²©²ÊÍøÕ¾

²©²ÊÍøÕ¾ Research

Dunia Bisa Lumpuh Kalau 7 'Urat Nadi' Ini Putus

Aulia Mutiara Hatia Putri, ²©²ÊÍøÕ¾
28 July 2023 13:55
Sungai Rhine. (Dok. Pixabay)
Foto: Sungai Rhine. (Dok. Pixabay)
  • Perubahan iklim nyatanya mulai menimbulkan dampak yang signfikan.
  • Kali ini perubahan iklim memicu kekeringan yang mengancam jalur utama ekonomi dunia.
  • Jerman menjadi korbannya. Kekeringan akibat perubahan iklim kini menghampiri Sungai RheinÌýyang menjadi urat perekonomian Eropa

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Malapetaka baru kini menghantam dunia. Bukan krisis ekonomi tapi kali ini karena kekeringan yang mengancam jalur utama ekonomi dunia yakni sungai dan laut.
Bencana kekeringanÌý
dunia akibat perubahan iklim mulai memakan korban. Industri Jerman salah satunya.

Melansir dari China Power, Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) memperkirakan bahwa sekitar 80% perdagangan global berdasarkan volume dan 70% nilai diangkut melalui laut.

Apa yang menimpa Jerman menjadi gambaran betapa besarnya kerugian ekonomi akibat jalur air terganggu.
Kekeringan akibat perubahan iklim kini menghampiri Sungai RheinÌýatau Rhine, yang menjadi poin vital transportasi logistik, mengalami penyusutan dan pendangkalan. Hal ini berdampak pada gangguan pengiriman barang.


Sungai Rhine
Sungai sepanjang 1.230 km tersebut itu adalah "arteri" komersial untuk 80% pengiriman barang ke pedalaman Jerman. Komoditas yang dikirim melalui jalur air itu termasuk minyak mentah dan gas alam.

Setelah pendangkalan pada tahun 2018 dan 2022, kedalaman Sungai Rhine kembali mencapai titik terdangkal tahun ini, yang membuat kapal pengangkut tak bisa melintasi jalur air itu. Di Kaub, checkpoint untuk tongkang, permukaan air turun ke level terendah tahun ini pada awal pekan.

Salah satu perusahaan yang menggunakan Sungai Rhein sebagai urat nadi operasi adalah Covestro. Pembuat bahan kimia itu mengangkut lebih dari 30% barang jadinya dan menerima sebagian besar bahan baku untuk memproduksinya melalui Rhein.

Covestro sendiri telah melakukan beberapa hal untuk mengakali situasi ini. Perusahaan tersebut telah menyewa dua tongkang air rendah yang mampu memasok pelanggan dengan asam klorida bahkan ketika level Rhein di Cologne turun menjadi 0,40 meter.

Sehingga, perubahan iklim dan meningkatnya tingkat air yang rendah merupakan tantangan yang signifikan bagi Covestro serta perusahaan lain.

Selain sungai Rhein, masih banyak sungai-sungai yang patutÌýdi waspadai nasibnya bakal sama seperti sungai Rhein akibat perubahan iklim. LantasÌýjalur air mana saja yang menjadi 'urat nadi' perekonomian dunia selain Rhein? berikut enam di antaranya:Ìý

Terusan Panama

Terusan Panama merupakan terusan yang memotong tanah genting Panama sepanjang 82 km, memotong Amerika Utara dan Amerika Selatan serta menghubungkan Samudra Pasifik dan Atlantik. Terusan ini juga memotong waktu tempuh kapal laut karena tidak perlu lewat ujung selatan Amerika Selatan.

Hal ini tentu membuat terusan itu memegang peran sangat penting di dalam dunia perdagangan ekspor-impor. Sebab, dengan melewati terusan itu kapal akan lebih menghemat waktu dan biaya perjalanan.

Kapal Gas Tanker Terbesar Dunia Milik RI Lewati Terusan Panama. (Pertamina International Shipping)Foto: Kapal Gas Tanker Terbesar Dunia Milik RI Lewati Terusan Panama. (Pertamina International Shipping)
Kapal Gas Tanker Terbesar Dunia Milik RI Lewati Terusan Panama. (Pertamina International Shipping)

Ìý

Laut China Selatan

Berdasarkan data UNCTAD, 60% perdagangan maritim melewati Asia, dengan Laut China Selatan membawa sekitar sepertiga pelayaran global.

Perairannya sangat penting bagi Cina, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan, yang semuanya bergantung pada Selat Malaka, yang menghubungkan Laut Cina Selatan dan, selanjutnya, Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia.

Sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia dengan lebih dari 60% nilai perdagangannya melalui laut, keamanan ekonomi China terkait erat dengan Laut China Selatan.

Selat Malaka

Selat Malaka merupakan rute terpendek antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Ini menghubungkan pusat perdagangan utama Asia, seperti India, Malaysia, Singapura, dan China. Lebih dari 83.000 kapal menggunakan rute ini setiap tahun. Hampir 40 persen lalu lintas dunia melewati selat ini.

Lalu lintas perdagangan di Selat MalakaFoto: Reuters
Lalu lintas perdagangan di Selat Malaka



Selat Inggris

Selat Inggris ini terletak antara Inggris dan Perancis ini menjadi rute laut tersibuk di dunia. Selat Inggris menghubungkan antara Laut Utara dan Samudera Atlantik. Diketahui, lebih dari 500 kapal melewati selat ini setiap harinya. Selat ini juga memiliki jalur pelayaran tersibuk di dunia, yaitu Selat Dover.

Terusan Suez

Terusan Suez menjadi rute laut terpendek antara Samudera Atlantik dan Hindia melalui Laut Merah. Terusan ini memangkas waktu transit 24 hari menjadi hanya 16 jam. Ini adalah salah satu jalur laut yang paling banyak digunakan, dengan lebih dari 100 kapal lewat setiap hari. Dengan adanya renovasi baru, Terusan Suez saat ini bisa dilalui melalui dua arah dan memangkas waktu tunggu kapal.

Selat Denmark

Selat Denmark menghubungkan Laut Utara dan Laut Baltik. Ini terdiri dari tiga saluran, yaitu Oresund, Great Belt, dan Little Belt. Ini adalah titik transit penting untuk perdagangan di Rusia dan Eropa.

Penting diketahui bahwa dampak iklim ini tak main-main. Hal ini bahkan mulai mengancam industri negara-negara maju dunia, utamanya pangan dan industri berbasis kimia.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(aum/aum)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation