²©²ÊÍøÕ¾

PBB: Harga Beras Dunia Naik, di Indonesia Bagaimana?

Damiana Cut Emeria, ²©²ÊÍøÕ¾
13 June 2022 15:10
Pekerja merapikan beras Bulog di Gudang Bulog, Divisi Regional DKI Jakarta dan Banten  yang berada di kawasan Kelapa Gading, Jakarta (19/3/2021) . Pemerintah berencana Impor beras 1 juta ton. Dirut Perum Bulog Budi Waseso pun buka - bukaan soal kondisi ratusan ribu ton beras yang belum terpakai.   (²©²ÊÍøÕ¾/ Tri Susuilo)
Foto: Beras Bulog (²©²ÊÍøÕ¾/ Tri Susuilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia PBB (FAO) mencatat, saat ini tengah terjadi kenaikan harga beras. Bahkan menanjak ke indikator tinggi.

Dalam rilis indeks edisi Juni 2022, FAO mengungkapkan, harga beras di bulan Mei 2022 naik ke level tertinggi dalam setahun. Berada di posisi level 109,2 poin, naik 3,5% dibandingkan April 2022. Lonjakan tajam terjadi untuk semua jenis beras.

Lalu bagaimana di Indonesia?

Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pada hari ini, Senin (13/6/2022) jelang sore menunjukkan, harga rata-rata nasional beras kualitas bawah I dan II bertengger di Rp10.700 dan Rp10.400 per kg.

Sedangkan, beras kualitas medium I bertahan di Rp11.750 dan kualitas medium II bertahan di Rp11.550 per kg.

Di Jakarta, Informasi Pangan Jakarta mencatat, harga beras beragam. Yang naik hanya jenis IR.I (IR 64) sebesar Rp523 menjadi Rp11.397 per kg. Dan jenis Pera naik Rp61 jadi R[11.842 per kg.

Harga beras IR.II (Ramos) turun Rp118 jadi Rp10.478 per kg dan IR.III (IR 64) turun Rp64 menjadi Rp9.608 per kg.

Kepala Pusat Pusat Pengkajian Dan Penerapan Agroekologi Serikat Petani Indonesia (SPI) Muhammad Qomarunnajmi mengatakan, saat ini harga masih realtif stabil. Apalagi, saat ini petani baru saja melakukan panen dan sedang bersiap memasuki musim tanam berikutnya.

"Masih stabil. Produksi di sekitar saya ini baik, malah sebagian ada peningkatan. Prediksi kita, produksi tahun ini akan bagus," kata Qomar kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (13/6/2022).

Sementara itu, Dosen Agribisnis IPB Bayu Krisnarmuti mengatakan, saat ini belum terlihat dalam chart indeks harga FAO apakah fenomena yang lebih panjang dari musiman. Bisa saja, kata dia, karena pengaruh kebijakan negara-negara. Dimana, sudah 20-an negara yang melarang ekspor produk-produknya.

"Poin-nya, masih harus dicermati dan kita harus waspada jika tren ini berlanjut. Beras itu sangat sensitif bagi masyarakat Indonesia. Jadi informasi dari FAO harus dicermati dengan saksama meskipun saat ini tidak perlu khawatir berlebihan," kata Bayu kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (13/6/2022).

Hal senada disampaikan Ekonom Senior Core Indonesia Dwi Andreas Santosa.

"Untuk harga beras nggak begitu tinggi kenaikannya dibandingkan gandum. Menurut saya nggak perlu dikhawatirkan. Karena produksi beras global juga naik, tahun 2020/2021 naik, tahun 2021/2022 juga naik, dan katanya tahun depan juga naik," katanya kepada ²©²ÊÍøÕ¾ Indonesa, Senin (13/6/2022).

Jika terjadi kenaikan harga, ujarnya, kemungkinan akibat lonjakan biaya produksi beras.

"Bisa juga karena ikut harga komoditas lain. Bisa terjadi, kenaikan harga komoditas naik karena harga komoditas lain, bisa yang saling berkaitan bisa juga yang nggak ada hubungannya," jelas Dwi Andreas.


(dce/dce) Next Article Jelang Imlek, Usai Menggila Harga Sembako Hari Ini Turun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular