- Pasar keuangan Indonesia kompak melemah pada pekan lalu dan berpotensi bergerak fluktuatif pada pekan ini karena investor mode wait and see menanti limit utang AS dan keputusan The Fed.
- Limit utang AS terus dibahas, mulai ada kesamaan visi namun kesepakatan final masih belum tercapai. Padahal batas waktu di 5 Juni 2023 sebelum As mengalami bangkrut.
- Minggu ini rilis banyak data penting terutama dari AS dan China yang mengindikasikan bahwa ekonomi kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia mengalami stagnansi.
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pasar keuangan Indonesia lesu pada perdagangan pekan lalu. Indeks Saham Harga Gabungan (IHSG) ditutup melemah, pun dengan nilai tukar rupiah yang berakhir di zona negatif.
Lantas bagaimana perkiraan pergerakan dan sentimen yang akan menjadi "ruh" IHSG pekan ini? Jawaban lengkapnya ada di halaman tiga.
Selama sepekan IHSG turun sebesar 0,20%, atau berada pada posisi 6.687 dari posisi pekan sebelumnya, 6.700.
Nilai kapitalisasi pasar juga turun 0,21% menjadi Rp 9.484,162 triliun dari Rp 9.504,018 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Sementara, rata-rata volume transaksi harian selama sepekan tercatat mengalami penurunan sebesar 16,90% menjadi 17,460 miliar saham dari 21,011 miliar saham dari pekan sebelumnya.
Meskipun demikian, rata-rata frekuensi transaksi harian naik sebesar 1,33% terjadi menjadi 1.286.887 dari 1.270.046 transaksi pada sepekan yang lalu.
Lalu, rata-rata nilai transaksi harian juga mengalami peningkatan sebesar 1,06% menjadi Rp 10,124 triliun dari Rp 10,018 triliun pada pekan sebelumnya.
Investor asing pada penutupan perdagangan kemarin mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 442,38 miliar dan sepanjang tahun 2023 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 19,193 triliun.
Sementara itu nilai tukar rupiah ditutup di posisi Rp 14.950/US$ di pasar spot pada perdagangan Jumat (26/52023). Posisi penutupan kemarin adalah yang terlemah sejak 3 April 2023 atau 1,5 bulan terakhir.
Secara keseluruhan, rupiah melemah 0,2% dalam sepekan secara point to point. Artinya, rupiah sudah tersungkur dalam empat pekan terakhir.
Melemahnya pasar keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen negatif dari berlarut-larutnya krisis plafon utang atau debt ceiling di Amerika Serikat (AS) yang makin mendekati tenggat waktu. Pertaruhannya adalah ekonomi negara adidaya tersebut.
Sebagai negara acuan pasar keuangan dunia, kekhawatiran akan kesepakatan pagu utang yang tak kunjung sampai titik temu tentu saja akan mempengaruhi gerak pasar.
Selain itu, perubahan ekspektasi para pelaku pasar mengenai kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) pun berubah seiring dengan rilisnya risalah Federal Open Market Committee (FOMC) keluar pada pertengahan pekan lalu.
Risalah belum menunjukkan sinyal adanya pivot kebijakan. Sebagian pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) bahkan masih menginginkan kenaikan suku bunga. Artinya, harapan pelaku pasar emas untuk melihat The Fed melunak pada Juni pun punah.
Indeks Wall Street menguat signifikan di akhir pekan menyusul pertemuan yang membahas peningkatan plafon utang Amerika Serikat (AS).
Saham sektor teknologi terutama produsen chip pun menguat dipengaruhi oleh optimisme terkait kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Mengutip Reuters pada Sabtu (27/5/2023) waktu Indonesia, indeks Dow Jones naik 2,19% ke 12.975,69. Sementara indeks S&P500 naik 1,3% menjadi 4.205,45 dan indeks NASDAQ naik 2,19% menjadi 12.975,69.
Pasar merespon positif pertemuan Presiden AS Joe Biden dan anggota kongres utama dari Partai Republik, Kevin McCarthy, yang mulai mendekati kesepakatan untuk meningkatkan batas utang pemerintah sebesar US$31,4 triliun selama dua tahun. Syaratnya Biden harus membatasi pengeluaran untuk sebagian besar sektor, seperti diungkapkan oleh seorang pejabat AS kepada Reuters.
Para investor mencermati perkembangan pembicaraan mengenai plafon utang ini, karena Biden dan McCarthy masih memiliki beberapa perbedaan pendapat menjelang akhir pekan yang panjang meskipun katanya sudah ada kesamaan visi.
"Semua indikasi menunjukkan bahwa kesepakatan sudah hampir tercapai dan reli ini akan berlanjut. Namun, jika akhir pekan berlalu tanpa adanya kesepakatan atau situasinya berantakan, maka kita mungkin akan menghadapi kerugian yang cukup signifikan pada hari Selasa," ungkap Scott Ladner, kepala investasi di Horizon Investments di Charlotte, North Carolina.
Sebagai informasi, Wall Street akan tutup pada perdagangan Senin karena dalam rangka memperingati Hari Memorial.
Penguat laju pasar saham AS adalah saham teknologi terutama berbasis chip.
Pada perdagangan Jumat, saham Philadelphia Semiconductor Index naik 6,3% dan total menguar 13% dalam dua hari terakhir.
Selain itu, saham Marvell Technology Inc naik 32% setelah perusahaan chip tersebut mengumumkan rencana untuk menggandakan pendapatan tahunan terkait AI.
Kemudian, Saham Nvidia Corp naik 2,5%, setelah sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 24% pada hari Kamis setelah melaporkan proyeksi pertumbuhan yang kuat dan nilai pasar sahamnya meningkat menjadi sekitar 960 miliar dolar AS, menurut Refinitiv.
Paramount Global menguat 5,9% setelah pemegang saham pengendali konglomerat media National Amusements menerima investasi US$ 125 juta.
IHSG pada perdagangan pekan ini diperkirakan akan bergerak fluktuatif di antara rentang support 6.662 dan resisten di 6.746.
Jika IHSG mampu menembus resisten maka target berikutnya di 6.812 hingga 6.845. Namun jika breakdown atau turun dari support, maka IHSG akan bergerak ke 6.565.
 Grafik: IHSG Foto: Refinitiv |
Pekan ini sentimen dari luar negeri masih akan mendominasi pergerakan pasar keuangan Indonesia. Terutama kabar dari dari Amerika Serikat mengenai kebijakan moneter dan tentu saja update soal pagu utang Paman Sam yang terus dipantau para pelaku pasar.
Ada juga rilis data ekonomi yang patut diperhatikan terutama dari mitra dagang utama Indonesia, China.
Limit Utang AS Masuk Masa Krisis, Belum Ada Kesepakatan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Anggota Kongres Utama dari Partai Republik Kevin McCarthy sepakat untuk menaikkan plafon utang pemerintah federal yang saat ini sebesar US$31,4 triliun. Kesepakatan ini dilakukan untuk mengakhiri kebuntuan mengenai debt ceiling yang terjadi selama berbulan-bulan.
Meski begitu, menurut McCarthy, sebagaimana dilansir Reuters, negosiasi itu disebut masih belum diputuskan secara final. "Saya baru saja menutup panggilan telepon dengan presiden (Joe Biden) beberapa waktu lalu. Setelah dia membuang-buang waktu dan menolak untuk bernegosiasi selama berbulan-bulan, kami telah mencapai kesepakatan prinsip yang layak untuk Amerika," kata dia dikutip Minggu (28/5/2023).
Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat (AS), Janet Yellen memperpanjang batas waktu paling cepat perihal penetapan gagal bayar utang (default) pemerintah dari yang sebelumnya 1 Juni menjadi 5 Juni 2023.
Data Ekonomi AS Diperkirakan Lemah, The Fed Bakal Dovish?
Beberapa data makro ekonomi Amerika Serikat akan rilis pekan depan dan dipandang akan berpengaruh kepada visi The Fed mengenai nasib suku bunga.
Pertama, indeks keyakinan konsumen Mei yang akan masuk ke zona pesimis. Mengutip konsensus Trading Economics, IKK AS diperkirakan akan berada di level 99,1, turun dari bulan sebelumnya di 101,3.
Klaim pengangguran awal diperkirakan akan meningkat menjadi 235.000 untuk pekan yang berakhir di tanggal 26 Mei 2023. Angka tersebut naik dari pekan sebelumnya yakni 229.000.
Kemudian data aktivitas manufaktur yang tetap berada di zona kontraksi. Mengacu konsensus Trading Economics, aktivitas manufaktur AS berada di 47,1 stagnan dari sebelumnya 47.
Selain itu ada data pengangguran AS yang diperkirakan meningkat menjadi 3,5% serta gaji non pertanian yang turun menjadi 195.000.
Akan tetapi, walaupun indikator menandakan bahwa ekonomi AS cenderung melemah pandangan para pelaku pasar The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 14 Juni nanti. Adapun 64,2% investor yakin The Fed masih hawkish, berbanding terbalik sebelum pengumuman FOMC lalu.
 Foto: FedWacth CME Group |
Aktivitas Manufaktur China Tetap di Terkontraksi
China akan merilis data aktivitas manufaktur yang diperkirakan masih berada di zona kontraksi yakni 49,4 berdasarkan data NBS. Begitu juga data Caixin yang memperkirakan aktivitas manufaktur China yakni 49,3.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data ekonomi pada hari ini:
- Laporan uang beredar Indonesia (Pk 10.00 WIB)
- Laporan neraca dagang Singapura (Pk 12.00 WIB)
- Laporan ekspor dan impor Singapura (Pk 12.00 WIB)
Berikut sejumlah agenda emiten pada hari ini:
- RUPSLB APEX
- RUPST APLN
- RUPST CHEM
- RUPST RCCC
- RUPST SAMF
- RUPST WIIM
- RUPST & RUPSLB BBSS
- RUPST & RUPSLB PTSN
- RUPST & RUPSLB RAJA
- RUPST & RUPSLB ZYRX
- Cum Date Cash Dividend GMTD (Rp3/saham)
- Cum Date Cash Dividend KKES (Rp1/saham)
- Cum Date Cash Dividend PBID (Rp100/saham)
- Cum Date Cash Dividend PJAA (Rp29/saham)
- Cum Date Cash Dividend SMSM (Rp25/saham)
- Cum Date Cash Dividend STAA (Rp46/saham)
²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com