
Peta Kompetisi Dompet Digital Indonesia, Siapa Lebih Unggul?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Dompet digital atau e-wallet rasanya sudah menjadi suatu hal yang wajar kita gunakan saat ini. Mulai dari pesan antar makanan, belanja online, pembayaran asuransi, hingga pembelian makanan di warung terdekat bisa dilakukan dengan aplikasi dompet digital.
Secara umum, ada 2 jenis dompet digital, yakni aplikasi independen dan tertanam dalam ekosistem yang lebih besar. Dalam Blooming Ecommerce in Indonesia Part 2.1: Ecosystem - Payment report, Momentum Works mengevaluasi pemain utama berdasarkan dua kategori tersebut.
Menurut evaluasi tersebut, dikutip Selasa (28/6/2022), aplikasi pembayaran yang tertanam di ekosistem misalnya ShopeePay dan GoPay, memiliki insentif penggunaan yang kuat karena dari aplikasi induk.
Aplikasi induk mereka yakni Shopee dan Gojek, mampu menyedot trafik tinggi terutama pada masa pandemi, tempat orang berbelanja online dan memesan makanan lebih sering dari sebelumnya. Dompet digital yang disematkan di dalam aplikasi yang lebih besar disebut juga lebih menguntungkan dalam hal volume transaksi.
Di sisi lain, aplikasi independen memiliki lebih banyak fleksibilitas untuk mengembangkan produknya. Mereka lebih mungkin untuk lebih fokus dalam menyediakan berbagai layanan keuangan kepada pelanggan mereka.
Siapa e-Wallet Paling Unggul?
Lalu muncul pertanyaan, siapa yang lebih memimpin pembayaran digital di Indonesia? Beberapa perusahaan riset pasar telah melakukan survei untuk melihat pemain mana yang paling populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Laporan tersebut merasa bahwa survei saja tidak menangkap gambaran lengkap untuk produk dalam industri yang berubah sangat cepat.
Cara lain untuk menilai penggunaan adalah dengan penggunaan aktual yang diukur melalui pengguna aktif bulanan.
Dalam kategori aplikasi independen, OVO memimpin pengguna aktif bulanan dengan 20,8 juta, diikuti oleh Dana dan LinkAja. Untuk diketahui laporan ini dirilis pada pertengahan 2021.
OVO memimpin karena kebanyakan orang menggunakannya untuk bertransaksi di Grab dan Tokopedia. Baru-baru ini, mereka meluncurkan kemitraan dengan Bareksa untuk OVO Invest, sebuah fitur bagi pengguna OVO untuk membeli reksa dana dan memantau pergerakan harganya di dalam aplikasi seluler OVO.
Mereka juga bermitra dengan Prudential untuk produk asuransi kesehatan dan jiwanya. Waktunya sangat tepat karena kebutuhan akan asuransi meningkat karena pandemi.
Namun, setelah merger antara Gojek dan Tokopedia, OVO kini makin melekat ke Grab. Bahkan pada akhir 2021 lalu, 90% saham OVO dipegang oleh Grab.
Kini, dompet digital yang masih bebas untuk bermitra dengan siapa aja adalah DANA dan LinkAja.
Dalam kategori e-wallet tertanam, ShopeePay memimpin dengan lebih dari 10 juta pengguna berbayar di antara 51,5 juta pengguna aktif bulanan Shopee.
Selain itu pengiriman gratis ongkos kirim dari Shopee bekerja dengan baik untuk mendorong adopsi ShopeePay bagi penggunanya dan niatnya untuk mengubah pengguna e-commerce mereka juga menjadi pengguna dompet digital yang dimiliki.
Di tengah menjadi penggerak pertama dalam ruang pembayaran, GoPay hanya menempati urutan kedua dalam aplikasi e-wallet yang disematkan.
Sementara itu, menurut laporan DSInnovate Fintech, baik GoPay dan OVO tetap menjadi yang teratas di Indonesia.
Keduanya memiliki tingkat awareness mencapai 93,9%, sedangkan pesaing lainnya masih mengejar dengan 92,3% (DANA), 82,7% (ShopeePay), dan 72% (LinkAja). Dalam hal top of mind, OVO adalah yang paling unggul.
Survei yang sama juga mengukur popularitas penggunaan ±ð-·É²¹±ô±ô±ð³Ù.ÌýKelompok dengan tingkat penggunaan paling banyak, memanfaatkan layanan ±ð-³¾´Ç²Ô±ð²âÌýhingga 4-6 kali setiap bulan. Macam penggunaannya juga beragam, mulai dari transfer, top-up, belanja ´Ç²Ô±ô¾±²Ô±ð,Ìýdan investasi.
(dem) Next Article Siap-Siap! Biaya Top Up Gopay & OVO Cs Kena PPN 11%