²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Mengenal George Soros, Miliarder Yahudi yang Singgung WW3

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
25 May 2022 10:06
George Soros
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Nama George Soros kembali menjadi sorotan. Kali ini, investor berdarah Yahudi itu menyebut bahwa serangan Rusia ke Ukraina merupakan sebuah awalan dari Perang Dunia Ketiga (WW3).

Dalam sebuah sesi makan malam Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Swiss, Selasa (24/5/2022), investor berusia 91 tahun itu bahkan menyebutkan perang yang terjadi hari ini merupakan ancaman besar bagi peradaban dunia. Soros menyebut bahwa untuk menghentikan ini, pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin harus dikalahkan.

"Invasi itu mungkin merupakan awal dari Perang Dunia 3 dan peradaban kita mungkin tidak akan bertahan," kata Soros kepada Davos, menurut teks pidatonya yang dirilis oleh kantornya, dikutip Reuters, Rabu (25/5/2022).

"Cara terbaik dan mungkin satu-satunya untuk melestarikan peradaban kita adalah mengalahkan Putin sesegera mungkin. Itulah intinya."

George Soros sendiri memang bukanlah seorang figur biasa. Ia lahir pada tahun 1930 di Hungaria dan masih merasakan tumbuh besar dibawah tekanan Nazi Jerman. Bahkan, Soros dan warga Yahudi lainnya dilarang bersekolah

Meski begitu, investor yang bermukim di Amerika Serikat (AS) itu disebut-sebut saat ini memiliki uang dan kekuatan yang besar sehingga mampu mengguncang ekonomi suatu negara.

Pada saat Krisis Moneter melanda Indonesia dan Negara Asia lainnya pada 1997-1998, George Soros diduga menjadi dalang dari krisis itu. Hal ini diungkapkan Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Muhammad yang menyebut bahwa krisis itu disebabkan perusahaan hedge fund miliknya yang membuat mata uang negara-negara Asia terguncang.

Hedge Fund sendiri merupakan sebuah lembaga pengelola dana investasi para nasabah kelas kakap. Saat krisis terjadi, salah satu perusahaan Hedge Fund di Asia adalah Quantum Fund yang merupakan milik Soros. Quantum Fund dan Soros disebut telah melakukan spekulasi mata uang Bath di Thailand yang memicu kejatuhan mata uang itu terhadap Dollar AS.

Tak hanya di Asia, Soros juga disebut pernah memainkan peran untuk menjatuhkan kebijakan Bank Sentral Inggris. Pada tahun 1992, Soros bersama para investor lainnya disebut berhasil menguras habis devisa milik London yang akhirnya tak mampu lagi mengatur laju mata uang pound.

Kejadian itu sendiri disebut-sebut sebagai perang antara Soros dengan Bank Sentral Inggris. Dalam beberapa jam saja, pound terdevaluasi 15% dan Soros berhasil mengantongi keuntungan sebesar US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun dalam pertempuran itu.

Di balik sosoknya yang kontroversial ini, Soros juga memiliki sisi lain di luar dunia bisnis. Ia merupakan tokoh yang cukup liberal yang seringkali membantu mengembangkan paham demokrasi di seluruh dunia.

Untuk itu, ia mendirikan sebuah yayasan yang dinamakan Open Society Foundation. Dalam situsnya, disebutkan bahwa Soros telah memberikan dana pribadinya hingga US$ 32 miliar ke dalam yayasan itu.


(sef/sef) Next Article Nah Lo! George Soros Singgung Perang Dunia 3, Sudah Dekat?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular