
Presiden Iran Tewas dalam Kecelakaan Helikopter, Efeknya Sampai ke RI

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Suasana berkabung masih menyelimuti negara Iran usai ditinggalkan oleh orang nomor satu di negara tersebut. Presiden Iran Ebrahim Raisi dinyatakan tewas dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (20/5/2024) sore waktu setempat. Tak hanya Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian serta para delegasi yang berada di dalamnya juga tewas.
Di antara mereka yang berada di dalam pesawat terdapat tiga awak kapal lain. Ada pula gubernur Provinsi Azerbaijan Timur, seorang imam, kepala keamanan Raisi, dan seorang pengawal, menurut outlet media Sepah yang dikelola IRGC.
Perlu diketahui, helikopter yang dinaiki Raisi jatuh di area pegunungan di perbatasan Iran dan Azerbaijan. Ini berada 100 kilometer kota Tabriz, dekat sebuah desa bernama Tavil.
Setelah kabar kejatuhan helicopter yang dinaiki Presiden Iran tersebut hingga kabar duka yang telah resmi diinformasikan, justru mendorong kenaikan beberapa komoditas seperti minyak mentah dunia dan emas.
Diketahui Iran masuk dalam jajaran produsen minyak terbesar di dunia di urutan ke tujuh pada tahun 2023.
Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat (AS), pada tahun 2023 Iran mampu memproduksi minyak mentah sebesar 3,6 juta barel perharinya.
Namun pasar justru tidak terpengaruh oleh negara penghasil minyak utama setelah presiden Iran meninggal dalam kecelakaan helicopter.
Kebijakan perminyakan Iran seharusnya tidak terpengaruh oleh kematian mendadak presiden tersebut karena Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei memegang kekuasaan tertinggi yang berhak memutuskan semua urusan negara.
Terlihat pada pergerakan minyak WTI berjangka yang justru ditutup terkoreksi 0,32% di level US$79,8 per barel pada Senin (20/5/2024).
Begitu juga dengan minyak brent yang melemah 0,32% di level US$83,71 per barel pada Senin (20/5/2024).
Namun berbeda dengan respon pada pasar saham Indonesia, saham-saham di sektor minyak justru kompak mengalami penguatan.
Namun berbeda dengan komoditas emas, harga emas di pasar spot justru menguat dan sempat menyentuh level tertinggi di perdagangan intraday setelah resminya kabar duka dari kepergian Presiden Iran.
Pada perdagangan Senin (20/5/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,42% di level US$ 2.425,12 per troy ons. Hal ini merupakan harga penutupan tertinggi sepanjang sejarah harga emas. Dan pada perdagangan intraday emas, menyentuh level tertinggi di US$ 2.449,89 yang menjadikan harga emas tertinggi sepanjang masa pada perdagangan berjalan.
Diketahui konflik Iran dan Israel masih berlanjut. Presiden Iran, Raisi terkenal sebagai penantang Amerika Serikat dan Israel. Diketahui, Iran menyatakan kedua negara itu sebagai musuh bebuyutannya.
Raisi sempat mengkritik pendahulunya, Hassan Rouhani, yang lebih moderat terhadap Barat dan sempat menekan perjanjian nuklir tahun 2015 dengan Amerika Serikat (AS). Raisi pun mengamini saat Washington menarik diri dari perjanjian itu pada 2018, di era kepemimpinan Donald Trump.
Ke Israel, Raisi mengkritik keras Negeri Zionis itu setelah perang Gaza pecah pada tanggal 7 Oktober. Ia mengutuk serangan Israel ke Gaza dan memberi restu kepada dua proksi terbesar Teheran, Houthi di Yaman dan Hizbullah di Lebanon untuk melakukan serangan ke Israel.
Kepergian Raisi pun menjadi kabar panas geopolitik di wilayah Timur Tengah, sehingga hal ini mendorong kenaikan harga emas sebagai safe-haven saat terjadinya ketidakpastian global.
Kenaikan harga emas di pasar spot pun mendorong kenaikan harga saham-saham emas di bursa saham Indonesia.
²©²ÊÍøÕ¾ Research
