²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

KTT COP26 Kasih Angin ke Batu Bara, 'Kiamat' Masih Lama

Robertus Andrianto, ²©²ÊÍøÕ¾
15 November 2021 13:04
Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)
Foto: Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)

Batu bara masih jadi sumber energi yang berperan penting dalam jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan energi. Terlebih lagi pemulihan ekonomi dunia saat ini mendorong permintaan batu bara lebih tinggi dari sebelumnya.

Menurut data dari organisasi nirlaba AS Global Pemantau Energi (GEM), sebanyak hampir 200 pembangkit listrik batu bara sedang dibangun saat ini. Itu termasuk 95 di China dan 28 di India.

Akan tetapi, permintaan ini diyakini sejumlah lembaga akan terus terkikis dalam jangka panjang seiring pelaksanaan komitmen negara-negara dalam mencapai nol emisi (net-zero emission). Agensi Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan batu bara akan turun 90% pada 2050 dalam skenario komitmen negara mencapai net-zero emission akan tercapai.

Peran batu bara untuk pembangkit listrik akan mencapai titik di bawah 1% pada tahun 2050. Saat ini di 2020, porsinya 35%.

Meski demikian, faktanya, transisi ke energi terbarukan dari bahan bakar fosil diperkirakan membutuhkan dana investasi mahal. Butuh US$ 800-US$ 820 miliar per tahun di tahun 2030-2050.

Angka tersebut naik hampir tiga kali lipat dari investasi EBY tahun 2020 sekitar US$ 280 miliar per tahun. Negara berkembang jadi yang terdampak dari proyek ini karena penghasilan dari komoditas dan juga keterbatasan dana untuk investasi di tengah ekonomi yang lesu.

Perjanjian yang disepakati di COP26 mengatur dukungan secara signifikan untuk negara berkembang, melebihi US$ 100 miliar per tahun yang berasal dari dompet negara maju hingga 2025.

Namun komitmen dukungan kepada negara berkembang tampaknya tidak akan mudah. AS, Jepang, Norwegia, Swedia, dan lainnya menilai dukungan US$100 miliar masih sulit dan kemungkinan tidak akan tercapai hingga 2022 atau 2023.

(ras/sef)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular