²©²ÊÍøÕ¾

Pembeli Meikarta 'Nangis Darah' Cicil ke Bank, Unit Tak Jelas

Martya Rizky, ²©²ÊÍøÕ¾
16 December 2022 18:20
Foto udara suasana pembangunan proyek apartemen Meikarta Distrik 2 yang mangkrak di Cibatu, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Rabu (7/12/2022). (²©²ÊÍøÕ¾/ Andrean Kristianto)
Foto: Foto udara suasana pembangunan proyek apartemen Meikarta Distrik 2 yang mangkrak di Cibatu, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Rabu (7/12/2022). (²©²ÊÍøÕ¾/ Andrean Kristianto)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Para konsumen apartemen Meikarta di bawah PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) masih terkatung-katung nasibnya belum menerima unit apartemen. Mereka mendesak segera mengembalikan uang, di sisi lain mereka tetap mencicil kredit apartemen ke perbankan.

Salah satu konsumen Meikarta, Harry Supriyadi menceritakan kepada ²©²ÊÍøÕ¾, ia mengaku dirinya sempat diintimidasi oleh pihak bank dengan dikirimkan tiga kali surat peringatan karena dia tidak melanjutkan pembayaran cicilannya. Padahal, sebelumnya dia sudah mengirimkan surat kepada pihak bank untuk menahan dulu cicilan tersebut sampai ada kejelasan kapan unit miliknya mulai dibangun kembali.

"Saya stop cicilan sudah 4 bulan, sejak September 2022 kemarin. Terus saya diintimidasi, ada surat peringatan sebanyak 3 kali, padahal saya sudah bersurat minta option untuk hold cicilan sampai ada kejelasan, atau minta refund. Tapi pihak bank-nya nggak mau tau, pihak banknya bilang intinya kalau mau dibatalin ya harus dilunasin. Kan kayak gimana ya," curhatnya, Jumat (16/12/2022).

"Dari saya beli itu sudah 5 tahun, sisa cicilan saya sekitar 10 tahunan lagi. Selama nyicil 5 tahun itu saya tidak bermasalah. Tapi saya stop cicilan di September 2022," tambah Harry.

Ia mengaku, dirinya akan beritikad baik untuk melanjutkan cicilannya, tetapi dengan alasan pihak bank maupun pihak Lippo atau dalam hal ini PT MSU juga beritikad baik untuk memberi kejelasan kepada para korban terkait dengan pembangunan megaproyek tersebut.

"Itikad baik saya juga akan tetap melanjutkan cicilan kalau memang mereka juga beritikad baik," tuturnya.

Harry juga menceritakan bahwa ada temannya yang juga mengalami hal serupa dengannya.

"Ada juga teman saya, dia beli unit yang lebih besar, cicilannya Rp 4 jutaan per bulan, tapi karena unitnya nggak pernah di-handover terus cicilan berat akhirnya dia nyerah. Padahal duit masuk udah hampir Rp 250 jutaan, dia nyerah terus dari bank disuruh nulis surat surrender, jadi dia nggak bisa menuntut. Ya udah uangnya hilang sama sekali. Ada beberapa orang yang kayak begitu," ujarnya.

"Kayaknya memang ini strategi atau konspirasi dari mereka, kalau saya lihat ini Meikarta mencari keuntungannya seperti itu. Dengan tameng PKPU nya itu untuk menghimpun dana. (Pembeli unit) nggak mengangsur selama 3 bulan, nah itu kesempatan Meikarta untuk mengeksekusi, dana yang sudah masuk akan hangus, tapi memang unitnya belum ada wujudnya. Ini bisa dikatakan pemerasan, lanjut dia.

Sampai dengan dia memutuskan untuk berhenti membayar cicilan, Harry mengaku sudah mengalami kerugian hingga lebih dari Rp 100 jutaan.

Sejalan dengan itu, korban Meikarta lainnya juga ada yang mengaku bahwa pada saat proses pengajuan pembatalan pihak Bank Nobu mempersulit.

"Itu waktu proses (pengajuan pembatalannya) juga susah, karena dari bank minta alasan kenapa nggak mau bayar lagi? Kenapa mutusin untuk stop? Waktu itu saya pakai alasan, ini proyeknya bermasalah segala macam, saya takut nggak dibangun. Nah, pihak bank tidak bisa menerima alasan itu, karena ini alasannya pembangunannya masih ada. Jadi saya harus putar otak untuk menyetop kreditnya," curhat Bagus kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Jumat (16/12/2022).

Para konsumen Meikarta menyebut bahwa pihaknya akan terus memperjuangkan haknya untuk mendapatkan refund atau pengembalian dana mereka. Karena, menurut mereka, yang ingkar janji adalah pihak PT Mahkota Sentosa Utama (MSU), bukan dari pihak konsumen.


(hoi/hoi) Next Article Kasihan! Pembeli Meikarta Baru Bisa Dapat Unit Tahun 2027

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular