cucu pendiri Grup Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja serta anak dari Anthoni Salim dan cucu Soedomo Salim, yakni Axton Salim.



Berikutnya, Anderson Tanoto (anak pendiri Royal Golden Eagle Soekanto Tanoto), Jonathan Tahir (anak Dato Sri Tahir pemilik Mayapada Group), Alvin Sariaatmadja (anak bos Emtek Eddy Kusnadi Sariaatmadja) dan Yaser Raimi Arifin Panigoro yang merupakan anak bos Medco, Arifin Panigoro.

Tidak ketinggalan, nama-nama yang sering muncul di telinga publik seperti Anindya Bakrie, yang kini secara efektif sudah merupakan pengendali dari bisnis ayahnya Aburizal Bakrie, kemudian Arini Saraswaty Subianto, perempuan terkaya di Indonesia yang masih berusia 47 tahun.

Lalu ada konglomerasi mentereng tetapi misterius, Agung Sedayu Group yang diwakili oleh Richard Halim Kusuma, anak dari Sugianto Kusuma alias Aguan. Selain itu, terselip nama Pandu Patria Sjahrir, anak dari bos Toba Bara Pandu Sjahrir yang juga keponakan dari Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Erani menyebut pertemuan bersama menjadi penting karena mereka itulah yang akan mengendalikan bisnis ayah dan kakeknya setidaknya dalam 5 tahun ke depan.

"Mereka itu sekarang pucuk pimpinan grup dan mungkin 5 tahun lagi juga akan menjadi memegang penuh."

Ia mengatakan, dalam pertemuan itu Presiden juga tidak secara langsung mengundang, melainkan mengajak audiensi atau diskusi sehingga para konglomerat muda itu bisa menyampaikan kendala dan masalah-masalah yang mereka hadapi, seperti sumber daya manusia.

"Itu audiensi. Kayak tadi KEIN mengantri karena cuma beberapa orang yang ngomong. Jadi kemarin itu keputusan Ketua Kadin. Bukan Presiden yang meminta. Makanya yang disampaikan Kadin generasi kedua, ketiga. Mereka yang menggerakkan Kadin."
(ray) Next Article CAD Melebar Hingga 3%, Jokowi: Saya Selesaikan dalam Setahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular