Helikopter Uang Jokowi Terbang Keliling RI, Apa Dampaknya?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) telah menggelontorkan dana yang cukup besar untuk menangani Pandemi yang disebut Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Realisasinya per 5 November sudah terserap 61% atau Rp 456 triliun dari pagu Rp 744 triliun.
Anggaran ini diberikan kepada masyarakat yang paling terdampak pandemi Covid-19 melalui lima kluster. Baik dari sisi kesehatan, perlindungan sosial hingga insentif usaha bagi perusahaan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan klaster kesehatan Rp 126 triliun atau setara 58%. Yang dipergunakan untuk biaya perawatan pasien, insentif tenaga kesehatan, pengadaan vaksin hingga Iuran JKN untuk masyarakat kurang mampu.
Perlindungan sosial (Perlinsos) sudah Rp 132 triliun atau 72%, yang digunakan untuk bantuan sosial. Mulai dari bansos sembako, bansos tunai, subsidi gaji hingga bantuan beras.
"Sementara klaster prioritas sudah Rp 72 triliun atau 61%, dan dukungan UMKM Koperasi Rp 63 triliun atau 39%, dukungan usaha sudah 97% atau Rp 61 triliun," kata Airlangga dalam konferensi pers PPKM, Senin (8/11/2021).
Airlangga mengemukakan, dana tersebut perlahan tapi pasti mulai menunjukkan hasilnya. Menurutnya, perekonomian mulai menunjukkan arah perbaikan.
Misalnya dari cadangan devisa, neraca perdagangan, IHSG dan nilai tukar dinilai stabil, level utang luar negeri US$ 425 miliar dan inflasi terjaga di 1,6 - 1,9%.
"Sehingga pemerintah optimis pertumbuhan full year 3,7% - 4%," jelasnya.
Jika dilihat ke belakang, pertumbuhan ekonomi pemerintah di pada kuartal ketiga tumbuh mencapai 3,5%. Pertumbuhan didorong dari sektor konsumen yang membaik, dan kenaikan investasi.
"Tentunya di Q4 dengan harapan adanya tingkat PMI yang ekspansif maka kepercayaan konsumen bisa naik di 95,3%, kita lihat juga tingkat pengangguran turun dari 9,7 poin jadi 9,1 di 2021 ini," katanya.
(cha/cha) Next Article Ongkos Pandemi Covid RI Tembus Ribuan Triliun, Ini Rinciannya
