
SVB Picu Ketakutan Baru: Resesi & Pinjaman Kredit Dipersulit

Torsten Slok, kepala ekonom di Apollo Global Management Inc, bank-bank kecil saat ini cenderung merespons krisis yang terjadi dengan memperketat standar dan memperlambat pinjaman demi meningkatkan rasio modal.
"Jika tiba-tiba jauh lebih sulit untuk mendapatkan pinjaman mobil, pinjaman konsumen, KPR untuk real estat komersial itu karena bank regional kecil harus mengatur ulang neraca," kata Slok kepada WSJ.
Slok memperkirakan ekonomi AS akan memasuki resesi pada pertengahan tahun ini yang dipicu oleh penurunan pinjaman dari bank-bank kecil.
Sementara, Daco juga menyebut, dia yakin rontoknya SVB membuat peluang resesi meningkat secara tajam, dan mungkin terjadi pada tahun ini.Ìý
Sebelumnya, ekonom Goldman Sachs meningkatkan kemungkinan ekonomi AS memasuki jurang resesi dalam 12 bulan ke depan menjadi 35%, dari 25% sebelum kebangkrutan SVB.
Kepala ekonom di sebuah bank regional besar di Dallas, Comerica Bank, Bill Adams menjelaskan, bank-bank regional dan kecil penting bagi perekonomian secara keseluruhan, dan sejumlah pelosok tertentu bahkan lebih bergantung pada bank-bank tersebut untuk mendapatkan kucuran kredit.
"Bank-bank yang berada di luar bank terbesar lebih fokus pada layanan perbankan untuk usaha kecil dan kota kecil serta pedesaan," ujar Bill Adams.
Gejolak sistem keuangan dapat memperketat kredit, yang pada akhirnya melemahkan ekonomi.
Daniil Manaenkov, economic forecaster di Universitas Michigan pun memberikan gambaran. Mulanya, pasar saham dan obligasi yang merosot akan membuat investasi pendanaan menjadi lebih mahal. Kemudian, dampak langsungnya, bank mungkin akan memulihkan neraca atau balance sheet mereka lebih cepat daripada seharusnya.
"Itu berarti Anda mulai membuat lebih sedikit pinjaman berisiko dan jika Anda melakukannya, Anda meningkatkan spread Anda," katanya.
"Kredit akan menjadi agak lebih mahal," jelas Daniil sembari menambahkan bahwa beberapa proyek investasi mungkin tertunda, yang dapat menyebabkan berkurangnya perekrutan karyawan.
Angka perekrutan karyawan di AS terbilang kuat selama dua bulan pertama tahun ini, sebelum adanya kasus kebangkrutan bank.
Padhraic Garvey, kepala penelitian regional ING Bank untuk AS menyebut, kolapsnya SVB kemungkinan akan mengintensifkan pengetatan standar pinjaman oleh perbankan, yang menjadi pertanda buruk bagi pasar tenaga kerja karena memperlambat ekspansi dan investasi.
"Ada korelasi yang cukup kuat antara standar pinjaman [bank] dan pengangguran," kata Garvey.
(mae/mae)