²©²ÊÍøÕ¾

Curhat Bos Hotel, Pangkas Sana-Sini Bikin Sulit Pulih

Emir Yanwardhana, ²©²ÊÍøÕ¾
12 October 2022 18:20
Pameran Busworld Southeast Asia 2022 di JIExpo Kemayoran Jakarta, Kamis (6/10/2022). Pameran bus terbesar di Asia Tenggara ini berlangsung pada 5 - 7 Oktober 2022. (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Pameran Busworld Southeast Asia 2022 di JIExpo Kemayoran Jakarta, Kamis (6/10/2022). Pameran bus terbesar di Asia Tenggara ini berlangsung pada 5 - 7 Oktober 2022. (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pengusaha mengungkapkan, industri meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE) di dalam negeri hingga saat ini belum kembali pulih seperti tahun 2019 lalu. Terlihat dari masih minimnya pemesanan tempat acara seperti di hotel. 

"Ada tapi belum banyak, yang kalau seperti di JCC atau ICE BSD saya kurang tahu. Tapi kalau dari hotel, saat ini pemerintah sudah mulai banyak, tapi untuk swasta belum kembali seperti tahun 2019 lalu," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta Sutrisno Iwantono, kepada ²©²ÊÍøÕ¾ Rabu (12/10/2022).

Dia pun pesimistis industri ini bisa pulih, melihat ancaman resesi global yang membuat banyak pihak swasta kembali 'mengencangkan ikat pinggang'. Dan, memangkas banyak biaya hingga kegiatan saat ini kembali banyak dilakukan secara daring. 

"Sekarang kan menuju resesi pelaku usaha sedang wait and see tahun 2023," katanya.

"Swasta bakal tahan pengeluaran di sektor MICE. Pengeluaran dikendalikan karena kemungkinan daya beli masyarakat menurun, inflasi tinggi, dan suku bunga naik juga memberi dampak. Sehingga kembali melakukan efisiensi dari sisi biaya," tambahnya.

Hanya saja, imbuh dia, kondisi saat ini memang tidak separah saat awal pandemi Covid-19, di mana penghasilan hotel dari sewa ruangan serba guna terbilang nol. Menurut Sutrisno, acara yang sifatnya produktif seperti marketing atau pemasaran pun tentu masih akan diselenggarakan secara offline.

Sementara itu, lanjut Sutrisno, okupansi hotel saat ini pun masih berkisar 40-50%. Sehingga, hotel belum berani menaikkan tarif kamar sehingga pendapatan hotel pun diakui belum ada tanda-tanda perbaikan.

"Okupansi lebih baik dari tahun lalu, tapi kalau pendapatan belum sepenuhnya kembali karena harganya masih belum dapat kita naikkan. Jadi pendapatan belum kembali," kata Sutrisno.


(dce/dce) Next Article Bos Hotel Teriak, Marak Staycation di Kos-kosan & Apartemen

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular