²©²ÊÍøÕ¾

Newsletter

Perang Saham IPO Dimulai, Berkah Apa Bencana Buat IHSG?

Tasya Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
08 January 2025 06:00
Ilustrasi Bursa (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)
  • Pasar keuangan RI bergerak volatil, tetapi berhasil ditutup menghijau pada akhir sesi kemarin.
  • Data tenaga kerja yang masih kuat membuat Wall Street ditutup merah, setelah dua hari mengalami reli.
  • Pelaku pasar akan mencermati beberapa data lagi dari negeri Paman Sam, sementara dari internal akan ada rilis cadangan devisa dan ramai saham IPO hari ini.

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pasar keuangan RI kompak ditutup menguat tipis pada perdagangan kemarin Selasa (7/1/12025), meskipun pergerakan pasar cenderung volatil.

Sentimen selengkapnya terkait proyeksi pergerakan pasar keuangan hari ini, Rabu (8/1/2025), silahkan bisa dibaca pada halaman tiga artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup mendatar dengan naik tipis pada perdagangan Selasa kemarin, setelah sempat bergerak volatil di sepanjang sesi I hari ini.

IHSG ditutup naik tipis 0,04% ke posisi 7.083,28. masih bertahan di level psikologis 7.000.

IHSG bergerak volatil di sesi I dan mendatar di sesi II sepanjang perdagangan kemarin, di tengah masih derasnya dana investor asing yang keluar dari pasar saham RI.

Sepanjang hari, asing mencatatkan net sell mencapai Rp678,57 miliar di keseluruhan pasar saham. Dari pasar reguler asing ramai jual hingga Rp536,33 miliar, ditambah aksi jual dari pasar nego dan tunai senilai Rp142,24 miliar.

Adapun, nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 9,5 triliun dengan melibatkan 17,5 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1 juta kali. Sebanyak 242 saham naik, 343 saham turun, dan 217 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor kesehatan dan teknologi menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini yakni masing-masing mencapai 0,87% dan 0,86%.

Sementara dari sisi saham, emiten energi baru terbarukan (EBT) konglomerasi Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penopang IHSG terbesar yakni mencapai 28,7 indeks poin.

Selain itu, adapula emiten pertambangan Grup Salim PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang menjadi penopang IHSG sebesar 12,2 indeks poin.

Namun, emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi penekan IHSG mencapai 13,8 indeks poin.

Beralih ke pergerakan mata uang Rupiah, pada penutupan kemarin terpantau berhasil menguat dihadapan dolar AS.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,4% di angka Rp16.125/US$ pada kemarin. Hal ini berbanding tebalik dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang melemah sebesar 0,03%.

Seiring dengan penguatan rupiah, tekanan dari indeks dolar AS (DXY) terpantau sedikit mereda.

²©²ÊÍøÕ¾ memantau pada kemarin hingga pukul 14:59 WIB, DXY turun 0,22% ke angka 108,02. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang berada di angka 108,26.

Turunnya DXY ini terjadi karena data ekonomi AS yang lebih rendah dari perkiraan.

Laporan terbaru menunjukkan output manufaktur yang lebih lemah dari yang diperkirakan.

Data ini telah berkontribusi pada penyesuaian ulang pasar terhadap kenaikan suku bunga di masa depan oleh bank sentral AS (The Fed).

Selain itu, nada dovish terbaru dari The Fed dan kekhawatiran akan potensi perlambatan ekonomi telah menurunkan ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga yang agresif, sehingga berkontribusi pada pelemahan dolar.

Selanjutnya, ke pasar obligasi pada perdagangan kemarin tampak masih ketat dengan yield yang naik 6 basis poin (bps) secara harian ke posisi 7,12%.

Yield obligasi acuan RI yang kompetitif ini bersamaan dengan momentum lelang Surat Utang Negara (SUN) perdana yang berlangsung kemarin.

Direktorat Surat Utang Negara di Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan telah menyelesaikan proses lelang Surat Utang Negara (SUN) dengan nilai penawaran yang masuk mencapai Rp 31,65 triliun.

Capaian tersebut jauh di atas target indikatif yang senilai Rp 28 triliun, meski di bawah target maksimal yang dipatok Kementerian Keuangan senilai Rp 42 triliun.

Indeks acuan bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak melemah pada perdagangan Selasa malam sampai Rabu dini hari tadi (7-8 Januari 2025), mengakhiri reli selama dua hari berturut-turut.

Indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq turun, terbebani oleh saham teknologi setelah serangkaian data ekonomi yang optimis memicu ketidakpastian di antara investor tentang laju pelonggaran kebijakan moneter yang dapat dilakukan Federal Reserve tahun ini.

Tercatat, Dow Jones Industrial Average (DJI) turunÌý178,20 poin, atau 0,42%, menjadi 42.528,36, S&P 500 (SPX) kehilanganÌý66,35 poin, atau 1,11%, menjadi 5.909,03 dan Nasdaq Composite (IXIC) terkoreksi 375,30 poin, atau 1,89%, menjadi 19.489,68

Aksi jual terjadi setelah laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan lowongan pekerjaan meningkat secara tak terduga pada bulan November.Ìý Data JOLTs Job Opening November yang lebih banyak bertambah 8,09 juta, dibandingkan ekspektasi sebanyak 7,7 juta.

Sejalan dengan itu, untuk Job Quits per November hasilnya lebih baik dari ekspektasi, dengan bertambah 3,06 juta, lebih sedikit dari perkiraan sebanyak 3,31 juta.

Sementara laporan terpisah, mengatakan aktivitas sektor jasa meningkat pada bulan Desember dengan ukuran yang melacak harga input melonjak ke titik tertinggi hampir dua tahun.

Tanda-tanda ketahanan ekonomi yang berkelanjutan telah mendorong kembali ekspektasi kapan bank sentral dapat memberikan penurunan suku bunga pertamanya tahun ini, hanya saja akan lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.Ìý

Menurut alat FedWatch milik CME Group, para pelaku pasar sekarang memperkirakan penurunan suku bunga pada bulan Mei dan Fed akan tetap menahan suku bunga selama sisa tahun 2025,Ìý

Mengutip Reuters,ÌýBill Adams, kepala ekonom Comerica Bank menyatakanÌý "Bisnis mengantisipasi kenaikan harga lebih lanjut pada tahun 2025 sebagai akibat dari tarif,"Ìý

Lebih lanjut, Ia menurutkan "Campuran pertumbuhan yang solid dan gelombang baru tekanan inflasi dari tarif berarti Fed kemungkinan akan beralih dari pemotongan suku bunga di setiap keputusan ... menjadi jeda di antara pemotongan suku bunga pada tahun 2025.

Adapun, pelaku pasar masih akan fokus terhadap data utama minggu ini yakni,ÌýNon Farm Payroll (NFP), beserta risalah rapat Fed bulan Desember.

Pergerakan pasar keuangan Tanah Air pada hari ini akan diramaikan oleh deretan saham IPO yang terbilang cukup panas dibahas pelaku pasar akhir-akhir ini.

Pasar juga akan menanti rilis data cadangan devisa RI per Desember 2024 dan sederet data dari Negeri Paman Sam. Namun, patut diantisipasi juga pergerakan pasar yang tampaknya masih lanjut volatil lantaran rilis data kemarin masih menunjukkan kekuatan dari kondisi pasar tenaga kerja AS masih cukup kuat.

Berikut rincian sentimen yang akan menjadi penggerak pasar hari ini :

3 Saham IPO Bersamaan : KSIX, YOII, dan RATU

Pada Rabu hari ini akan menjadi momen bersejarah bagi tiga emiten pendatang baru yang akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesa (BEI).

Diantaranya ada saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX), dan PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII).

Saham RATU terbilang yang paling panas dibahas pasar, sehingga tak heran dalam penjatahannya disebutpaling laris diburu investor lantaran ada kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 313,15 kali.


Menarik dicermati bagaimana jalan-nya tiga saham IPO yang akan meramaikan bursa hari ini.

Menanti Data Cadangan Devisa RI

Sentimen nasional pada hari ini, pelaku pasar akan menanti data cadangan devisa (cadev) nasional untuk periode Desember 2024.

Posisi cadev Indonesia diperkirakan meningkat pada Desember 2024, Melansir laman tradingeconomics, cadev diproyeksi naik jadi US$ 152 miliar, dari bulan sebelumnya sebesar US$ 150,2 miliar.

Adapun, posisi cadev tersebut diproyeksi masih akan berada di atas standar kecukupan cadev internasional sekitar tiga bulan impor. Rilisnya cadevÌýhari ini harapannya bisa menjadi booster bagi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengingat beberapa hari terakhir pergerakannya cukup loyo akibat tekanan dari derasnya arus dana keluar asing.Ìý

Seputar Data Amerika Serikat (AS)

Beralih ke sentimen dari eksternal, sejumlah data dari negeri Paman Sam masih akan dinanti.

Pada malam nanti, akan ada banyak rilis terkait pasar tenaga kerja seperti klaim pengangguran dan laporan penggajian swasta dari Automatic Data Processing (ADP) Research Institute.

ADP Employement Rate diperkirakan akan menunjukkan pertambahan 130.000 pada Desember. Laporan ini akan terbit sebelum laporan pekerjaan atau Non Farm Payroll (NFP) periode Desember dari Biro Statistik Tenaga Kerja diharapkan akan dirilis pada hari Jumat.

Data tersebut akan menjadi kajian awal yang mencakup data NFP dan tingkat pengangguran di AS.

Lebih lanjut, pasar juga akan merespon beberapa data AS lagi yang rilis kemarin. Mulai dari data neraca dagang AS periode November 2024 yang mengalami pelebaran defisit lebih banyak dari perkiraan menjadi US$ 78, 2 miliar.

Data tenaga kerja pada rilis kemarin juga masih menunjukkan kekuatannya, tercermin dari data JOLTs Job Opening November yang lebih banyak bertambah 8,09 juta, dibandingkan ekspektasi sebanyak 7,7 juta.

Sejalan dengan itu, untuk Job Quits per November hasilnya lebih baik dari ekspektasi, dengan bertambah 3,06 juta, lebih sedikit dari perkiraan sebanyak 3,31 juta.

Kekuatan pasar tenaga kerja menunjukkan ekonomi AS yang masih baik-baik saja, meskipun laju inflasi mulai mengetat beberapa bulan terakhir. Hal ini bisa menjadi gambaran lebih jauh terhadap prospek kebijakan the Fed yang tampaknya akan lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.Ìý

Ini juga senada terhadap laporan dot plot terakhir pada pertengahan Desember lalu yang menyatakan ada perlambatan pemangkasan suku bunga menjadi dua kali saja, dibandingkan perkiraan sebelumnya sebanyak 100 basis poin (bps) atau empat kali pemotongan.Ìý

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Pidato Pejabat The Fed, Waller

  • Update klaim pengangguran mingguan AS

  • ADP Employment Change AS

  • Cadangan Devisa RI periode Desember 2024

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Listing saham IPO KSIX, YOII, dan RATU

  • RUPS FAPA

  • Public Expose SAPX

Berikut untuk indikator ekonomi RI :

Ìý

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular