²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Diserang Bea Impor, Peternak Babi AS: Kami Korbannya

Rehia Sebayang, ²©²ÊÍøÕ¾
05 July 2018 14:09
Diserang Bea Impor, Peternak Babi AS: Kami Korbannya
Foto: REUTERS/Dominique Patton
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Produsen daging babi Amerika Serikat (AS) akan terkena gelombang kedua tarif pembalasan besar dan kuat dari China dan Meksiko, di mana beberapa produsen besarnya memprediksi mereka bisa rugi besar dan dipaksa untuk berinvestasi di luar negeri.

Para pejabat perusahaan mengatakan industri daging babi telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Sebagian dari mereka menggantungkan harapan pada peluang ekspor yang akan terus mendukung pertumbuhan. Namun, ancaman perang dagang menambah ketidakpastian dan meningkatkan rasa takut.

Satu dari empat babi yang diternakkan di AS dijual ke luar negeri, dan China adalah salah satu konsumen daging babi terbesar dunia.

"Kami menghentikan semua investasi, bukan hanya karena kami akan kehilangan uang, tetapi karena kami tidak tahu apakah tumbuh di AS adalah langkah yang tepat jika kami tidak akan menjadi negara pengekspor," kata Ken Maschhoff, chairman Maschhoff Family Foods dan salah satu pemilik produsen daging babi keluarga terbesar di negara itu.

Maschhoff mengatakan industri pertanian telah "diminta untuk menjadi patriot yang baik. Kami telah melakukannya. Tapi saya tidak ingin menjadi patriot yang mati di akhir perang. Jika kita keluar dari bisnis, sulit untuk melihat anak-anak saya dan 550 keluarga petani yang bergantung pada kami dan 1.400 karyawan kami."

Meksiko memberlakukan tarif 10% pada daging babi dingin dan beku efektif pada 5 Juni, dan pajak impor ditetapkan dua kali lipat menjadi 20% pada hari Kamis (5/7/2018). Tindakan pembalasan Meksiko dibuat setelah diterapkannya tarif pemerintahan Trump atas aluminium dan baja impor.

Sementara itu, China dijadwalkan akan mulai menerapkan bea masuk tambahan 25% pada hari Jumat untuk produk daging babi Amerika. Hal itu terjadi karena China menargetkan barang-barang AS senilai US$34 miliar untuk dikenai bea masuk sebagai respons atas tindakan Presiden Donald Trump yang menuduh Beijing melakukan pencurian kekayaan intelektual.

China juga akan menambah tarif minggu ini untuk kedelai AS, jagung, gandum, kapas, whiskey, dan susu, serta kendaraan AS. Ekspor pertanian AS senilai hampir US$20 miliar dikirim ke China tahun lalu, dengan lebih dari separuh jumlah itu berasal dari kedelai.


"Sangat jelas bahwa negara-negara ini akan mengejar pendukung Trump dari sudut pandang politik dasar karena barang-barang yang diekspor oleh negara merah [pendukung Partai Republik] adalah yang menjadi sasaran," kata Maschhoff, mantan presiden Dewan Produsen Babi Nasional dan generasi kelima penghasil daging babi.
Pada bulan April, China menghantam impor daging babi AS dengan tarif 25%, sebagai pembalasan atas tarif baja pemerintah Trump. Ketika dijumlahkan dengan pungutan impor sebelumnya, "daging putih lainnya" akan dikenai pajak impor yang mendekati 71% secara kumulatif, menurut Rabobank, dilansir dari ²©²ÊÍøÕ¾ International.

Jumlah itu belum termasuk PPN (pajak pertambahan nilai) 10%, yang dibebankan China untuk impor produk pertanian.

Analis industri mengatakan pajak impor China yang tinggi pada dasarnya menghambat impor daging babi AS ke China, yang juga akan mulai menerapkan 25% tarif untuk kedelai pada hari Jumat ini.

"Dengan tarif bersih 81%, Anda tidak akan mengirim produk daging babi ke China," kata Christine McCracken, direktur eksekutif protein hewani di Rabobank, sebuah perusahaan jasa keuangan untuk agribisnis.

"Saya yakin pada akhir tahun produsen babi akan cukup banyak merugi. Hal itu hanya akan membuat kelebihan daging babi di pasar. Kami sudah berada dalam posisi ekspansi selama ini," tambahnya.

Pakar industri memperkirakan tarif China saja mewakili sekitar US$18 per hewan untuk produsen babi secara tahunan, atau lebih dari US$2 miliar.

Menurut Maschhoff, bea masuk itu akan menjadi beban pengeluaran sebesar US$100 juta untuk operasi peternakan keluarga yang berbasis di Illinois, yang memasarkan sekitar 5,5 juta babi per tahun, dan beroperasi di 10 negara bagian.

"Itu hanya dari satu perusahaan pertanian, dan bukan seluruh industri," kata Maschhoff. "Ini benar-benar sulit dan kami telah mengantisipasi tahun 2018-2019 yang mulus. Ini baru yang kedua kalinya kami mendapat tinta merah sejak menjalankan bisnis ini selama 37 tahun."

Bahkan beberapa perusahaan makanan besar yang berbasis di AS seperti Hormel Foods dan Tyson Foods terkena dampak perang dagang baru antara AS dan Meksiko.

Smithfield Foods yang berbasis di Virginia, produsen daging babi terbesar di negara itu, dimiliki oleh WH Group asal China, dan mengirimkan babi ke lebih dari 40 negara. Perusahaan menolak berkomentar kepada ²©²ÊÍøÕ¾.

Hormel Foods memperingatkan dalam pengesahan aturan 10-Q pada tanggal 29 April bahwa "margin ekspor daging babi dapat tertekan dalam jangka pendek karena tarif ekspor ke China." Namun, perusahaan dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada ²©²ÊÍøÕ¾ mengindikasikan bahwa "hanya sebagian kecil dari daging babi kami yang diekspor. Kami akan memantau secara ketat setiap dampak pada pasar protein yang lebih luas."

Tyson memiliki eksposur ke pasar daging Meksiko dan China.

"Dengan volatilitas saat ini dalam hubungan perdagangan, kami telah mengalami ketidakpastian dalam kemampuan kami untuk mengirimkan produk dan layanan kepada pelanggan," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. "Dengan negara-negara yang mengenakan tarif pembalasan atas produk AS, Tyson Foods serta yang lain dalam makanan dan pertanian AS, akan kehilangan keunggulan kompetitif kami di pasar ekspor penting, seperti Meksiko, Kanada, dan China."

Dampak pada tarif baru terlihat diperkuat oleh ekspansi industri daging babi domestik dalam beberapa tahun terakhir, dan rekor tertinggi ternak babi yang dibahas pekan lalu oleh Departemen Pertanian AS. Perang dagang dengan China juga disebabkan karena volume ekspor ke China telah menurun dari level yang dicatat tahun 2016, ketika ada kebutuhan akan daging babi impor.

"Kami mungkin lebih mampu mengatasi kenaikan tarif (pada tahun 2016) daripada sekarang," kata Joe Schuele, juru bicara Federasi Ekspor Daging AS, sebuah asosiasi perdagangan. "Anda mendapat banyak pemasok, Uni Eropa, Kanada, Brasil, dan AS, bersaing untuk mendapatkan ruang yang lebih ketat."

"Hal itu membuat situasi menjadi lebih sulit daripada saat itu terjadi pada tahun 2016 ketika China benar-benar membutuhkan daging babi impor."

China menempati peringkat pasar terbesar kedua dari segi volume untuk produsen babi AS tahun lalu, dan nilai ekspor mencapai sekitar US$1,1 miliar, menurut USMEF. Meksiko adalah pasar volume terbesar tahun lalu dan nilai ekspor mencapai US$1,5 miliar, sedikit di belakang Jepang. Pasar Meksiko dan China merupakan pasar yang sangat penting bagi produsen babi AS, karena mereka telah membeli produk yang biasanya tidak dibeli oleh orang Amerika, termasuk ham mentah dan 'daging campur' seperti lidah, telinga, moncong, dan hati.

Namun, tidak mengherankan bahwa Meksiko telah mencari pemasok global lain untuk daging babi, seperti Brasil, Chili, dan Uni Eropa. Andres Manuel Lopez Obrador, presiden terpilih Meksiko, telah menganjurkan negara itu untuk mengurangi ketergantungannya pada impor pertanian AS.

"Meksiko dan China mencaplok sekitar 40% dari total ekspor, jadi itu adalah pasar penting dan ini merupakan masalah yang signifikan bagi babi AS," kata Jim Monroe, juru bicara Dewan Produksi Babi Nasional, sebuah kelompok perdagangan.

"Semakin lama perselisihan perdagangan ini berlangsung dan awan ketidakpastian tetap melingkupi industri, maka akan membawa konsekuensi keuangan negatif yang nyata bagi produsen babi AS," kata Monroe. "Ini memalukan, karena kami menciptakan begitu banyak pekerjaan, dan ketika kami dapat bersaing di banyak tingkat di seluruh dunia, kami melakukannya dengan sangat baik."

Pada tahun 2017, nilai rata-rata dari satu babi adalah US$147, dan dari jumlah itu hampir sebanyak US$54 diperoleh dari ekspor, menurut Monroe. Dia mengatakan sekitar 550.000 pekerjaan terikat dengan sektor babi dan 110.000 pekerjaannya terkait langsung dengan ekspor.


David Maloni, wakil presiden eksekutif analitik untuk ArrowStream, sebuah perusahaan teknologi rantai pasokan jasa makanan yang berbasis di Chicago, mengatakan dia yakin tarifnya bersifat jangka pendek dan 'lebih taktis', berguna dalam konteks yang lebih luas untuk memaksa negara-negara utama untuk menegosiasikan kesepakatan perdagangan.

"Saran kami, jangan terlalu terlibat dalam politik, tetapi melihatnya sebagai peluang pembelian besar untuk komoditas," tambahnya.

Trump sebelumnya menawarkan untuk menebus petani, dan Sekretaris USDA Sonny Perdue telah berbicara beberapa kali tentang Trump yang menginstruksikannya untuk membuat rencana guna membantu melindungi petani dan bisnis pertanian.

Namun, produsen seperti Maschhoff tidak mencari subsidi pertanian dari pemerintah federal. Dia mengatakan kepada ²©²ÊÍøÕ¾ bahwa program saat ini bukan untuk produsen daging babi dan daging sapi, tetapi sebagian besar difokuskan pada susu dan biji-bijian.

"Kami ingin bersaing dan dapat menjual ke luar negeri dan memastikan pemerintah kami menembus hambatan perdagangan," katanya. "Semua yang kami capai [sekarang] mendapatkan lebih banyak hambatan perdagangan. Kami adalah korban dan kami menyadarinya sejak hari pertama."

Simak fakta dan data perang dagang AS-China di sini: Rangkaian Kejadian Penyebab Perang Dagang AS-China


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular