²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Inggris Siap Potong Pajak Besar-besaran Demi Atasi Krisis

Thea Fathanah Arbar, ²©²ÊÍøÕ¾
03 October 2022 12:50
The People's Assembly Against Austerity protest to coincide with the opening of the Conservative Party Conference under the title We Will Not Pay For Their Crisis gathers outside the ICC on 2nd October 2022 in Birmingham, United Kingdom. With the cost of energy bills rising, financial turmoil in the markets following the Chancellors mini-budget, recession in the economy, and the cost of living crisis gripping households all over the country, the Peoples Assembly are holding a series of protests to unite workers and communities from all over Britain against the Tory government, and their policies. Thousands of protesters gathered holding placards for the demonstration and march. (photo by Mike Kemp/In Pictures via Getty Images)
Foto: In Pictures via Getty Images/Mike Kemp

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Keuangan (Menkeu) Inggris Kwasi Kwarteng berjanji akan tetap menggandakan pemotongan pajak dan disiplin fiskal setelah rencananya tersebut menuai polemik di tengah krisis yang ekonomi yang menghantam negara tersebut.

Kwarteng mengatakan akan menetapkan rencana pendanaannya pada 23 November dalam sebuah pernyataan fiskal penuh. Ia menegaskan kembali bahwa kebijakannya bertujuan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan aman secara fiskal

"Kita harus menghadapi fakta bahwa terlalu lama ekonomi kita tidak cukup berkembang. Jalan di depan kita adalah salah satu penurunan yang lambat dan terkelola," kata Kwarteng, dikutip Reuters, Senin (3/10/2022).

"Kami membutuhkan pendekatan baru, fokus pada peningkatan pertumbuhan ekonomi ... Kami harus tetap berada di jalur. Saya yakin rencana kami adalah yang benar."

Kwarteng menegaskan kembali pernyataan fiskal lengkapnya akan disertai dengan perkiraan oleh Kantor Tanggung Jawab Anggaran (OBR), sebuah badan independen yang memeriksa laporan fiskal pemerintah tetapi dipotong dari memeriksa rencana pertumbuhan.

Sebelumnya, pada awal konferensi tahunan Partai Konservatif, Kwarteng dan Perdana Menteri Liz Truss dipaksa untuk mempertahankan rencana pemotongan pajak yang dikombinasikan dengan paket subsidi energi mahal.

Hal itu diumumkan di tengah anjloknya poundsterling jatuh ke rekor terendah terhadap dolar AS dan biaya pinjaman pemerintah melonjak.

Pada Jumat, lembaga pemeringkat Standard & Poor's memangkas prospek peringkat kredit negara Inggris menjadi negatif, yang berarti penurunan peringkat bisa saja terjadi.

Namun, Truss dan Kwarteng menolak seruan untuk membatalkan rencana penghapusan tarif tertinggi pajak penghasilan dan pemotongan tarif dasar.

Dana Moneter Internasional (IMF) pekan lalu mengatakan pemotongan pajak mungkin akan memperburuk ketidaksetaraan dan melemahkan perjuangan BoE melawan inflasi.


(luc/luc) Next Article Inggris Krisis, Jutaan Warga Rela Tak Makan Demi Listrik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular