
Perang Saham IPO Dimulai, Berkah Apa Bencana Buat IHSG?

Indeks acuan bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak melemah pada perdagangan Selasa malam sampai Rabu dini hari tadi (7-8 Januari 2025), mengakhiri reli selama dua hari berturut-turut.
Indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq turun, terbebani oleh saham teknologi setelah serangkaian data ekonomi yang optimis memicu ketidakpastian di antara investor tentang laju pelonggaran kebijakan moneter yang dapat dilakukan Federal Reserve tahun ini.
Tercatat, Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 178,20 poin, atau 0,42%, menjadi 42.528,36, S&P 500 (SPX) kehilangan 66,35 poin, atau 1,11%, menjadi 5.909,03 dan Nasdaq Composite (IXIC) terkoreksi 375,30 poin, atau 1,89%, menjadi 19.489,68
Aksi jual terjadi setelah laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan lowongan pekerjaan meningkat secara tak terduga pada bulan November. Data JOLTs Job Opening November yang lebih banyak bertambah 8,09 juta, dibandingkan ekspektasi sebanyak 7,7 juta.
Sejalan dengan itu, untuk Job Quits per November hasilnya lebih baik dari ekspektasi, dengan bertambah 3,06 juta, lebih sedikit dari perkiraan sebanyak 3,31 juta.
Sementara laporan terpisah, mengatakan aktivitas sektor jasa meningkat pada bulan Desember dengan ukuran yang melacak harga input melonjak ke titik tertinggi hampir dua tahun.
Tanda-tanda ketahanan ekonomi yang berkelanjutan telah mendorong kembali ekspektasi kapan bank sentral dapat memberikan penurunan suku bunga pertamanya tahun ini, hanya saja akan lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.Â
Menurut alat FedWatch milik CME Group, para pelaku pasar sekarang memperkirakan penurunan suku bunga pada bulan Mei dan Fed akan tetap menahan suku bunga selama sisa tahun 2025,Â
Mengutip Reuters, Bill Adams, kepala ekonom Comerica Bank menyatakan "Bisnis mengantisipasi kenaikan harga lebih lanjut pada tahun 2025 sebagai akibat dari tarif,"Â
Lebih lanjut, Ia menurutkan "Campuran pertumbuhan yang solid dan gelombang baru tekanan inflasi dari tarif berarti Fed kemungkinan akan beralih dari pemotongan suku bunga di setiap keputusan ... menjadi jeda di antara pemotongan suku bunga pada tahun 2025.
Adapun, pelaku pasar masih akan fokus terhadap data utama minggu ini yakni, Non Farm Payroll (NFP), beserta risalah rapat Fed bulan Desember.