²©²ÊÍøÕ¾

Newsletter

The Fed Makin Yakin Cut rate, IHSG-Rupiah Dapat Obat Kuat Baru

Robertus Andrianto, ²©²ÊÍøÕ¾
16 July 2024 06:57
Ketua Dewan Federal Reserve Jerome Powell berbicara saat konferensi pers di Federal Reserve di Washington, Rabu, 12 Juni 2024.
Foto: Ketua Dewan Federal Reserve Jerome Powell berbicara saat konferensi pers di Federal Reserve di Washington, Rabu, 12 Juni 2024. (AP/Susan Walsh)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ÌýIndonesia -ÌýPasar keuangan Indonesia terkoreksi pada perdagangan kemarin (15/7/2024)Ìýmerespon kekacauan dalam pemilu Amerika Serikat (AS), di mana mantan Presiden Donald Trump mengalami insiden penembakan.

Pasar juga merespon hasil neraca dagang Indonesia. Walaupun mengalami surplus, namun neraca dagang Indonesia kian menipis sehingga membawa sentimen negatif bagi pasar keuangan RI.

Pada perdagangan hari ini, pasar keuangan Indonesia akan digerakkan oleh pernyataanÌýdari kepala bank sentral Amerika Serikat atau The Fed mengenai arah suku bunga dan jelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. Simak ulasan lengkapnya di halaman tiga.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan Senin (15/7/2024), setelah hampir tiga pekan mengalami penguatan.

Hingga akhir perdagangan, IHSG ditutup melemah 0,66% ke posisi 7.278,86. IHSG kembali ke level psikologis 7.200, setelah dua hari bertahan di level 7.300-an.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan mencapai sekitar Rp 8,9 triliun dengan volume transaksi mencapai 15 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 904.049 kali. Sebanyak 255 saham menguat, 320 saham melemah, dan 217 sisanya cenderung stagnan.

Secara sektoral, sektor infrastruktur menjadi penekan terbesar IHSGÌý, yakni mencapai 1,05%.

Sementara itu, rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).ÌýDilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,19% di angka Rp16.165/US$.

IHSG terkoreksi bahkan nyaris merosot 1% menjelang penutupan perdaganganÌýkemarin, setelah adanya penembakan terhadap mantan sekaligus calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada akhir pekan lalu.

Para investor mempertimbangkan dampak dari percobaan pembunuhan terhadap calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ada sedikit kekhawatiran pasar akan dampak dari penembakan tersebut, karena dapat menimbulkan ketidakpastian politik di Negeri Paman Sam.

Namun, penembakan tersebut diperkirakan meningkatkan peluang Trump untuk kembali terpilih sebagai presiden AS.

Sebelumnya, Trump terluka setelah penembakan di kampanyenya di Pennsylvania. Penembakan ini memperpanjang daftar kelam upaya pembunuhan terhadap presiden ataupun mantan presiden AS.

DilaporkanCNN,Trump langsung dievakuasi oleh tim pengamanannya ke mobil SUV dan dibawa pergi. Setelah suara ledakan terdengar, Trump dikatakan sempat terjatuh ke tanah. Dia kemudian dihadang kembali oleh petugas keamanan dan wajahnya berlumuran darah.

Upaya pembunuhan terhadap presiden ataupun mantan presiden AS sudah lama menjadi catatan hitam negara berusia 248 tahun tersebut.

Selain itu,ÌýBPS mengumumkan bahwa neraca perdagangan tercatat surplus US$2,39 miliar. Ini merupakan surplus ke-50 bulan beruntun.

Surplus neraca berjalan ini didorong oleh penurunan impor barang modal dan penolong. Sementara itu, pendorong ekspor bulan Juni adalah eskpor industri pengolahan. Dengan demikian, nilai ekspor RI tercatat lebih tinggi, yakni sebesar US$20,84 miliar dan impor US$18,45 miliar.

Surplusnya neraca ini terbilang di bawah konsensus ²©²ÊÍøÕ¾ yang diperkirakan sebesar US$2,88 miliar.

Hal ini tentu menjadi sentimen yang cukup negatif karena semakin tipisnya neraca perdagangan ini, maka dikhawatirkan terjadi supply dolar AS di dalam negeri akan semakin sedikit.

Saham berjangka AS sedikit lebih tinggi pada hari Senin setelah Dow Jones Industrial AverageÌýditutup pada rekor tertinggi.

Kontrak berjangka terkait dengan rata-rata 30 sahamnaik 42 poin, atau 0,1%. S&P 500 berjangkaÌýdan Nasdaq 100 berjangkaÌýmasing-masing naik 0,2% dan 0,3%.

Sebelumnya hari ini, Dow naik 0,53% ke rekor penutupan. Indeks 30 saham juga mencapai level tertinggi sepanjang masa selama sesi tersebut. S &P 500bertambah 0,28%, sedangkan Nasdaq Compositenaik 0,4%.

Investor bertaruh bahwa upaya pembunuhan yang gagal terhadap mantan Presiden Donald Trump akan menjadi penarik bagi kandidat presiden dari Partai Republik dan partainya dalam pemilu November. Kemenangan Partai Republik dalam pemilu dapat membuka jalan bagi kebijakan pajak dan fiskal yang menguntungkan bagi investor.

Pasar juga melanjutkan rotasinya ke saham-saham berkapitalisasi kecil, dengan Russell 2000naik 1,8% selama sesi Senin. Tom Lee, kepala penelitian di Fundstrat Global Advisors, berpendapat bahwa kenaikan besar minggu lalu untuk indeks saham berkapitalisasi kecil hanya menandai awal dari rotasi yang lebih panjang. Russell 2000 membukukan kenaikan 6% minggu lalu.

"Reli yang dimulai minggu lalu untuk saham-saham berkapitalisasi kecil akan lebih besar dari reli Oktober hingga Desember tahun lalu yang berlangsung selama delapan minggu dan kenaikan hampir 30% untuk Russell 2000," katanya di " Closing Bell: Overtime " ²©²ÊÍøÕ¾. ."

Lee mengatakan bahwa saham-saham berkapitalisasi kecil terlihat relatif lebih banyak dijual, dengan valuasi kali ini bahkan lebih rendah.

"Kami pikir langkah ini bisa memakan waktu sekitar 10 minggu dan mencapai 40%," tambahnya, mencatat bahwa penurunan bulanan dalam pembacaan indeks harga konsumen bulan Juni memberikan "lampu hijau" pada saham-saham berkapitalisasi kecil untuk menguat.

Bank Amerika, Morgan Stanley, Persatuan Kesehatandan Charles Schwabditetapkan untuk melaporkan pendapatan pada hari Selasa sebelum bel. Pedagang juga akan mengamati data ekonomi terbaru, yang mencakup penjualan ritel bulan Juni, indeks harga ekspor dan impor, serta inventaris bisnis bulan Mei.

Pasar keuangan RI akan digerakkan soal ekspektasi suku bunga The Fed dan Bank Indonesia. Investor mencermati peluang adanya penurunan suku bunga.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Senin mengatakan tiga pembacaan inflasi AS selama kuartal kedua tahun ini "menambah keyakinan" bahwa laju kenaikan harga kembali ke target The Fed secara berkelanjutan, pernyataan yang menunjukkan peralihan ke penurunan suku bunga mungkin tidak akan lama lagi.

"Pada kuartal kedua, sebenarnya, kami berhasil mencapai beberapa kemajuan" dalam mengendalikan inflasi, kata Powell pada sebuah acara di Economic Club of Washington. "Kami memiliki tiga pembacaan yang lebih baik, dan jika Anda menghitung rata-ratanya, itu adalah hasil yang cukup bagus."

Harga konsumen pada kuartal kedua naik pada laju tahunan sebesar 2,1%, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang bergejolak, dan indeks tersebut cenderung lebih tinggi daripada indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi yang disukai oleh The Fed. Data PCE untuk bulan Juni baru akan dirilis minggu depan.

"Apa yang kami sampaikan adalah bahwa menurut kami tidak tepat untuk mulai melonggarkan kebijakan sampai kami memiliki keyakinan yang lebih besar" bahwa inflasi akan kembali stabil ke angka 2%, lanjut Powell. "Kami telah menunggu hal itu. Dan menurut saya kami tidak memperoleh kepercayaan tambahan apa pun pada kuartal pertama, namun tiga pembacaan pada kuartal kedua, termasuk satu dari minggu lalu, sedikit menambah kepercayaan diri."

Deskripsi Powell mengenai perekonomian menunjukkan bahwa ia memandang perekonomian dengan cara yang penting sebagai kembali ke keseimbangan yang memungkinkan kembalinya inflasi secara stabil sesuai target bank sentral, dan memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mencoba melindungi sisi lapangan kerja penuh negara tersebut. dua tujuan yang ditetapkan Kongres.

"Tidak ada kelonggaran di pasar tenaga kerja... Intinya kita berada pada keseimbangan sekarang," katanya. Tingkat pengangguran, sebesar 4,1%, hanya sepersepuluh poin persentase di bawah pandangan median pejabat Fed mengenai lapangan kerja penuh yang konsisten dengan inflasi 2%.

"Lihat di mana inflasi berada. Inflasi berada pada angka 2,5%," kata Powell, menyebut jatuhnya inflasi dari puncaknya tanpa peningkatan cepat dalam pengangguran "bertentangan dengan banyak kebijaksanaan konvensional."

Inflasi yang diukur dengan indeks harga PCE pada bulan Mei adalah 2,6%, namun setelah rilis data harga konsumen dan grosir baru-baru ini, para ekonom memperkirakan bahwa rilis berikutnya akan mengalami penurunan menjadi 2,5% atau kurang secara tahunan.

Lalu, pada Kamis (18/7/2024) akan ada rilis data terkait pasar tenaga kerja AS, terutama yang rilis mingguan yakni klaim pengangguran.

Pasar memproyeksi klaim pengangguran akan naik menjadi 235.000 pada minggu yang berakhir 13 Juli 2024, dibandingkan pekan sebelumnya sebanyak 222.000 klaim.

Naiknya klaim pengangguran menjadi sinyal bahwa pasar tenaga kerja AS diharapkan bisa mendingin. Pasalnya di kondisi saat ini ketenagakerjaan di AS masih cukup ketat, sehingga berimplikasi pada inflasi yang cenderung masih lambat melandai sesuai dengan target the Fed di 2%.

Jika pasar tenaga kerja mendingin sesuai ekspektasi, maka peluang kebijakan the Fed bisa menurunkan suku bunga tahun ini akan meningkat.

Arah kebijakan Powell dan The Fed akan mempengaruhi kebijakan suku bunga Bank Indonesia.

Pada Rabu (17/7/2024) ada pengumuman bulanan penting dari Bank Indonesia (BI) yakni Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung dalam dua hari (16- 17 Juli 2024) dan akan diumumkan hasilnya pada Rabu sore hari.

Menarik untuk dicermati bagaimana pandangan Bank Indonesia (BI) terkait kondisi ekonomi terkini, terutama tentang rupiah yang sempat melemah menembus level terpuruk sejak Pandemi Covid-19 dan kini sudah mulai menguat lagi, serta kebijakan suku bunga acuan.

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

  • INDEF menggelar diskusi publik "Menguji Rencana Kebijakan BMAD Terhadap Keramik"
  • Peresmian Produksi Mobil Listrik Pertama dengan Baterai Buatan Indonesia, all-new Hyundai KONA Electric
  • Konferensi pers Bareskrim Polri terkait Kasus Online Scam dan TPPO Jaringan Internasional
  • Insurance Forum ²©²ÊÍøÕ¾

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Ìý

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular